Amanda kembali menjajakkan kakinya menuju gemerlapnya ibu kota. Amanda tidak lagi bekerja di kantor. Wanita itu trauma sekali, cukup sekali saja ia mencoba bekerja di ruang ber-AC. Kini ia bekerja serabutan. Iya, Amanda menyebutnya serabutan. Karena jam kerja tak tentu, lalu ia bekerja tak hanya satu pekerjaan saja. Belum ada lowongan menjadi asisten artis, jadi Amanda bekerja semampunya. Bekerja menjadi tukang bersih-bersih, setelah lolos di agensi yang menaungi pekerja bersih-bersih. Setelahnya, Amanda menerima pekerjaan sebagai joki tugas anak kuliah. Meski pekerjaan itu tak baik, karena sama saja mengamini kecurangan. Selain itu, Amanda juga menjadi pekerja lepas dalam menulis atau papun yang ia temukan di internet. Bahkan terkadang mencari informasi untuk bekerja di acara pesta. Yang terpenting ia sibuk.
Bagaimana dengan Reno? Tentu pria itu memang gila. Reno betulan menghubungi kedua orang tuanya untuk datang ke ruma Amanda. Membuat kedua orang tua Amanda terkaget, hampir sama terkena serangan jantung. Tiba-tiba saja putri sulung mereka dilamar.
Reno begitu picik, membuat Amanda tak mampu menolak lamarannya. Bagaimana Amanda menolak jika ada Ratna di rumahnya. Reno tersenyum penuh kemenangan saat Amanda menerima pinangannya.
Amanda tak mau kalah, setelah Reno pulang. Wanita itu bergegas merantau lagi, tanpa memberi tahu kemana tujuannya. Hingga membuat Reno kembali kelabakan, mendatangi kampung Amanda lagi. Pulang dengan tangan kosong, sebab keluarga Amanda mengatakan bahwa wanita itu sudah pergi merantau lagi. Namun tak mengatakan alamat tempat tinggalnya.
Reno hanya mampu mengirim pesan dan menghubungi Amanda, layaknya penagih hutang. Padahal Amanda sudah mengabaikannya. Pria itu mengancam jika nomornya diblokir lagi, maka Reno akan menginap di kampung lalu mengatakan ke seluruh warga bahwa mereka sudah menikah. Memang licik sekali!
Mari lupakan sejenak pria itu, sekarang Amanda harus fokus. Ia menjadi ... apa ya disebutnya? Kadang menjaga meja menyambut tamu undangan. Mengarahkan tamu yang ingin memberikan amplop undangan atau via scan QRIS. Kadang menjaga beberapa tempat makanan, dikala penjaganya sedang di kamar mandi. Lelah, sih. Untung saja tak ada yang kenal dengan Amanda di sini.
"Manda ..."
Ya ampun, dari luasnya kota dan jutaan manusia. Mengapa harus bertemu dengan pria ini!
"Silahkan menghampiri mempelai, Pak. Dan berada di ruang pesta. Banyak yang mengantre."
Memang masih banyak barisan di belakang Reno. Dengan terpaksa, Reno menuruti Amanda. Mempersilahkan tamu lain yang mengantre di belakang.
Setidaknya, Amanda dapat bernafas lega. Kali ini ia lolos lagi dari Reno. Sumpah, ia masih ingin sendirian dahulu. Tak ingin berurusan dengan apapun yang berhubungan dengan percintaan.
Amanda harus bekerja hingga jam kerjanya selesai. Dia tidak mungkin lari begitu saja. Setelah jadwalnya selesai, langsung saja ia bergegas pulang. Setelah mengganti bajunya yang sudah bau, tentu saja.
"Manda ... jangan lari lagi."
Tiba-tiba saja tangan Amanda ditarik oleh Reno. Belum juga ia memesan angkutan umum. Ternyata pria ini menungguinya hingga selesai.
Reno menggandengnya menuju mobil. Namun yang terjadi, hanya keheningan diantara dua orang tersebut. Masing-masing masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Jangan pergi, Manda. Aku beneran nggak mau hubungan kita berakhir. Aku sayang sama kamu." Suara Reno terdengar begitu putus asa.
"Aku minta maaf, Manda. Aku benar-benar menyesal. Aku emang salah, seharusnya aku percaya sama kamu. Bukannya ikutan kecewa. Aku mohon, jangan hukum aku lagi. Aku nggak mau kita putus, Manda. Aku maunya sama kamu."
"Hm." Hanya itu yang meluncur dari mulut Amanda.
"Kamu mau maafin aku, Manda?" Reno menatap Amanda dengan binar penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEHOLIC [Tamat]
ChickLitMenjadi kekasih dari Bos super menyebalkan, tidak pernah ada di dalam daftar tugas yang harus Amanda kerjakan.