29. SKAL Bali

5 2 0
                                    

Kegiatan Studi Kenal Alam dan Lingkungan atau yang lebih sering dikenal dengan SKAL akan segera dilaksanakan. Arunika tidak terlalu bersemangat dengan kegiatan ini. Sebab, ia tetap tidak memiliki teman dekat satu pun hingga dia duduk di kelas 11. Sungguh miris nasib Arunika.

Malam ini Arunika sibuk mengemasi barang-barang yang akan ia bawa. Bunda Sukma sesekali membantu mengingatkan barang apa yang belum dimasukkan ke dalam tas. Andai saja kegiatan itu tidak wajib, Arunika pasti tidak akan ikut.  Jika teman sekelasnya bisa bersenang-senang, Arunika tidak ikut merasakan kesenangan itu.

Besok siangnya, Arunika diantar bundanya ke sekolah. Terlihat beberapa teman sekelasnya yang sudah tiba. Tak lain adalah Asha, Bunga, dan Rania. Arunika mengambil tas miliknya. Kemudian ia mencari tempat untuk duduk yang agak jauh dari ketiga orang itu.

Kemudian ada 2 orang yang datang menghampiri Arunika. Arunika merasa tidak asing dengan wajah keduanya. Ternyata mereka teman satu kelas.

"Hai, aku Vita. Kita boleh berteman?" Tanya gadis itu. Sekilas wajahnya mirip dengan Arunika.

"Boleh." Balas Arunika seraya mengangguk.

"Kalau aku Alisa." Ucap gadis yang satunya lagi.

Mereka memang satu kelas. Namun, Arunika tidak pernah saling menyapa apalagi mengobrol.

Bis yang akan dinaiki telah tiba. Semua siswa berbaris untuk diberi pengarahan terlebih dahulu. Arunika memilih untuk berbaris di bagian paling belakang. Kemudian kepala sekolah memberikan pengarahan agar siswa-siswi mematuhi segala peraturan yang nantinya akan diberikan. Kemudian siswa dilarang membuat ricuh selama kegiatan SKAL berlangsung.

Setelah selesai, Siswa-siswi mulai melangkahkan kaki masuk ke dalam bis. Arunika  tertinggal. Semua temannya sudah masuk ke dalam bis. Duduk di bangkunya masing-masing. Arunika celingukan mencari bangku yang masih kosong. Namun ternyata semua sudah penuh. Hanya tersisa satu tempat duduk, itupun berada di sebelah Bu Tia selaku guru pendamping.

"Nika, duduk sama ibu aja gapapa. Nggak usah sungkan, ini waktunya untuk senang-senang." Ucap Bu Tia.

Dengan ragu-ragu Arunika duduk dengan Bu Tia. Teman-temannya benar-benar tidak ada yang peduli terhadapnya. Sedangkan Vita dan Alisa sudah duduk berdampingan. Terpaksa mereka berdua hanya diam saja.

Sepanjang perjalanan Arunika hanya diam. Ia juga merasa canggung duduk di sebelah Bu Tia. Sedangkan teman-temannya yang lain sibuk bernyanyi bersama dan bersenda gurau.

"Kamu kok diem aja sih, Nika. Kenapa?" Tanya Bu Tia.

"Gapapa kok, Bu. Nika baik-baik aja." Balas Arunika.

Sekitar pukul empat sore bis berhenti di rest area. Siswa-siswi segera turun dari bis. Ada yang berlarian ke toilet ada juga yang memasuki mushola untuk solat. Arunika yang kebetulan tidak solat hanya berdiam diri di bawah pohon. Tidak ada yang menyapanya sama sekali. Arunika menghela nafas gusar. Sekitar setengah jam mereka beristirahat di rest area. Kemudian bis kembali melanjutkan perjalanan.

Sekitar pukul delapan malam, bis berhenti di rumah makan. Siswa-siswi dan guru pendamping turun dari bis untuk menyantap makan malam. Kondisi rumah makan terlihat ramai. Arunika melangkahkan kakinya sendirian. Mengikuti langkah teman-temannya yang mulai mengambil makanan di sebuah piring.

Saat Arunika hendak mengambil piring, Asha menyenggol siku Arunika dengan keras hingga akhirnya Arunika terjatuh. Sontak seluruh siswa-siswi yang berada di rumah makan itu menatap Arunika. Vita dan Alisa yang melihat Arunika sedang dipermalukan langsung menghampirinya.

"Asha, stop gangguin Nika. Dia nggak pernah gangguin hidup kamu." Celetuk Alisa dengan nada marah.

"Halah, kalian bertiga itu sama-sama sampah. Cuma jadi hama yang nggak berguna di kelas." Seloroh Asha.

Kemudian ia mengajak teman-temannya untuk menikmati makan malam mereka. Sedangkan Arunika berusaha bangkit agar tidak semakin merasa malu. Sebab semua pandangan orang-orang mengarah kepadanya. Namun, mereka hanya diam. Tidak ada niat sedikit pun untuk membantu. Setelah selesai acara makan malam, bis kembali melanjutkan perjalanan. Arunika memilih untuk tidur.

Sekitar pukul setengah satu dini hari bis sudah tiba di pelabuhan penyeberangan. Tujuan SKAL kali ini adalah Bali. Pulau yang dikenal dengan keindahannya.
Arunika terbangun. Bis mulai memasuki kapal roro. Kemudian siswa-siswi diminta turun dari bis dan segera naik ke atas memilih tempat duduk yang nyaman selama perjalanan. Beberapa menit kemudian kapal telah bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Arunika segera berjalan untuk kembali masuk ke dalam bis. Setelah itu, bis kembali melanjutkan perjalanan untuk tiba di tempat wisata pertama yaitu, Tanah Lot.

Setibanya di Tanah Lot, Arunika segera bergegas untuk mandi. Ia sudah sangat merasa gerah akibat perjalanan yang cukup lama. Vita dan Alisa langsung mendekati Arunika.

"Selama di sini, kamu sama kita aja ya." Ucap Alisa.

Arunika hanya mengangguk. Setidaknya ini adalah awal dimana ia mulai memiliki teman dekat.

-----

Siangnya, wisata dilanjutkan ke Joger. Pusat perbelanjaan yang terkenal di Bali. Arunika, Vita, dan Alisa sibuk mencari aksesoris lucu yang ingin mereka beli.

"Aku mau bando ini, lucu banget." Ucap Vita dengan semangat.

"Gimana kalau kita couple an?" Tanya Alisa.

"Boleh." Balas Arunika.

Akhirnya mereka bertiga memilih untuk membeli bando yang sama.

Setelah selesai berbelanja, bis kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya yaitu rumah makan. Karena ini adalah waktunya makan siang. Kejadian yang sempat terjadi kemarin malam kembali terulang. Asha menyenggol tubuh Arunika hingga gadis itu tersungkur. Namun, Arunika tidak marah ataupun mencaci Asha.
Hingga akhirnya Bu Tia mengetahui kejadian itu dan menegur Asha.
Setelah kejadian itu, Asha sudah tidak menggangu Arunika. Ia tidak ingin jika nama baiknya selama ini tercoreng karena sikapnya kepada Arunika.

Selesai makan siang, perjalanan kembali dilanjutkan menuju ke tempat wisata GWK (Garuda Wisnu kencana). Terlihat patung yang sangat besar dan gagah itu. Arunika, Vita, dan Alisa sibuk mengabadikan momen itu di kamera handphone. Setelah puas berfoto-foto. Siswa-siswi berkumpul untuk melihat pertunjukan tari kecak. Asha terlihat begitu heboh. Tak lupa ia membuat video vlog dengan mengarahkan kamera handphonenya ke sembarang arah. Tak lupa ia memperlihatkan pertunjukan tari kecak itu pada video vlognya.

"Pinter sih, tapi nggak punya malu." Celetuk Alisa.

Vita menepuk pelan tangan Alisa.

"Nggak boleh ngomong gitu." Nasihatnya.

"Emang bener ya, Vit. Dia itu pinter tapi urat malunya udah putus." Sindir Alisa.

Percuma saja Alisa berbicara seperti itu. Tidak akan ada yang mendengar sebab yang lainnya fokus menonton pertunjukan itu.

Arunika hanya mendengarkan perbincangan kedua teman barunya itu. Terkadang Arunika juga memiliki pemikiran yang sama seperti Alisa. Selesai dari tempat wisata GWK. Bis kembali melanjutkan perjalanan untuk mampir ke rumah makan sebelum menuju hotel. Arunika, Vita, dan Alisa mengambil makanan secukupnya. Setelah selesai mereka segera kembali ke bis.

Setibanya di hotel, Arunika, Vita, dan Alisa satu kamar. Arunika senang, setidaknya ia berada satu kamar dengan teman barunya itu. Teman yang mau mengajaknya berbicara dengan senang hati.

Bersambung....

Spam Next kuyyy
>>>>

Rumah yang Tak Lagi Ramah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang