29. Taman

224 17 0
                                    

"Kak, udah selesai belum?"

"Udah,"

Pasutri itu pun turun dan berjalan ke arah meja makan.

"Yukk makan dulu sebelum berangkat."

"Iya bunda,"

Mereka mulai makan dengan hening.

"Nanti kalian udah mau pulang?" Tanya sang kepala keluarga.

"Rencananya gitu si yah,"

"Kenapa tidak lusa saja?"

"Besok keluarga ayah kamu datang," Lanjut sang bunda.

"Gimana?" Tanya Glava menatap ke arah Nazla.

"Aku ikut sama kakak aja, kalau emang kakak pulangnya lusa gapapa,"

"Jadi deal yaa pulangnya lusa," Kata Rania.

"Iya bunda,"

"Yaudah kita berangkat dulu ya nanti telat," Glava mulai mencium punggung tangan Vito dan Rania di ikuti oleh Nazla.

🌷✈🌷✈

"Kenapa gak jadi hujan si?! Padahal tadi udah bagus mendung eh malah cerah lagi," Dumel seorang siswa.

"Sabar Gan bentar lagi selesai ini," Ya, yang mengomel tadi adalah Regan dan di sampingnya ada Sean yang berbicara tadi.

"MasyaAllah ntu guru ceramahnya panjang bener kek rel kereta,"

"Den, lo nonis btw," Peringat Rian yang berada di depan Regan dan Sean. Ia tidak berada di samping Jayden melainkan di samping Glava sedangkan Jayden ada di depannya.

"Maapkeun ane lupahh,"

"Lo gak gosok gigi berapa hari?"

"Seminggu maybe," Jawab Jayden tak yakin.

"Gue saranin habis ini lo pergi gosok gini, sumpah Den mulut lo bau banget njir," Keluh siswa yang berada di samping Jayden, panggil saja dia Bisma.

"Yeuu gini-gini gue tetep ganteng," Bela Jayden.

"Iya, ganteng tapi buat apa ganteng kalau mulut aja bau,"

"Gue ramal pasti bokap lo bangkrut makanya gak sanggup beliin lo pasta gigi," Kata Nevan.

"Kek dilan aja lo!"

"Gini ya, bapak Nevan yang terhormat gue bukan gak sanggup beli pasta gigi malahan pasta gigi di kamar mandi gue banyak cuman gue mager buat gosok gigi," Jelas Jayden.

"Gimana mau punya cewek kalau kelakuan lo aja kayak gitu,"

"Monmaap babang Egan cewek ane banyak,"

"Serius banyak?"

"Banyakan mana cewek lo apa cewek gue?" Tantang Rian menatap Jayden seraya tersenyum smirk. Selain ada Jayden inti ZAXRA yang terkenal playboy cap buaya ada juga Rian yang lebih parah dari pada Jayden.

Untuk Rian sendiri ia bukan hanya memainkan perasaan wanita dengan mengajak mereka pacaran namun ia sudah beberapa kali menidurkan mantan-mantannya. Kalau Jayden ia hanya mengajak para kaum hawa itu pacaran tidak dan tidak sampai menidurkan mereka.

"Itu mah udah jelas lo!" Rian tersenyum kemenangan namun mendengar perkataan Alfa seketika senyum Rian pudar.

"Lo bangga hanya karena mempunyai banyak pacar?," Tanya Alfa datar.

"Lo pikir dengan ngajak mereka pacaran atau bahkan tidur bareng mereka lo udah ngerasa hebat? Perempuan itu harusnya di jaga bukan di mainin kayak mainan yang bisa lo rusak kapan aja." Jelas Alfa masih dengan ekspresi datarnya.

"Kita hidup di dunia cuman sekali jadi kapan lagi bisa gini?!" Bantah Rian.

"Iya, kita emang cuman sekali hidup di dunia tapi semua perbuatan kita di dunia bakal ada balasannya di akhirat,"

"Lo pikir setelah hidup di dunia, hidup lo pada bakal selesai? Nggak! Kita masih hidup di dunia akhirat dan di sana kita bakal mempertanggung jawabkan perbuatan kita disini," Perkataan Sean membuat Rian dan Jaydan terdiam, tidak! Bukan hanya Rian dan Jayden tapi mereka semua.

"Inget bro nabi kita susah ngangkat derajat perempuan biar mereka di hargai," Tambah Nevan.

"Tapi perempuan jaman sekarang seakan gak peduli dengan perjuangan nabi kita yang rela berkorban demi mereka para kaum hawa sampai pertumpahan darah." Lanjut Glava tanpa menoleh ke arah mereka. Ia tetap melihat ke arah depan dimana kepsek HHS sedang memberikan pidato pada mereka.

🌷✈🌷✈

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi para siswa maupun siswi berbondong-bondong keluar dari kelas karena ingin pulang ke rumahnya, hari ini cukup melelahkan bagi mereka.

Nazla sendiri sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah bunda Rania bersama Glava.

"Mau mampir ke taman?" Tanya Glava memecahkan keheningan yang terjadi.

"Gak usah, nanti bunda Rania kelamaan nunggunya terus gak enak juga nanti pas sampe kita telat karna tamunya udah ada,"

"Gak bakal,"

"Lagi pula tamunya malem baru dateng,"

"Gak deh kak,"

"Yakin?" Tanya Glava menaik turunkan alisnya.

"Yaudah deh karna kak Lava maksa, kita mampir ke taman dulu," Glava menggelengkan kepalanya mendegar perkataan Nazla seraya mengacak rambutnya gemas.

"Dasar!"

.

.

.

Suasana taman saat ini cukup sepi karna mungkin ini masih jam pulang sekolah, biasanya taman dekat komplek Glava ramainya sekitar jam 4 sore atau sekitar jam 3 setelah sholat Ashar.

Dan sekarang masih menunjukkan pukul 2 sore jadi taman saat ini lumayan sepi.

"Masih sepi," Keluh Nazla.

"Gimana kalau balik aja? Nanti kita pergi lagi ke sini kalau udah jam 4 pasti di jam segitu udah ramai."

"Gak usah kak, mending disini aja tunggu suasananya ramai,"

Kemudian keheningan melanda, Nazla yang sibuk memperhatikan orang-orang yang ada di taman dan Glava sedang mencari topik.

"Naz, mau beli sesuatu gak?"

"Heum?" Nazla menoleh ke arah Glava. "Umm aku mau gorengan yang disana," Tunjuk Nazla kepada penjual gorengan yang ada di bagian taman.

Kebetulan di taman yang mereka datangi ada beberapa penjual.

"Tunggu disini bentar gue pergi beli dulu," Nazla mengangguk mengiyakan.

Setelah Glava menghilang dari pandangan Nazla, ia mulai memperhatikan sekitar.

Tiba-tiba netranya menatap ke arah seorang anak kecil yang sedang menyebrang di jalanan, kebetulan tempat Nazla duduk agak dekat dengan jalan raya jadi ia bisa melihat mobil atau motor yang melintas di jalan raya.

Nazla tetap memperhatikan anak kecil itu di jalan raya seraya mencoba mengambil anak kucing yang ada di depan anak kecil itu.

Tanpa di duga ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arah anak kecil itu, Nazla sontak berdiri dan berlari ke arah anak kecil itu.

Brak

"NAZLAA!"

•••🦊•••

Haloo gess balik lagi sama akuu
Agak kemaleman gak si updatenya?

Maap yaa kalau updatenya kemaleman soalnya tadi mati lampu terus jaringan wipi ilang, karna aku gak punya paketan makanya aku pake wipi terus tadi betiba aja mati lampu.

Okayy prendd segitu aja yaa babayyy lupyuuu 😘

See you next chapter~~


GLAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang