4² + √25 Harapan Yang Bahagia

9.6K 982 136
                                    

        "NERO GUE KETERIMA DI UGM!"

       Teriakan Lavanya terdengar begitu nyaring di panggilan suara. Nero sempat menjauhkan ponselnya saat telinganya berdengung. "SERIUAN LOO?" Nero ikut excited meski terlambat.

       Lavanya mengangguk, meski tidak dapat Nero lihat. "BENERAN, SUMPAH GUE BAHAGIA BANGET NERO."

       "Selamat Lavanya, gue ikut senang dengernya."

         "Terima kasihh. Lo sendiri? Pasti keterima di UI kan??"

         Hening, tak ada jawaban dari pertanyaan yang terujar. "Nero? Hai? Masih di sana?"

         Tersadar, Nero mengedipkan mata lalu menjawab, "Iya, masih."

          "Gimana?"

          "Gue gak di UI," jawab Nero.

          "Nero? Gak mungkin lo ketolak kan?" Nada bicara Lavanya berubah lemas, ikut sedih mendengar Nero tidak masuk ke Universitas Indonesia.

         "Heum, gapapa sih sebenernya, karena emang gue gak jadi milih UI."

        "Lah, gimana? Katanya lo mau di UI."

        "Gue jadinya di UGM Lavanya," kata Nero berhasil membuat Lavanya shock. "SUMPAH?! BERARTI KITA SATU UNIV?! Demi apaa?!"
   
          "Yaps, pilihan gue mantap di UGM. Kabar ini hadiah yang sempat gue sebutin kalau lo bisa kalahin gue di kelulusan, karena gue tau lo pasti gabisa LDR kota sama gue kan."

         "PD BANGET! Tapi serius gue shockkk, gue seneng banget dengernya Nero. KITA BAKALAN SATU KOTA LAGI DONG?! OMG gue speechless."

          "Iya, kemungkinan gue bakalan ngekost di Yogyakarta."

          "Serius?!! Gue jugaaa."

          "Kalo kayak gitu, kita cari kost yang deketan aja nanti."

          "Gue setuju."

          Nero dan Lavanya udah excited banget ngebahas kost-kost an yang jaraknya tidak jauh. Meski belum meminta izin pada kedua orang tua, mereka berdua sudah mencari-cari kost di Yogyakarta.

          "GAK!" tolak Valerie dan Drake langsung tidak setuju saat Nero bilang akan ngekost di Yogyakarta.

         "Why Bun? Nero mau kuliah di sana, ambil FK."

          "Bunda gak setuju kamu ngekost, sayang beliin rumah sekarang di perumahan dekat kampus Nero. Aku gak mau anak kita kesusahan selama jauh dari kita."

          Speechless, mulut Nero terbuka membentuk huruf O saking gak habis pikir dengan kedua orang tuanya. Dia pikir Ayah Bunda melarang kuliah yang letaknya jauh dari rumah, ternyata karena Nero tidak diizinkan menjadi anak kost.

        "Minimal apartemen, orang Ayah kamu uangnya banyak kok," kata Valerie lagi.

        Drake mengangguk setuju. "Kita beliin kamu rumah aja selama kamu kuliah di sana."

        "Ayah Bunda serius?" cicit Nero masih tidak percaya.

       "Serius sayang, nanti kamu ke Jogja semua udah siap. Bunda gak mau kamu pusing-pusing nyari kost, belum lagi kalau akhir bulan. Uang Ayah kamu masih banyak, kalau bukan kita yang ngehabisin, siapa lagi?"

        Nero tidak bisa berkata-kata lagi. "Jadi Nero gaboleh ngekost?"

        Valerie menggeleng mutlak. "Gak boleh."

NERO LAVANYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang