52-53

900 174 34
                                    

Jangan lewatkan kesempatan untuk checkout e-book incaranmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lewatkan kesempatan untuk checkout e-book incaranmu. Caranya dengan langsung pesan ke WhatsApp 088809008000.

*Berlaku untuk pembelian e-book Eternity Publishing di tanggal  16, 17, dan 18 Agustus 2024.

Jangan sampai ketinggalan untuk check out ebook semua judul novel ku ya gaesss!!!

****

Keyla turun dari kamar nya. Ia menatap semua anggota keluarga sudah berkumpul. Termasuk kehadiran Mayora dan Djiwa.

Keyla meneguk ludah. Perasaan nya mulai tidak tenang. Semua tatapan mata itu menatap ke arah nya.

"Duduk Keyla!"

Keyla berjengit mendengar suara kemarahan Hamdan dan tegas.

Ambar menatap sedih sekaligus kecewa kepada Keyla yang baru datang.

Keyka pun duduk di samping Kenzi. Ia berusaha tenang dan terlihat santai.

"Ada apa?" Keyla bertanya.

Hamdan meletakkan beberapa kertas dengan keras ke atas meja sehingga berbunyi nyaring.

"Baca!"

Keyla segera mengambil kertas tersebut yang ternyata berisi bukti chat dan nomor rekening atas transferan uang. Keyla melotot. Ia langsung menatap Mayora dan Djiwa. Kemarahan langsung berkumpul di kepala nya.

"Kalian mengadu, huh?" Desis Keyla menatap benci pada Mayora dan Djiwa. Rasa benci nya melebihi rasa cinta nya kepada Djiwa sekarang. Melihat tidak ada peluang untuk nya lagi rasa nya sia-sia Keyla mengharapkan Djiwa. Kebencian itu pun muncul tanpa di minta dan datang secara tiba-tiba.

"Benar kamu yang melakukan nya Keyla?"

Hamdan bertanya pelan namun siapa pun tahu bagaimana nada suara Hamdan saat ini serta tatapan marah Hamdan saat ini.

Keyla mengepalkan tangan nya. Ia tidak berani menatap Hamdan. Ia merasa sebagai terdakwa saat ini. Ia merasa sedang di adili.

"JAWAB KEYLA!" Bentak Hamdan dengan suara menggema.

Keyla pun berjengit kaget mendengar suara bentakan Hamdan.

"Keyla jawab, Nak! Benar kamu yang menyebarkan berita tersebut?" Ambar menatap Keyla dan bertanya dengan lembut.

Keyla mengangkat kepala nya langsung bertatapan dengan Hamdan.

"Iya."

Terdengar suara helaan nafas dalam ruangan tersebut. Hamdan memejamkan mata sembari memijit kening nya. Ambar menutup mulut nya menatap nanar ke arah Keyla.

"Kakak serius melakukan itu? Apa yang ada dalam pikiran Kak Keyla saat menyebarkan berita tersebut?" Kenzi menyuarakan pikiran nya dengan gelengan kepala sulit untuk percaya.

IT'S ME MAYORA [EBOOK DI PLAYSTORE/KARYAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang