"Aku tahu. Makanya, aku sengaja pergi (kabur)."
"Kenapa? Kita nggak pernah tahu kapan lagi kita akan mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Bibi Diana."
Enoch tinggal sendirian bersama kakeknya (Duke Jade Gray) di kediaman Duke Gray, terpisah dari orang tuanya. Memburuknya hubungan Diana dengan Duke Jade Gray menyebabkan dia (Diana) menolak untuk tinggal bersama kakek Enoch
Kalau Bibi Diana diusir begitu saja kali ini, tidak ada kepastian kapan mereka (Diana + Enoch) akan bertemu lagi, terutama karena penyelidikan Hutan Kratyn ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya tiga tahun.
"Aku mengerti. Tapi tidak baik jika ibuku memarahiku tanpa mengetahui keadaanku dengan benar, teruma sekarang."
"Kau marah pada bibi Diana?"
"Aku marah! Ngapain juga aku malah belajar pedang...." Wajah Enoch berubah seperti akan menangis. Wajah pria itu, (yang biasanya) menyerupai seseorang yang tidak akan meneteskan setetes darah pun meski ditusuk. Berubah menjadi wajah seorang anak berusia tujuh tahun yang hamper menangis. Membuatku bingung kepalang.
"Hei, hei. Kenapa?"
"Berisik, Cherry. Pergi saja sana."
Rasa malu yang semu-semu tampaknya menyelimuti Enoch saat dia mendorongku menjauh dengan wajah memerah. Itu adalah wajah yang ingin ditangkap kamera jika ada di dunia ini (dunia yang sekarang dimasuki Cherry).
"Kenapa kau marah?" Menanggapi pertanyaanku, Enoch melirikku dengan wajah gelisah.
".....karena kau bilang, kau tidak ingin belajar pedang."
Aku terdiam mendengar tuduhan yang tak terduga itu. Kenapa dia tiba-tiba dia menyalahkanku begini?
"Karena aku?" Di tengah kebingunganku, Enoch tiba-tiba melotot tajam ke arahku.
"Iyalah. Itu semua karenamu, Cherrya Emblem."
Kenapa jadi salahku?! Ungkapan orang yang tak bisa berkata apa-apa saat bingung itu memang benar adanya. Pikiranku langsung jadi kacau. Aku tak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana menanggapinya. (si Enoch ni minta ditonjok lagi pa gimana ha? (': )
"Anu...."
"Kenapa kau tidak belajar pedang?" Enoch tampak kesal. (Baginya) rasanya sangat tidak adil dan menyebalkan karena aku tidak belajar pedang.
"Apa hubungannya denganmu?"
"Ya ada lah! Aku Gray dan kau Emblem."
"Terus? Kenapa itu jadi penting? Emangnya tertulis dalam hukum kekaisaran kalau kau seorang Emblem, kau harus belajar pedang dan bertarung dengan Gray?" (mantap. kasih paham dek Cherry!)
Di titik ini, aku perlahan mulai panas (emosi) dan frustasi. Mengabaikan harapan-harapan halus keluargaku sudah menjadi tantangan tersendiri (bagiku, mulai) sekarang. Di kehidupanku yang sebelumnya, karena didorong oleh rasa keadilan yang tak berguna, aku hidup seperti ngengat yang terperangkap, meski orang-orang di sekitarku khawatir.
(Aku) mencoba hidup nyaman bersama keluargaku yang sekarang. Yang ku alami sebelumnya itu terlalu menyulitkan.
"Entah aku belajar pedang atau tidak, fakta kalau aku adalah Cherrya Emblem tidak berubah. Jadi, kenapa semua orang (menyuruhku) melalukan itu?!"
"Itu beda! Setidaknya bagiku!"
"Apa?"
"Jika kau tidak belajar pedang, aku tidak akan pernah bisa mengalahkan Cherrya Emblem. Lalu ibuku......" Enoch berhenti berbicara sejenak (seperti sedang tersedak), lalu menundukkan kepalanya dalam-dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
|MUSUH KOK MALAH TUNANGAN|
Historical Fiction[NOVEL TERJEMAHAN PENGGEMAR] Karya ini murni bukan milik saya. Saya hanya menerjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. Seluruh kredit karya ini mutlak milik author. Judul: Enemies Meet at the Engagement Ceremony Author: Lee Seorae Releas...