51

831 177 20
                                    

Yang mau baca di karya karsa boleh ya gaes. Di sana update lebih cepat. Okeee

Keyla memencet bel dengan brutal. Ia tidak sabar menunggu pintu di buka. Sedangkan yang punya Apartemen sedang sibuk di dapur.

Mayora mencuci tangan nya sebelum berjalan membuka pintu. Djiwa sedang berada dalam kamar mandi.

Begitu pintu di buka tubuh Mayora langsung terdorong ke belakang. Hampir saja ia jatuh kalau tidak bisa menyeimbangkan badan nya.

Mayora menatap tamu yang ternyata Keyla. Adik nya sendiri. Keyla datang dengan wajah marah dan rambut awut-awutan. Ada apa dengan adik nya ini.

"Sialan lo Mayora. Perempuan murahan tidak tahu diri." Kembali Keyla menyerang Mayora sehingga kali ini rambut nya yang menjadi sasaran.

Mayora tidak sadar saat Keyla begitu cepat menyerangnya.

"Lepas Keyla. Apa-apa an kamu ini hah?" Bentak Mayora memegang rambut nya. Kepala nya kesakitan karena tarikan Keyla pada rambut nya.

"Lo harus nya mati. Nggak usah hidup. Lo udah membuat hidup gue hancur. Lo udah merebut Mas Djiwa dari gue, sialan. Harus nya gue yang menikah dengan Mas Djiwa bukan lo." Teriak Keyla dengan nafas memburu dan wajah merah.

Mayora berhasil melepaskan diri. Ia balas mendorong tubuh Keyla.

Mayora menyugar rambut nya. Ia menatap marah pada Keyla. "Kamu itu sakit apa gila hah? Aku nggak pernah merebut Mas Djiwa. Karena Mas Djiwa sudah menjadi milik ku dari awal. Kamu yang tidak tahu diri. Sadar! Sadar kamu Keyla. Sudah tahu Mas Djiwa tidak pernah menanggapi kamu tetap saja mengklaim Mas Djiwa milik kamu sendiri. Kamu waras?"

Keyla sakit hati mendengar ucapan Mayora. Ia tidak terima.

"Kalau lo nggak balik ke sini. Semua ini nggak akan terjadi brengsek. Lo penyebab semua kebahagian gue hilang. Mati lo!"

Mayora berusaha menangkis tangan Keyla yang seperti kesurupan. Keyla sangat brutal. Mayora sampai kewalahan.

"Ada apa ini?" Djiwa keluar dari kamar setelah mendengar suara keributan. Tidak di duga ternyata istri nya dengan Keyla.

"Lepas Keyla!" bentak Djiwa keras. Barulah Keyla terdiam. Djiwa segera membawa Mayora ke samping nya.

Keyla menatap nanar pada Djiwa dan Mayora. "Begitu tega nya kamu Mas. Kamu sukses menghancurkan perasaanku dan menikah dengan perempuan sialan ini." tunjuk Keyla kepada Mayora dengan bengis.

"Tutup mulut kamu, Keyla. Sudah berapa kali harus saya katakan. Dari awal saya tidak pernah menanggapi perasaan kami dan kita tidak pernah dekat layaknya sebagai pasangan. Jadi, dimana letak nya saya menghancurkan hidup kamu, hah?"

"Tapi, kamu tahu jelas kalau aku mencintai kamu, Mas!"

"Saya yang tidak mencintai kamu. Sejak dulu yang saya inginkan hanya Mayora. Tidak ada yang lain. Harus nya kamu paham dan sadar."

Keyla menangis. Ia benar-benar kelihatan hancur. Perasaan Mayora pun sedih melihat Keyla. Walau bagaimana pun Keyla tetaplah adik nya.

"Brengsek kalian berdua. Aku sangat membenci kalian."

Djiwa menghela nafas nya. "Terserah kamu. Lebih baik kamu pergi ke psikolog. Periksa dirimu, Keyla."

Keyla tambah marah mendengar ucapan Mayora.

"Lo pikir gue gila hah? Lihat aja nggak akan gue biarkan kalian berdua bahagia."

Ujar Keyla menunjuk Mayora dan Djiwa dengan dendam membara.

"Oh ya? Sebelum kamu melakukan itu. Saya dulu yang akan menjebloskan kamu ke penjara dengan pencemaran nama baik dan memfitnah istri saya. Jangan pikir saya tidak tahu kalau kamu dalang nya. Kamu yang berada di balik berita istri saya, Keyla."

Mayora dan Keyla sama-sama terkejut. Mayora spontan menoleh menatap Djiwa. Ia tidak tahu. Djiwa tidak cerita. Mayora menatap sedih kepada Keyla.

"Jadi, kamu yang menyebarkan berita itu, Keyla."

Keyla pun merasa terpojok namun ia berusaha untuk santai dan menaikkan dagu nya tidak bersalah.

"Memang kenapa kalau iya? Berani kamu? Memang benar kamu teman ranjang nya kan?"

Plak!

Suara tamparan itu menggema dalam apartemen. Mayora tidak menduga Keyla akan melakukan hal murahan seperti ini.

"Tega kamu Keyla. Aku ini kakak kamu. Aku nggak menyangka sampai sejauh ini perbuatan yang kamu lakukan."

Keyla tertawa. Sakit tamparan yang baru saja di layangkan kepada nya bukanlah apa-apa di bandingkan sakit hati nya. Begitu lah menurut nya.

"Gue nggak pernah menganggap lo sebagai kakak gue, paham. Di mata gue lo itu sampah dalam keluarga."

Kedua mata Mayora berlinang mendengar ucapan Keyla. Ia masih shock.

"Cukup! Keluar kamu dari sini Keyla. Saya yang akan menjebloskan kamu ke penjara. Tunggu saja!"

Keyla menatap benci sebenci nya pada Djiwa. "Menyesal aku pernah mencintai laki-laki seperti kamu Mas."

"Lebih baik seperti itu. Keluar! Saya tidak akan membiarkan keributan yang kamu ciptakan di sini." bentak Djiwa menunjuk pintu keluar.

Keyla segera berjalan ke luar dari apartemen. Setelah pintu tertutup Djiwa menghampiri Mayora yang masih shock.

"Sayang!"

Djiwa membawa Mayora duduk di sofa. Ia segera mengambil air minum dan memberikan nya kepada Mayora.

"Minum sedikit sayang!" Mayora menurut.

"Apa yang sakit. Kamu terluka nggak?" Djiwa memeriksa tubuh Mayora. Djiwa merapikan rambut istri nya.

"Hati aju yang sakit Mas!" Bisik Mayora pelan. Gerakan Djiwa terhenti. Mayora menatap lekat mata Djiwa.

"Apakah benar Keyla pelaku nya?"

Djiwa menarik nafas kemudian membuang nya pelan- pelan sebelum mengangguk.

"Mas sudah menyelidiki nya. Dan memang fakta nya Keyla yang menyebarkan berita tersebut. Mas sudah dapatkan bukti nya sayang. Sekarang Mas tanya kamu mau melakukan apa sama Keyla. Kamu bebas sayang. Keyla jelas terbukti bersalah. Mas sebenarnya bisa saja menjebloskan Keyla ke penjara saat ini dengan bukti yang Mas pegang. Tapi Mas memikirkan kamu sama keluarga kamu. Mas juga akan bicarakan ini sama Papa dan mencari solusi nya. Gimana menurut kamu?"

Mayora terdiam. Ia masih di landa rasa terkejut. Ia benar-benar tidak menyangka kalau adiknya sampai tega memfitnah diri nya begitu.

"Di sisi lain, Mas juga bersyukur berkat berita itu. Kita menikah. Mas nggak menampik fakta tersebut sayang."

"Aku nggak tahu, Mas. Aku bingung."

"Kalau begitu serahkan semua nya sama Mas ya. Mas akan urus masalah ini."

Mayora kembali menatap Djiwa. "Mama sama Papa pasti akan kecewa dan marah besar kepada Keyla Mas."

"Sudah resiko nya seperti itu. Keyla harus berani mempertanggung jawabkan kesalahan yang telah di perbuat nya."

"Aku nggak mau mereka sedih Mas. Apalagi kalau Keyla di penjara nanti. Aku kasihan juga memikirkan nya. Bagaimana pun Keyla tetaplah adikku, Mas."

Djiwa menatap lekat istrinya yang masih saja memikirkan perasaan Keyla yang sudah berbuat jahat kepada nya. Hati istri nya memang lembut dan baik sekali. Namun Djiwa tidak bisa tinggal diam.

"Kita harus bertindak sayang. Kita nggak bisa mendiamkan kejahatan Keyla. Nanti kita akan cari solusi nya sama-sama. Kita bicarakan sama keluarga dulu. Mas nggak akan langsung bertindak tanpa musyawarah dulu karena mengingat Keyla adik kamu. Kalau orang lain. Sudah Mas jebloskan ke penjara."

Mayoa mengangguk. "Terima kasih, Mas."

"Mas tidak akan membiarkan orang-orang menyakiti istri Mas sekalipun itu keluarga." ujar Djiwa membawa tubuh Mayora ke dalam pelukan nya.

Mayora mengangguk merasa sangat bersyukur memiliki Djiwa sebagai suami nya sekarang. Ia merasa benar-benar di lindungi oleh lelaki nya.

Tbc

14/08/24

Huhhh Keylaa siap-siap kamu. Mau masuk penjara nggak?

Wkwkw

IT'S ME MAYORA [EBOOK DI PLAYSTORE/KARYAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang