CH 26

7 1 10
                                    

"Aku tidak menyangka kalau Putra Mahkota begitu menyukai Emblem."

"Memang sangat sulit untuk tidak menyukai Emblem di kerajaan ini."

Seperti yang diduga, para bangsawan mulai bergumam saat mendengarkan percakapan ayahku dan Putra Mahkota. Wajah Jade Gray mengeras terlihat menakutkan saat mendengar suara-suara itu dan itu membuat semua orang terdiam.

Meskipun sudah tahu, ayahku tetap melanjutkan pembicaraan dengan Putra Mahkota, berpura-pura tidak tahu. "Karena itu adalah properti budaya bersejarah yang melambangkan persahabatan lama antara keluarga kekaisaran dan Emblem. Kami bahkan belum menunjukkannya pada Cherry. Jadi, ketika Yang Mulia meminta kepada Duke di nanti, mohon izinkan Cherry menemani Yang Mulia untuk melihat-lihat."

"Tentu saja. Apa yang disukai Duke Emblem? Aku tidak bisa pergi dengan tangan kosong saat menunjukkan tempat yang sangat berharga dari keluarga terkenal ini."

"Kesungguhan dan kasih sayang mendalam yang ditunjukkan Putra Mahkota kepada Emblem akan menjadi hadiah yang tak ternilai bagi ayahku." –Melsia.

"Benarkah begitu?" Putra Mahkota tersipu malu, benar-benar tampak seperti perwujudan sempurna dari seorang penggemar yang beruntung.

Kalau ada orang yang tidak suka dengan pemandangan ini, itu adalah Jade Gray yang sambil batuk mencoba untuk menyela dan berbicara kepada Putra Mahkota. "Pembicaaraannya sepertinya akan jadi panjang, Yang Mulia."

"Oh astaga, maafkan aku. Aku terlalu bersemangat." Putra Mahkota yang tampak mulai kembali tenang, terlihat bingung dan tidak yakin dengan apa yang harus dilakukannya (salah tingkah). Mungkin malu karena rasa sukanya pada Emblem terungkap oleh semua orang.

"Aku sudah hidup dengan buku sejak masih muda, karena aku lemah. Tapi, aku paling suka dengan buku yang diberikan Tuan Emblem kepadaku. Buku itu menyelamatkanku karena sangat menyenangkan untuk dibaca. Sejarah Emblem benar-benar menyentuh hatiku."

Ayahku mengangguk senang mendengar kata-kata itu. Begitupun aku. 'Pedang Kaisar', aku masih tak percaya ayah membawakan itu kepadanya (Putra Mahkota). Yah, mau bagaimana pun, begitulah ayah.

Aku menemukan buku itu saat aku masih kecil. Kisah heroik yang siapapun (terutama anak-anak) pasti akan menyukainya. Aku juga jatuh cinta pada Emblem (keluargaku) melalui buku 'Pedang Kaisar'.

"Meskipun aku mungkin tidak bisa menjadi pahlawan seperti Emblem karena kesehatanku yang lemah ini, aku ingin menjadi penguasa yang bisa dibanggakan Emblem." Putra Mahkota dengan malu-malu menyampaikan aspirasinya, dan ayahku menanggapinya dengan senyuman hangat.

"Jika Yang Mulia berkeinginan seperti itu, pasti hal itu akan menjadi kenyataan." Senang dengan motivasi dari ayahku, Putra Mahkota tampak lebih ceria. Ayahku mengangkat gelasnya lagi dan mendorongku ke arah Putra Mahkota. "Cherry, kamu juga harus terlihat sebagai Emblem kebanggaan bagi Yang Mulia. Kamu tahu, kan?"

Melihat maksud ayah yang begitu jelas, aku tersenyum cerah. Dengann menyamakan nada biacaranya, aku menjawab, "Iya, ayah."

".......!" Putra Mahkota menutup mulutnya dengan kedua tangannya, diam-diam mengungkapkan kegembiraannya. Akhirnya, karena tidak bisa menahan diri, dia mengulurkan tangannya ke arahku. "Aku berharap bisa bekerja sama denganmu, Lady Cherry."

"Tentu saja, Yang Mulia." Aku dengan sopan menjabat tangannya dengan kedua tanganku.

"Wahh!" Seketika, tepuk tangan meriah terdengar di sekeliling kami. Para bangsawan terharu menyaksikan adegan Putra Mahkota denganku. Mereka menantikan masa depan.

"Lihat itu! Kita mungkin bisa menyaksikan momen bersejarah lain yang sedang ditulis antara keluarga kerajaan dan Emblem."

"Kalau Cherrya Emblem menjadi Pedang Kaisar, momen ini mungkin akan tercatat dalam buku sejarah."

"Ha, aku sudah tidak sabar menantikan masa depan!"

|MUSUH KOK MALAH TUNANGAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang