CH 40

0 0 0
                                    

Sang kaisar mengangkat bahunya dan membiarkannya jatuh. Sambil menghela napas pajang saat berbicara, "Aku selalu bersyukur, kalau Duke Gray selalu memberi kelongaran padaku."

Alis Jade Gray berkerut sedikit melihat sikap lega yang mencolok dari sang kaisar.
"Saya dengar ada anak-anak seusia Enoch yang memasuki hutan Mitro. Apa ini bagian dari rencana anda juga, Baginda?"

"Ah, astaga? Benarkah? Aku sama sekali tak tahu tentang itu."

Kaisar tampak benar-benar terkejut dan tidak menyadari fakta ini. Walaupun begitu, kecurigaan di mata Jade Gray tidak memudar.

"Serius, itu bukan ulahku. Aku bisa meyakinkamu kalau aku tak ikut campur kalau tentang itu. Sepertinya anak-anak itu masuk karena rasa penasaran mereka sendiri. Kalau sudah begitu, kan, aku ini bisa apa?" Kaisar dengan cepat membantah tuduhan itu. Suaranya yang berat menunjukkan kata-katanya yang seolah-oah memohon untuk ketidakadilannya.

Cukup meyakinkan.

Jade Gray mengangguk dan sambil mendesah dan berkata, "Kalau memang begitu, anda harus menghukum keluarga yang gagal mendidik anak-anak mereka karena menentang keputusan kekaisaran."

"Tidak perlu sejauh itu. Yah, anggap saja, Duke Gray, itu jadi pengalaman yang berguna untuk Enoch supaya dia tahu bagaimana cara sopan santun untuk melindungi wanita."

"Haaa, Baginda..." Jade Gray menempelkan tangan di dahinya sambil mendesah mendengar tanggapan sang kaisar yang diakhiri dengan pujian pada Enoch. Dia berhasil mendapatkan informasi yang disembunyikan sang kaisar. "Saya tidak pernah mengatakan kalau mereka adalah perempuan."

"......."

Menyadari kalau dirinya sudah masuk dalam perangkap Jade Gray, sang kaisar perlahan-lahan melepas topeng polosnya. Melihat mata sang kaisar menyipit seperti mata ular, Jade Gray mendecakkan lidahnya.

"Jadi, aku ketahuan, nih?"

"Ya, Baginda. Anda tidak bisa lagi membuat alasan, karena saya tidak menyebutkan kalau gadis-gadis itu ada di sana ketika Enoch bertemu dengan monster level rendah."

"Hahaha, seperti yang diharapkan dari Duke Gray. Kau membuat orang tidak bisa menikmati kesenangan untuk menipu dirimu. Itulah satu-satunya kesenangan di hidupku yang membosankan." Sang kaisar mengangkat bahunya dan bersandar pada sofa.

Melihat kaisar akhirnya bisa diajak bicara serius, Jade Gray memutuskan untuk duduk juga di sofa seberang.

"Lagi pula, (hal) itu juga sudah diketahui Putra Mahkota."

"Mana mungkin Yang Mulia Putra Mahkota akan membiarkan hal seperti itu. Beliau tidak akan pernah membahayakan anak-anak."

Sang kaisar tertawa hambar mendengar kata-kata Jade Gray yang tampaknya lebih mempercayai Putra Mahkota daripada dirinya. "Itu memang benar. Apa untungnya aku berbohong padamu sekarang, Duke? Putra Mahkota kebetulan melihat mereka yang mencoba menyelinap ke hutan dan menutup mata (pura-pura gak liat)."

"Kalau Yang Mulia Pangeran melihat mereka, beliau pasti akan menghentikan mereka. Kenapa—" Jade Gray mengerutkan kening dan merenung sejenak sebelum melanjutkan bicaranya.

Seolah-olah dia sudah menyadari sesuatu, dia berkata, "Ah, beliau pasti ingin melihat penerus pedang Emblem selanjutnya dan beliau pasti juga sudah tahu sebelumnya kalau anda akan melepaskan monster level rendah."

Mengingat rasa suka Putra Mahkota yang besar pada Emblem, itu cukup masuk akal. Dia ingin menguji apakah Cherrya Emblem, yang akan bersaing dengan Gray untuk posisi ksatria pelindung itu bisa menggunakan pedang yang sesuai dengan ajaran Emblem atau tidak.

|MUSUH KOK MALAH TUNANGAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang