4! + 3! - 1 Takut Cemburu

9.6K 974 458
                                    

       Praktek Anfisman selesai di jam setengah 11 bergantian dengan shift 2. Lavanya segera menuju ke parkiran, mengambil motor scoopy nya berniat segera pulang ke perumahan.

       "Kamu langsung pulang?" tanya Amora. "Iya nih, apa mau nongkrong aja kita?"

       "Boleh, aku juga males kalau harus pulang ke Apart, baru jam segini juga," kata Amora mengiyakan.

       "Kita cari makan dulu apa gimana? Ke mall mau gak?"

       "Boleh, aku pengin beli baju sekalian make up." Amora berujar lagi, "Tapi gamungkin kita sendiri-sendiri Lavanya, pake mobil aku aja. Kita pulang ke perumahan kamu dulu taruh motor kamu."

       "Boleh."

       Lavanya dan Amora pulang terlebih dulu dengan kendaraan masing-masing, Amora mengikuti arah motor Lavanya menuju perumahan panorama.

       "Udah, ayo." Selesai memasukkan motor ke dalam rumahnya, Lavanya segera masuk ke mobil Amora.

       "Let's goo."

       Lavanya melirik Amora. "Kita mau makan apa?"

       "Eumm, ramen mau gak?"

       "Boleh sih, boleh-boleh."

       Sejak hari itu keduanya semakin dekat, tak jarang tiap Mata Kuliah selesai lebih awal mereka pergi jalan-jalan untuk sekedar mencari makan atau membeli make up dan barang-barang lucu.

       Sampai di mall, Lavanya dan Amora pergi ke Miniso, melihat barang berwarna soft dengan bentuk lucu-lucu. Lavanya dibuat salah fokus dengan dompet couple berwarna pink putih.

 Lavanya dibuat salah fokus dengan dompet couple berwarna pink putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       "Ihh lucu banget," pujinya.

       Amora ikut salah fokus. "Iya ih bagus, ayo beli, couple kita."

        Lavanya mengangguk setuju, keduanya membayar dompet, serta pakaian yang mereka ambil.

        Selesai makan ramen, mereka memilih untuk pulang karena hari sudah mulai siang. Lavanya dan Amora juga lelah mengerjakan laporan serta praktek hari ini. Belum lagi harus mengerjakan laporan resmi nantinya.

       "Eh bentar, itu Nero bukan sih?"

       Lavanya mengikuti arah pandang Amora yang tengah menyetir mobil lebih leluasa melihat sekitar. "Iya, itu Nero."

        "Dia boncengan sama cewek, kamu tau ceweknya?" tanya Amora, Lavanya menggeleng bingung.

         Bahkan Nero tidak mengabari apa-apa padanya.

         "Gatau, mungkin teman kelasnya kali. Kelihatan ramean begitu. Tapi kalaupun ada something ya gapapa, aku sama dia gak ada hubungan apa-apa juga."

NERO LAVANYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang