45

965 175 16
                                    

"Mba Mayo tolong klarifikasi nya dong. Apa hubungan Mba sama pengusaha Sadjiwa?"

"Please Mba. Klarifikasi sedikit Mba."

"Mba Mayo benar sedang berpacaran dengan Pak Sadjiwa?"

"Mba Mayo tolong kasih tahu kami Mba Mayo berpacaran sama Pak Sadjiwa apa balikan sama William?"

"Apa benar Mba Mayo kemaren ke singapore menemui William?"

Suara-suara berupa pertanyaan dan blitz kamera terus menyorot Mayora saat ini. Steffy sampai kewalahan mengusir para wartawan. Badan Mayora terdorong dan harus berdesakan.

"Maaf, tolong beri saya jalan." Pinta Mayora menatap para wartawan.

"Jawab sedikit Mba Mayo."

"Tolong kasih jalan, Mas, Mba!" ujar Steffy berusaha sabar. Steffy  menarik tangan Mayora berusaha membelah kerumunan.

Sebuah mobil tiba-tiba berhenti. Steffy seperti menyadari pemilik mobil langsung menarik sekuat tenaga nya tangan Mayora.

"Permisi. Permisi!"

Steffy akhirnya berhasil membuka pintu mobil dan membiarkan Mayora masuk ke dalam menyusul diri nya.

Mobil langsung berjalan meninggalkan kerumunan wartawan.

Mayora dan Steffy langsung bernafas lega setelah tidak lagi berada di antara desakan dan kerumunan para wartawan.

"Kasian banget gue lihat kalian di kerumuni para wartawan."

Steffy dan Mayora spontan menatap pemilik suara barusan.

"Gue udah suruh ini anak klarifikasi soal hubungan asmara nya. Tapi sampai sekarang gue kudu harus bersabar terus karena lo nggak mau klarifikasi."

"Masalah nya nggak mudah, Steff."

"Apasih yang nggak mudah. Laki lo seorang pengusaha mida yang sukses, Mayo. Kebenaran itu saja bisa membuat nama lo semakin membubung tinggi. Harus nya lo senang dong. Apalagi ini nama William juga udah di bawa-bawa."

Steffy mengomel. "Atau klarifikasi kalau lo nggak ada hubungan sama Sadjiwa. Beres. Lo nggak bakal di kejar lagi soal hubungan asmara lo."

"Ribet. Kalau gue bilang nggak ada tau nya gue memang pacaran sama Mas Djiwa. Bilang lagi gue ngada-ngada."

"Tau ah. Pusing gue. Lo hubungi laki lo. Minta penjelasan dan kepastian. Lo harus klarifikasi mau hubungan lo di publish atau nggak. Sembunyi aja."

"Nanti gue bicarakan sama Mas Djiwa."

"Nanti malam keputusan lo gue terima."

Mayora mengangguk. Steffy kalau sudah marah dan kesabaran nya mulai menipis memang begini. Tapi, Mayora tidak bisa marah sama Steffy. Karena cuma Steffy yang ia punya selama ini.

****

Makan malam berjalan lancar di kediaman Sangsoko. Semua anggota keluarga hadir.

"Nginap di sini, Nak?"
tanya Hamdan kepada Mayora.

"Nggak, Pa. Aku balik apartemen."

Mayora melirik Keyla sekilas.

"Nginap di sini aja, Kak. Jarang kakak nginap di rumah sendiri." Kenzi ikut menimpal.

"Betul kata Kenzi. Malam ini tidur di sini saja." sahut Ambar.

"Besok pagi aku harus kerja, Ma. Subuh Steffy pasti udah gedor pintu apartemen."

"Nggak papa. Lain kali saja. Rumah ini terbuka kapan saja kamu mau nginap di sini." ujar Hamdan menyudahi. Ia tidak akan memaksa anak sulung nya. Biarlah Mayora dengan ikhlas dan sukarela menginap di rumah ini.

IT'S ME MAYORA [EBOOK DI PLAYSTORE/KARYAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang