22-23

933 179 44
                                    

Double update. Senang nggak nih??

"Serius gue kaget banget lihat lo tiba-tiba udah di depan pintu rumah. Lo sendiri?  Nggak ada yang ngikutin lo kan?"

Mayora baru saja menghenyakkan diri nya di atas sofa begitu mendengar runtutan pertanyaan Rere.

"Lo harus nya buatin minum dulu kek sebelum mem-berondongi gue sama pertanyaan. Gue ini tamu."

Rere berdecak malas sambil ke dapur mengambil minuman untuk teman nya. Ia kembali duduk di hadapan Mayora yang tampak menyandarkan punggung nya.

"Nih minum dulu. Gue lihat lo kehausan." Sindir Rere. Namun ia benar-benar memperhatikan raut wajah Mayora saat ini.

Mayora segera mengambil air minum tersebut dan menandaskan sampai setengah gelas. Saat merasa Mayora sudah tampa santai Rere keduluan oleh pertanyaan Mayora.

"Suami sama anak lo mana?"

"Anak gue udah tidur. Suami gue belum pulang."

Mayora hanya mengangguk menanggapi. Ia kemudian menyugar rambut nya yang tidak di ikat. Masker sama kaca mata pun sudah di lepas nya.

"Serius gue terkejut saat mengetahui pekerjaan lo dan muka lo tersebar luas di media sosial."

"Gue memang sengaja menyembunyikan identitas gue selama ini."

"Lo tahu nggak. Gue ngefans banget sama Mayo yang asli nya ternyata teman gue sendiri. Gue punya koleksi pakaian yang pernah lo peragakan. Tapi nggak banyak sih. Menjerit dompet gue melihat harga nya."

"Nanti bakal gue kasih baju-baju yang nggak pernah gue pakai."

Rere tersenyum lebar. "Boleh. Boleh banget. Gue menampung bekas pakaian orang apalagi dari model nya sendiri. Nggak bakal nolak gue mah." Rere tertawa senang. Mayora pun tersenyum tipis.

"Tapi asli Dian pun nggak pernah cerita profesi lo. Gue sempat nanya sih udah lama tapi dia bilang nggak tahu."

"Gue juga baru setahunan ini komunikasi sama Dian."

Rere tampak menghela nafas. "Gue yakin kalau sekarang lo pasti di kejar-kejar pencari berita. Hidup lo nggak bebas lagi.  Di indonesia ini kalau udah fans itu parah banget bisa sampai hal terkecil pun di cari tahu. Bahkan ketemu di jalan aja lo bisa di setop hanya untuk sekedar minta foto. Tapi nggak semua juga sih ada juga yang cuek nggak mau tahu."

"Gue udah ambil keputusan kalau akan mempublish wajah asli gue, Re." ujar Mayora memberitahu.

"Kalau menurut gue sih ya nggak papa. Gue baca komentar berita berita di luar sana. Rata-rata mereka memuji kecantikan lo. Jelas lah wajah glowing begini siap yang nggak terpesona apalagi para kaum lelaki kan."

"Makasih ya, Rere." tatap Mayora memutar bola mata nya. Rere tertawa.

"Tapi memang betul sih pendapat gue kan. Lo cantik. Badan bagus. Body goal banget. Nggak ada cacat sedikit pun. Jerawat aja lo nggak punya tuh satu pun. Ya jelas lah orang bakal semakin memuji lo."

Mayora meringis ngilu. Entah kenapa ia malas sekali kalau sudah bahas puji-puji begini. Bukan nya nggak bersyukur tapi lebih ke nggak nyaman buat dirinya.

Dua jam Mayora di rumah Rere sambil ngobrol santai dan membahas kenangan masa lalu. Mayora pulang begitu jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Rere sudah menawarkan makan. Namun mayora menolak. Di sedang tidak ingin makan nasi malam-malam begini.

Saat di perjalanan. Mayora melihat warung bakso yang cukup sering di datangi nya saat masih bersama Djiwa dulu. Mayora pun segera memarkirkan mobil dan pengen makan bakso

IT'S ME MAYORA [EBOOK DI PLAYSTORE/KARYAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang