28. Zifa

313 19 1
                                    

"Aku kangen banget sama kamu, Glava," Samar-samar Nazla mendegar mendengar wanita yang berada di pelukan Glava berucap.

"Kak, siapa?"

Glava melepaskan pelukannya secara paksa lalu menoleh menatap Nazla.

"Kak, siapa?" Nazla mengulang pertanyaannya yang tadi.

"Dia..." Glava menjeda ucapannya sebentar. "Zifa, teman aku,"

"Teman?"

"No! Kenalin gue Zifa calon istri keduanya Glava," Seseorang yang di panggil Zifa itu membantah.

"Zifa, jangan berbicara omong kosong!" Tegas Glava.

"Loh, kenapa? Emang aku salah bicara seperti itu? Kan emang bener Glava aku ini calon isteri kedua kamu," Zifa tersenyum manis menatap Glava.

"Yang ada pahit kali," -Ay.

"Bentar ini yang bener yang mana si?! Temen apa calon istri kedua?!!" Nazla menatap Glava tajam meminta dia agar menjawab.

"Enggak sayang, dia bukan calon istri kedua aku!" Glava menggelengkan kepalanya.

"Di-"

"Nak kenapa berdiri disitu? Ayo masuk," Ucapan Glava terpotong oleh perkataan bunda Rania.

Nazla langsung menghampiri Rania dan mengecup punggung tangannya. "Bunda, dia siapa?" Nazla menunjuk Zifa yang sedari tadi tersenyum manis seraya menatap Glava.

"Dia sepupu Glava," Jawab Rania seraya membawa menantunya itu duduk di sofa.

"Tapi kenapa dia bilang calon istri keduanya kak Glava?"

"Hiraukan saja dia, dia anaknya memang begitu," Kata Bunda Rania.

"Ishh, Bunda kok tega si sama calon menantu bunda ini!" Kesal Zifa seraya mengerucutkan bibirnya.

"Menantu bunda itu cuman satu yaitu Nazla kalau pun ada lagi itu pun bukan kamu dan bukan istri kedua dari Glava!" Rania menatap Zifa galak karena sudah membuat kekacauan di rumahnya ini.

Nazla yang mendegar perkataan bunda Rania pun tersenyum senang karena merasa di bela oleh bunda Rania.

Tapi tetap saja di kesal kepada Glava karena telah membohonginya, katanya tadi teman tapi eh ternyata sepupunya Glava.

••••••

"Naz," Nazla menoleh ke arah belakang ketika melihat siapa yang memanggil ia segera mengalihkan perhatian ke atas menatap jejeran bintang yang menghiasi malam yang gelap ini di angkasa.

Glava terkekeh, dengan perlahan ia mendekati Nazla. "Masih marah, hm?"

"Udah tau masih nanya!"

"Lo kenapa si? Kan udah jelas kalau Zifa itu bukan calon istri kedua gue," Ucap Glava dengan lembut.

"Tapi tetep aja aku kesel sama kakak!"

"Kak Lava udah bohong sama aku, tadi bilangnya kalau Zifa itu temen kak Lava tapi ternyata dia sepupu kakak," Nazla menatap Glava dengan raut wajah kesalnya.

"Yaudah maafin gue yaa,"

"Gak ikhlas," Ketus Nazla.

"Gak ikhlas gimana si?!" Lama-lama Glava jadi ikutan kesal juga.

"Tau ah Nazla cape,"

"Kalau cape tidur atuh,"

"Ishh gak peka banget si!" Nazla menabok lengan Glava.

"Loh salahnya dimana si? Kan tadi lo bilang cape yaudah gue suruh istirahat,"

"AAAA, BUNDA RANIA LIHAT NIH KAK GLAVA NGESELIN BANGET." Teriak Nazla.

GLAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang