"Iya Bunda, ini Nero udah di Apartemen mau bobo."
"Bunda penasaran deh kamu ke Semarang nemuin siapa sih? Kamu punya pacar gak cerita ke Bunda? Kamu udah gak sayang sama Bunda??!"
Nero menjauhkan telinganya saat suara Bunda Valerie melengking di ponselnya saat panggilan mereka tengah tersambung. Bunda sampai menspam nomernya karena Nero telat balas 2 jam saja.
"Ada Bunda, dia cewek. Partner olimpiade Nero kemarin."
"KOK KAMU GAK CERITA APA-APA KE BUNDA?"
"Iya Bunda cantik, nanti pulang Nero ceritain deh janji. Ini Nero mau bebersih dulu abis itu istirahat yaa."
Nero menghela nafas lega saat panggilannya sudah terputus. Dia segera melepas pakaiannya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Matanya terpejam lelah, namun pikirannya masih tertuju pada Lavanya. Sampai sekarang Nero masih belum percaya kalau gadis itu anak orang kaya.
Pantas saja saat dulu Jessica memarahi Lavanya karena dekat-dekat dengan dirinya, gadis itu berani melawan. Ternyata selain memang sifatnya yang pemberani, dia bukan gadis biasa-biasa saja.
Lavanya: lo udah di Apartemen?
Nero: udah, kenapa, kangen?
Lavanya: PD BANGET. gue cuman gamau lo kenapa-kenapa terus gue yang disalahin
Nero: udah sayang
Lavanya: najis banget GELI
Nero: eh bilangin ade lo dong, tanding basket sama gue
Lavanya: gak bisa lah, besok aja dia sekolah
Nero: oh iya ya, pulangnya jam berapa emang?
Lavanya: jam 11 kayaknya, gatau juga gue
Nero: kalau jam segitu masih bisa sih. besok lo pulang ke Jakarta juga kan?
Lavanya: iya pulang, cuman belum pesan tiket kereta
Nero: ngapain pesan tiket? pulang sama gue naik mobil
Lavanya: hahh? lo serius?
Nero:
lihat muka gue kelihatan becanda ga
Lavanya: kayak orang cabul
Nero: tai lo. gue serius, nanti pulang bareng gue. gue yang izinin ke Ayah lo
Lavanya: boleh, irit duit🤲🏻 makasih tumpangannya
Nero: orang kaya tapi miskin
Lavanya: HEMAT ANJING
KAMU SEDANG MEMBACA
NERO LAVANYA [SELESAI]
Teen Fiction"Kalahin gue dulu di semester ini, gue turutin 1 permintaan kalau lo berhasil kalahin gue." Nero dan Lavanya adalah dua rival di sekolah, bersaing ketat untuk meraih peringkat 1. Nero yang selalu unggul membuat Lavanya bertekad mengejarnya, dan pert...