35-36

902 174 36
                                    

Double update yaaa.....
Mau baca lebih cepat? Di karyakarsa aja yahh.

"Keyla kamu ini bicara apa? Mayora itu Kakak kamu. Jangan ngomong sembarangan."

Saat ini seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di ruang tamu. Duduk bersama.

"Aku nggak bicara sembarangan Ma. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri." Jawab Keyla berusaha menahan intonasi suara nya ketika melihat tatapan tajam Hamdan.

"Kamu melihatku tidur dan melakukan itu dengan Mas Djiwa hah?" Mayora langsung nyeletuk. Menghunuskan tatapan nya kepada Keyla.

"Gue memang nggak lihat. Tapi semua orang pasti akan berpikir kalau kalian begitu. Kalau tidak ngapain lo menginap di apartemen Mas Djiwa? Hah?"

Mayora terkekeh sini.

"See? Pikiran buruk memang akan selalu membuat orang nya pun tampak buruk." jawab Mayora.

"Seperti nya aku harus pergi. Masalah ini tidak perlu di perpanjang. Bukan juga urusan kamu Keyla. Jangan limpahkan kemarahan kamu kalau Mas Djiwa tidak mempunyai perasaan sama kamu. Bangun! Laki-laki bukan hanya Mas Djiwa saja di dunia ini."

Mayora segera bangkit.

"Mayora duduk. Kita belum selesai bicara, Nak." sela Ambar.

"Biarkan Mayora pergi. Masalah ini memang tidak perlu di perpanjang."

Mayora spontan menatap Hamdan dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Terima kasih, Papa. Aku pergi!"

"Hati-hati."

Mayora mengangguk. Ia segera pergi dengan hati kesal terhadap Keyla.

"Aku nggak nyangka kak Keyla bisa memfitnah Kak Mayora seperti itu?"
Ujar Kenzi pelan.

"Tidak ada yang mempercayai ku di rumah ini. Semua orang berpihak kepada Mayora. Padahal di sini aku yang tersakiti.'

Keyla tertawa miris. "Siapa yang menyakiti Kakak. Kakak sendiri yang membuat diri kakak seperti ini. Jangan playing victim lah. Kalau Mas Djiwa tidak mempunyai perasaan yang sama terhadap Kak Keyla. Ya Kakak harus terima dengan ikhlas. Aku sudah beberapa kali memperingati Kak Keyla. Tapi apa? Kakak tetap keras kepala."

Setelah berkata seperti utu, Kenzi segera meninggalkan Keya.

"Papa kecewa sama kamu Keyla."

Hamdan juga meninggalkan Keyla bersama Ambar.

"Mama juga mau menyalahkanku?"

Ambar menarik nafas kuat-kuat dan membuang nya pelan-pelan.

"Mama nggak mau melihat kamu sama Mayora bertengkar seperti ini. Kalian berdua anak Mama. Putri Mama. Nak, perasaan tidak bisa di paksakan. Kamu marah melihat Mas Djiwa sama Mayora. Mama paham. Tapi kalau kamu begini sama saja dengan menyakiti diri kamu sendiri. Benar kata Mayora. Laki-laki di dunia ini bukan hanya Mas Djiwa saja. Banyak di luar sana. Kamu bisa kenalan dan memulai hubungan dengan laki-laki yang mencintai kamu."

"Tapi aku cinta nya sama Mas Djiwa."

"Djiwa nya nggak mencintai kamu, Keyla. Kamu harus sadar."

"Kenapa? Kenapa Ma? Apa kurangku? Kenapa setiap yang aku suka harus di ambil Mayora. Kenapa?"

"Maksud kamu gimana?" Ambar menatap lekat Keyla yang terdiam.

"Percuma aku jelaskan. Mama juga bakal lebih membela Mayora. Sekarang perempuan itu adalah anak kesayangan Mama dan semua orang di rumah ini."

"Keyla jangan bicara begitu!"

"Aku capek. Mau istirahat!"

Ambar menghela nafas saat melihat Keyla sudah pergi dan meninggalkan diri nya yang kebingungan menghadapi sikap Keyla kali ini.

IT'S ME MAYORA [EBOOK DI PLAYSTORE/KARYAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang