26. Gak Mau Pisah

353 16 1
                                    

Akhirnya Nazla dan Glava tiba di rumahnya dengan satu bocah lelaki, yahh bocah kalian tidak salah baca bocah lelaki yang tidak lain adalah Leano.

Mengapa Leano bisa bersama Nazla dan Glava? Jawabannya karna ia tidak mau pisah dari onty kesayangannya jadi terpaksa mereka membawa Leano ikut bersama mereka, sebenarnya hanya Glava yang terpaksa kalo Nazla si ngga.

Leano sedari tadi tersenyum mengejek ke arah Glava karna ia bisa memonopoli Nazla dengan menempeli Nazla setiap saat.

"Nyengir lo bocah," Glava menatap sinis Leano yang duduk di belakang dengan Nazla, ia merasa seperti supir sekarang.

"Ontyy liat tuh om Glava natap Ano sinis mulu," Adu Leano kepada Nazla sambil menyembunyikan mukanya di bahu Nazla.

"Kak Glava jangan gitu!! Kasian Leanonya dia jadi takut sama kaka." Tegur Nazla sedangkan Glava merotasikan bola matanya malas melihat drama yang di mainkan oleh keponakan Nazla itu.

Leano mengintip Glava dengan senyum yang menyebalkan menurut Glava.

Akhirnya setelah perjalanan yang cukup lama mereka sampai di kediaman Glava dan Nazla.

"Heh, Cil bantuin gue bawa ini barang-barang," Suruh Glava kepada Leano sambil menyodorkan beberapa paper bag ke arahnya.

"Gak mau," Tolak Leano. "Om aja sendiri yang bawa, kan om punya tangan ama punya kaki masa gitu doang gak berani bawa." Ketus Leano, enak saja dia di suruh bawa begituan lagi pula dia disini kan tamu bukan babu.

"Ohh berani lo yaa," Raut wajah Glava berubah datar dan nadanya pun terkesan dingin membuat Leano ketar ketir di tempatnya.

"A-apa?" Tanya Leano gugup.

"Bawa ini sekarang atau lo..."

"Gue usir dari sini." Tekan Glava dengan tangan yang masih menyodorkan paper bag itu.

"Iya-iya galak amatt pantes aja ontyy Ala gak betah sama om orang om aja galak kek gini," Gumam Leano.

"Apa lo bilang?!!"

"Gak ada astagfilullah." Leano langsung ngancir masuk ke dalam rumah.

.

.

.

"ANOO!" Teriak Nazla dari dapur.

"IYA ONTYY," Balas Leano.

"Kenapa nty?"

"Bantuin onty buat biscuits ya,"

"Oghkeyy onty."

Mereka mulai membuat biscuits sambil bernyanyi ria.

"Aku butuh pelhatian~" Senandung Leano.

"TAPI TAK KAU HILAUKAN~" Lanjutnya lagi.

"Aku butuh kasih sayang," Nazla juga bernyanyi sambil membulat-bulatkan adonan kue.

"TAPI TAK KAU BELIKAN~" Sambung Leano heboh.

"Aku mau di manja-manja," Senandung mereka berdua.

"Manja-manja~" Ucap Leano.

"Tapi kamu cuek-cuek aja," Lanjut Nazla mencolek lengan Glava yang kebetulan lewat di dekatnya.

Glava memandang Nazla datar, Nazla menampilkan cengirangnya sambil jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Aku BETE sama kamu,"

"Aku SEBEL sama kamu,"

"Aku KEKI sama kamu,"

"Aku BETE BETE BETE~" Kata mereka berdua.

"Aku BETE di cuekin," Ucap Nazla.

"Aku SEBEL di bialin," Leano mengambil sendok menjadikannya sebagai mic.

"Aku KEKI di anggurin," Kata Nazla melanjutkan.

"AKU BETE BETE BETE,"

"Ahh bete." Senandung Nazla sebagai penutup sambil memasukkan biscuits itu dalam oven.

"Yaeyyy akhilnya udah mau jadi," Girang Leano.

"Bentar lagi kan udah jadi gimana kalo sambil nunggu biscuitsnya mateng Leano mandi dulu."

"Temenin ontyy," Rengek Leano.

"Okeyy onty temenin."

"Bi Aza titip biscuitsnya yaa Aza mau mandiin Leano dulu," Pesan Nazla pada bi uni yang berada di dapur.

"Siapp non."

••••••

"Biscuitsnya udah jadi tinggal di nikmatin deh," Celoteh Leano. Nazla hanya tersenyum menanggapi celotehan Leano.

Nazla kemudian membawa biscuits buatannya tadi bersama Leano ke ruang tengah untuk di nikmati bersama.

Mereka terlihat seperti keluarga bahagia pada umumnya dengan Leano di tangah dan Glava di samping kirinya sedangkan Nazla ada di samping kanan sambil menonton dua tuyul botak.

"Gimana enak ga?" Tanya Nazla pada Glava.

"Lumayan," Balas Glava tanpa menoleh sedikitpun.

"Jelass siapa dulu dong yang buat Leano gitu loh sama ontyy Ala," Sombong Leano membusungkan dadanya.

"Yee masih kecil lo udah sombong cil gimana kalo gedenya nanti." Glava Merotasikan bola matanya malas mendengar ucapan Leano.

"Jangan silik-silik nanti cepet mati," Ucap Leano menohok.

Glava tercengan mendengar ucapan Leano begitupun sebaliknya dengan Nazla.

"Za nanti malem gue mau ke markas kemungkinan pulangnya malem," Ucap Glava mengalihkan perhatiannya pada Nazla.

"Ngapain kak?"

"Ada urusan jadi nanti malem gak usah di tungguin lo tidur aja duluan," Pesan Glava.

"Okee."

•••🦊•••

Warningg typo bertebaran⚠️

See you next chapter~


GLAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang