Hari pernikahan yang ditunggu, akhirnya digelar. Tentu menjadi hari yang membahagiakan bagi sepasang sejoli tersebut. Terutama bagi Reno. Penantiannya selama ini terbayar lunas. Pria itu menikah dengan sang pujaan hati.
Pesta digelar meriah atas permintaan keluarga Reno. Siapa lagi kalau bukan Ratna. Berdalih bahwa pesta tersebut spesial untuk menantu kecintaannya.
Reno tidak masalah jika harus menyalami ratusan tamu. Hanya ada satu tamu yang ia benco setengah mati. Rasanya Reno telah menciptakan musuh baru.
"Tante Cantik, kenapa menikah dengan Om jelek? Harusnya Alden yang menikah sama Tante!" Gerutu si bayi besar.
Kan!
Kenapa Amanda mengundang keluarga Alden, sih? Reno yang keberatan berinteraksi dengan keluarga aneh itu. Hanya Bianca saja yang waras. Sementara suaminya sama seperti Alden, bahkan jauh di atas Alden tingkat menyebalkannya. Mereka menjadi dekat setelah insiden penelantaran Alden kapan hari. Yang berakhir Reno menjadi pengasuh si bayi besar, hampir setiap saat.
Lebih menyebalkan lagi karena Jamal, si ayah dari Alden memberinya hadiah berupa berbagai bentuk celana dalam serta puluhan kondom. Katanya mencegah bayi lahir itu lebih baik. Sebelum menyesal mempunyai anak karena tak siap. Hah, ada-ada saja. Dia menasehatinya setelah mempunyai tiga ekor bayi! Itu menyesal apa doyan?
"Alden kan masih kecil, belum boleh menikah. Nanti kalau sudah besar baru bisa. Kan Alden masih bisa ke rumah Tante."
Bocah yang bernama Alden itu masih cemberut dengan bibir bebeknya. Tangannya sudah direntangkan, tanda agar Amanda menggendongnya. Dengan senang hati mempelai wanita ini menggendong Alden. Duh, semoga bayinya kelak seimut dam selucu Alden.
"Alden mau dicium sama Tante!"
Amanda tertawa pelan, lalu mengecup pipi Alden. Hingga wajah si bayi penub dengan noda perona bibir. Dengan wajah angkuh, Alden menoleh ke arah Reno. Seakan mengatakan bahwa dirinyalah yang berkuasa atas Amanda.
"Aduh, Alden kangen sama Tante, ya?" Amanda mulai menimang si bayi.
"Alden nanti mau bobok sama Tante—"
Reno melotot. Mana bisa? Setelah pesta digelar, tentu akan menjadi malam panjanh baginya dan sang istri. Bukan mengasuk bayi. Tolong siapapun segera bawa Alden si perusuh itu pergi.
"Nggak boleh! Alden kan punya rumah sama orang tua sendiri. Nginapnya kalau—AW!"
Amanda mencubit lengan Reno. Sembarangan sekali mulutnya. Lihat, Alden sudah mulai menangis. Amanda tak keberatan jika Alden menginap. Lagipula, dirinya dan Reno sering menghabiskan malam panas. Tidak usahlah Reno berlagak seperti pengantin baru.
"TANTEEEE! HUAAAAA!"
"Eh, cup cup. Alden boleh menginap sama Tante, kok. Sini-sini Tante cium dulu."
Amanda kembali melayangkan kecupan hingga Alden merasa kegelian. Bayi besar itu lantas memeluk leher Amanda. Pokoknya Alden tidak mau melepaskan Amanda! Tante cantik cuma milik Alden, bukan Om jelek.
Alden terus memeluk Amanda, hingga kedua orang tuanya datang menghampiri.
"Alden, ayo pulang. Tante Manda mau istirahat."
Alden menggeleng keras. "Nggak mau, Mamiii. Alden mau tidur bareng Tante Manda."
Bianca segera mengambil Alden dari gendongan Amanda. Gawat kalau dibiarkan berkeliaran. Mana bisa Bianca membiarkan anaknya mengganggu malam pertama dari Reno dan Amanda.
Alden memberontak, namun tetap patuh digendong. Takut-takut sang ayah marah nanti. Alden menangis kalau sudah dimarahi oleh ayahnya.
"Sekali lagi selamat ya, Manda. Kita pulang dulu, ya." Bianca berpamitan kepada Amanda yang kini menjadi teman barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEHOLIC [Tamat]
ChickLitMenjadi kekasih dari Bos super menyebalkan, tidak pernah ada di dalam daftar tugas yang harus Amanda kerjakan.