12. Hah?

1.9K 200 17
                                    

"Pak Reno ..."

Amanda melepas tautan bibir antara keduanya. Ini semua terasa salah. Bagaimana mungkin Reno menciumnya? Bahkan pria itu yang memulai mencumbu.

Amanda memandang wajah sang atasan. Tatapannya tak seperti biasa. Gadis itu tak dapat menjelaskannya. Namun, Reno terlihat seperti serigala kelaparan. Amanda takut dibuatnya.

"Pak!"

Pekikan keluar dari bibir sang gadis kala Reno menggendong tubuh rampingnya memasuki kamar. Pria itu menidurkan Amanda di atas ranjang. Sekarang si gadis berada di bawah kuasa Reno.

Reno bergerak menyusuri tubuh wanitanya. Mengangkat baju yang dikenakan oleh Amanda. Hingga nampaklah kulit mulus milik gadis yang masih terdiam tersebut. Sepertinya, Amanda masih belum mencerna apa yang telah terjadi.

"Pak ... kita harus berhenti—"

Tangannya menahan gerakan Reno. Pria itu menghempas tangan tersebut. Malah bergerak makin dekat. Mengikis jarak yang sudah setipis tisu. Bibir Reno berada tepat di telinga Amanda. Bahkan gadis itu merasakan hembusan hangat nafas sang atasan. Membuatnya merinding tak karuan.

"Berhenti panggil aku 'Pak', kita nggak di dalam kantor."

"O-oke, aku minta maaf."

Senyuman terbit dari bibir Reno. "Aku sayang sama kamu, Manda. Sangat sayang. Perasaan aku nggak pernah berubah sama kamu."

Makin merinding Amanda dibuatnya. Tangannya bergerak meremas sprei di ranjang. Merasakan Reno menggesekkan miliknya di bawah sana. Sementara bibir pria itu menjelajah leher putihnya. Amanda menggila sebab Reno mempercepat gerakannya. Erangan tak dapat lagi terelakkan. Gadis itu merasakan miliknya sudah basah.

Reno menurunkan celana yang dikenakan oleh Amanda. Menyisakan celana dalam yang juga disingkirkan oleh si pria. Senyumnya mengembang saat mengetahui bahwa milik Amanda sudah basah dan siap untuk dibawa menuju permainan selanjutnya. Reno belum puas, maka ia memainkan jemarinya. Memuaskan wanitanya, hingga suara laknat keluar dari bibir Amanda.

Tangan Amanda menghentikan gerakan Reno yang akan melucuti baju yang dikenakannya. Membuat alis Reno terangkat, hasratnya sudah diujung tanduk. Matanya semakin menggelap saja.

"Kenapa cuma aku yang buka baju, kamu enggak?" Pertanyaan lucu keluar dari bibir Amanda. Gadis itu tidak sadar bahwa pertanyaan konyolnya meluncur bebas.

Ya ampun, rasanya Reno ingin tertawa, jika saja suasana tidak sepanas ini. Pria itu lantas melucuti pakaiannya sendiri hingga habis. Amanda terkaget-kaget. Astaga, perdana ia melihat tubuh berotot milik Reno. Kalau boleh jujur, Amanda ingin mengelus serta merasakan kokohnya badam Reno. Semua latihan yang pria itu kerjakan telah membuahkan hasil. Netranya menyusuri tubuh si pria dari ujung kepala, turun hingga ... hingga—astaga! Amanda segera menutup matanya. Apa tadi yang ia lihat? Tak pernah sekali pun Amanda berpikir akan melihat milik Reno yang sudah siap tempur. Apa yang selanjutnya akan terjadi?

Amanda berteriak kencang, merasakan benda asing memaksa masuk dalam tubuhnya. Tangan yang bergerak menutup mata kini sudah kembali meremas sprei dengan kuat. Menahan segala hal asing yang baru pertama ia rasakan. Aneh, ini rasa aneh yang baru pertama Amanda rasakan. Lebih aneh lagi, ia menikmatinya.

Reno mengusap air mata yang keluar karena rasa sakit pertama kali di dera wanitanya. Bibirnya kembali menjamah leher Amanda. Malam ini menjadi malam yang tak akam terlupakan bagi mereka berdua.

***

Begitu terbangun, Amanda menggigit bibir bawahnya. Apa yang telah ia lakukan semalam? Dirinya telah bercinta untuk pertama kalinya. Secara sadar! Catat itu, secara sadar! Tanpa pengaruh alkohol atau apapun. Amanda berharap kejadian semalam tidak nyata.

LOVEHOLIC [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang