√36 Video Call

13.4K 1.1K 77
                                    

        Lavanya keluar dari kost untuk mengambil pesanan yang dia beli di gojek untuk makan malam. Ayam richeese satu ekor yang kerap kali lewat fyp tiktok-nya membuat Lavanya ngiler kepengin.

       Untuk malam ini makan enak dan sedikit mahal kayaknya gapapa kan? Uang hasil malak dari Nero juga masih sisa banyak kok.

       "Makasih Pak."

        Lavanya kembali mengunci kamar kostnya lalu masuk untuk menikmati ayam yang dia inginkan sejak lama. Biasanya dia mentok gofood gacoan kalau malam-malam lapar, tapi kali ini pengin yang mahalan dikit biar kayak orang kaya.

       Siapa yang kalau makan harus sambil liat video random di Tiktok? Atau nontonin mukbang? Lavanya orangnya, gadis itu harus sambil nonton kalau makan sendirian. Beda lagi kalau makan sama orang lain, karena akan dibilang gak sopan kalau fokusnya ke ponsel.

 Beda lagi kalau makan sama orang lain, karena akan dibilang gak sopan kalau fokusnya ke ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Lavanya tidak berhenti bilang enak setiap suapan masuk ke mulutnya. Gadis itu pandai mensyukuri apa yang ada. Apalagi tadi siang abis makan pizza, gratis lagi.

       Video di Tiktok-nya terhenti saat ada panggilan masuk dari Nero. Gadis itu mendengus kesal merasa tontonannya terganggu. "Ngapain sih lo nelfon-nelfon gue?!" galaknya ngegas.

        Nero yang baru saja selesai belajar itu menjauhkan ponselnya dari telinga mendengar suara melengking Lavanya hampir merusak gendang telinganya.

        "Lo emang gabisa ya lembut sekali aja sama gue?"

         "Gak," ketus Lavanya. "To the point ah, gue mau nonton Tiktok, lagi makan juga lo ganggu banget tau."

         "Gue call karena mau nanya. Soal yang dikirim sama Bu Safira di jam 7 tadi udah lo isi?"

          Mendengar ucapan Nero, kunyahan di mulut Lavanya terhenti. Gadis itu buru-buru mengecek pesan di WhatsApp yang belum dia buka sejak masuk kerja tadi. "HAHHH?! 30 SOAL?!"

         "Gue baru buka pesannya, gue gatau kalau disuruh ngerjain."

          Nafsu makan Lavanya mendadak hilang melihat banyak soal yang harus dia kerjakan untuk besok pagi. Terlebih kini sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.

         "Kayaknya Bu Safira ngasih kita soal yang beda, coba lo kirim aja soal-soalnya ke gue. Biar gue bantu."

         Kening Lavanya tertaut curiga. "Tumben lo baik?"

         "Kita kan satu team o'on."

         Lavanya mengangguk meski Nero tidak dapat melihatnya. "Abis itu musuhan lagi ya."

          "Iya siap."

          "Makasih Nero."

          "Makasih buat?"

NERO LAVANYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang