31. Koma?!

185 16 0
                                    

Alloooo gaess aem kambekkk
Hayoo siapa nich yang pada nungguin kelanjutan ceritanya
Okayy tanpa berlama-lama lagi, kuyy langsung baca.

Happy Reading


"Kondisi pasien saat ini..."

"Sedang dalam keadaan koma,"

"Dokter gak lagi becanda kan?!" Tanya Nevan esmosi eh emosi maksudnya.

"Buat apa saya bercanda dengan hal seperti ini?"

"Berapa lama?"

"Hah?"

"Berapa lama komanya," Jelas Alfa menatap dokter wanita itu datar.

"Sejauh ini kami belum tahu komanya berapa lama,"

"Dan bukan hanya itu saja, setelah terbangun dari komanya sepertinya pasien akan sedikit mengalami gangguan ingatan atau yang biasa disebut dengan Amnesia,"

"Akibat benturan keras yang terjadi saat kecelakaan kemungkinan besar itu yang membuat pasien mengalami gangguan ingatan,"

Glava yang mendegar penjelasan dokter tersebut mematung di tempatnya.

Bagaimana ini? Bagaimana kalau Nazla tidak ingat kepadanya disaat ia sudah mulai membuka hati kepada Nazla.

Apakah ia harus menutup hatinya lagi? Kenapa tuhan tidak adil kepadanya? Disaat ia mulai mempercayai seseorang dan sudah mulai membuka hati untuk seseorang yang selama beberapa bulan ini menemaninya harus mengalami amnesia?.

"Dok, apa boleh kita menemui pasien?" Tanya Nasya mewakili yang lain.

"Boleh buk tapi saya sarankan untuk masuk satu persatu jangan semuanya karena saya takut akan menganggu kenyamanan pasien,"

"Kalau begitu saya permisi," Pamit dokter tersebut.

"Mommy masuk dulu yaa," Ucap Nasya.

Nasya dengan perlahan memasuki ruang rawat Nazla.

Di ranjang pasien Nazla terbaring dengan beberapa alat di bagian tubuhnya dan kepalanya yang di perban serta tangannya.

Nasya berjalan ke arah brangkar Nazla dan duduk di salah satu kursi disitu.

"Sayang, anak mommy bangun yuk nak," Ucap Nasya seraya mengengam tangan Nazla yang terbebas dari infus.

"Ada banyak orang yang nungguin kamu. Kamu gak ada niatan buat bangun, hm?"

"Mommy keluar dulu ya sayang, cepat sadarnya nak," Setelah mengecup punggung tangan Nazla, Nasya mulai keluar dari ruang rawat Nazla.

Melihat Nasya keluar dari ruang rawat Nazla. Glava beranjak dan mulai masuk ke dalam kamar inap itu.

"Na," Lirih Glava.

"Kamu tidurnya jangan lama-lama ya,"

"Aku tahu kamu pasti cape ya ngurusin aku yang nakal dan yang keras kepala ini, maafin aku. Bangun yukk Na."

"Aku bingung jelasin sama keluarga kamu gimana. Aku tahu mereka pasti kecewa banget sama aku karna gak bisa jagain kamu dengan bener,"

"Andai waktu itu aku lebih cepat datangnya kamu pasti gak bakalan kek gini, tapi sayang semua itu hanya kata andai yang dapat aku ucap," Glava terkekeh sesaat mendegar ucapannya.

"Kalau kamu bangun pasti kamu ketawain aku yang bicara pake aku-kamu,"

Tangan Glava terangkat mengelus kepala Nazla yang di perban. "Pasti sakit banget ya, kepalanya? Sampe di perban gini,"

GLAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang