2x - 4! = 4? Mulai Dekat

12.4K 1K 147
                                    

       "Kalian kenal?"
  
       Valerie menatap Drake heran pasalnya pulang-pulang melihat Lavanya langsung mengenali gadis itu, padahal dirinya saja baru bertemu Lavanya.

       Drake mengangguk seraya tersenyum senang. "Dia yang waktu itu ngelayanin aku beli milk bun di Queena Cakery sayang. Ramah banget anaknya."

      "Gak nyangka Om Ayahnya Nero, pantesan aja pesanannya sama kayak yang biasa Nero beli Om."

      "Iya waktu itu Bundanya Nero minta dibeliin milk bun saat saya pulang dari kantor sekalian."

       Valerie terdiam dengan isi pikirannya, 'Lavanya bukan anak orang kaya?'.

      "Loh kamu kerja?" tanya Valerie cukup kaget.
  
       Lavanya mengangguk. "Iya Tant,  kemarin sempat kerja part time, cuman kalau sekarang udah gak boleh sama Ayah. Jadi udah gak kerja di situ lagi akunya."

       Bohong kalau ada yang bilang orang berada bisa menerima orang biasa-biasa saja. Nyatanya kita hidup berdasarkan realita, mereka yang kaya juga mencari yang setara. Mungkin kalau pun mertua menerima, dengan setengah hati, kecuali kita berada dalam sebuah sinetron.

       Valerie gak munafik, dia ingin Nero mencari gadis dari keluarga yang berada. Meski dia tidak melarang Nero jatuh cinta dengan siapapun, tapi harapan Valerie gadis itu dari keluarga yang mampu. Karena sejak kecil, Valerie hidup serba ada.

       "Awalnya aku ngekost di Jakarta Tante, cuman sekarang dibeliin rumah sama Ayah di sini, biar gak perlu ngekost lagi," jelasnya seraya tersenyum.

       Mendengar itu, Valerie bernafas lega karena yang dia pikirkan ternyata salah. "Ohh Ayah kamu kerja apa Lavanya? Sampai bela-belain beli rumah di Jakarta buat kamu tinggal di sini."

        "Ayah punya perusahaan penerbitan buku Tan, namanya Nirmala_Publishing."

         "Lohh seriusan?" kaget Drake. "Bukannya film yang kemarin booming banget di bioskop hasil terbitan novel Nirmala_Publishing?"

         Lavanya mengangguk mengiyakan ucapan Drake. Dia dengan bangga menceritakan pekerjaan Ayahnya yang sudah sehebat itu menjalankan perannya. "Iya benar Om. Om kok tau?"

        "Kamu anaknya Mahendra dong?"

         Lavanya dan Valerie hanya saling bertukar tatap bingung. Pasalnya bagaimana bisa Drake mengenal Ayah Lavanya padahal belum pernah gadis itu kenalkan.

       "Iya kok Om bisa tau?"

       "Beberapa bulan lalu pernah ada meet antar CEO perusahaan, ya baru saling kenal satu sama lain, tapi gak deket banget," kata Drake menjelaskan.

       "Ohhh aku pikir Om kenal dekat sama Ayah."

       "Kalau jadi besan mungkin bisa dekat Lavanya."

       Ketiganya sama-sama tertawa. Keluarga Nero ternyata seasik itu, terbukti Lavanya yang mudah berbaur tanpa merasa canggung padahal ini kali pertamanya dia mengobrol dengan orang tua cowok yang tidak punya hubungan spesial dengan dirinya.

***

       Sejak hari itu Nero trauma makan gacoan level 8. Hampir 3 hari cowok itu buang air besar dalam kondisi cair hingga membuat kesehatannya menurun dan terpaksa harus diinfus karena kekurangan cairan.

       Niat hati ingin izin 1 hari saja ke Semarang, kini hampir 1 Minggu Nero tidak masuk kelas malahan masuk Rumah sakit.

       Nero sudah rindu mengerjakan soal-soal Matematika, dia rindu sekolah, rindu tugas, rindu ujian, dan rindu Lavanya.

NERO LAVANYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang