CH 19

11 1 14
                                    

Dengan suara keras, kembang api meledak di atas dan kelopak bunga (yang ditebar orang-orang saat pawai dengan Emblem) tadi perlahan melayang turun.

"Selamat ulang tahun, putriku tersayang." Di tengah guyuran kelopak bunga, ayahku berdiri berseri-seri dengan ekspresi yang indah. Di tangan ayahku ada sebuah kotak hadiah yang dihiasi dengan lambang Emblem yang berwarna merah dan emas.

"Wow!"

"Selamat"

"Aku sayang ayah!!! Sayang ayah!"

"Selamat ulang tahun, Nona Cherrya!" Para ksatria Emblem bersorak dari belakang, memamerkan hadiah yang sudah mereka siapkan. Di antaranya ada guruku, Lawrenz.

Lawrenz tersenyum dan bersalaman (denganku).

"......"

Iya, betul. Alasan aku merasa sangat kekanak-kanakan hari ini adalah (karena) ini. Hari ini adalah ulang tahunku. Ulang tahunku yang ketujuh dan perjalanan pertamaku bersama orang tuaku. Jawabanku kalau ditanya tentang hadiah apa yang kuinginkan adalah menghabiskan lebih banyak waktu dengan ibu dan ayahku. Jadi alih-alih menjaga di mansion (kediaman Duke) seperti biasa, (hari ini) kami datang ke Condrius tempat kompetisi berburu diadakan.

Berkat orang tuaku, aku berhasil mengamankan kereta kuda paling mewah milik Emblem, yaitu kereta milik kakekku.

Saat kereta mewah kami itu (akan) berangkat,

"Maaf, Tuan Emblem (Melsia). Anak-anak kami sudah merengek (pada) kami selama berhari-hari dan mengatakan mereka ingin pergi dengan (Nona) Cherrya. Astaga, saya minta maaf atas ketidak sopanan ini. Mereka cukup keras kepala, tapi jika mereka mendengar kalau Tuan Emblem (Melsia) secara pribadi menolak permintaan mereka, mereka akan merenyah dengan tenang. (Makanya) saya membawa mereka ke sini. Mohon tanggapannya."

Dalang di balik semua situasi ini adalah ibu dari ketiga gadis muda yang dengan wajah tersenyum membawa barang bawaan anak-anak ke mansion Emblem dan menyampaikan permintaan tersebut.

Menolak? Menolak apanya! Para gadis (yang sudah bersemangat untuk mengirim anak-anak mereka ke kereta kuda kami) tampaknya sudah merencanakan semuanya. Untuk memperlihatkan persahabatan antara penerus Emblem selanjutnya (Aku) dan anak-anak mereka sendiri di kompetisi berburu ini, mereka tanpa malu-malu memperlihatkan aksi (memelas) dan memperkuat wajah mereka.

"Ah, Tuan Emblem, kami ingin bermain dengan Cherrya."
"Izinkan kami...."
"Kami tidak mau pergi bersama ibu dan ayah kami."

Para gadis muda itu (yang tampaknya sangat ingin bergabung denganku daripada dengan orang tua mereka) menatap ibuku dengan wajah memelas dan mata berkaca-kaca.

"....."

Selain kakekku, ada tiga hal yang membuat ibuku (yang dianggap sebagai orang terkuat di kekaiasan) tampak rentan (mengalah) adalah aku, ayahku, dan anak-anak.

"Tentu saja, silahkan."

"Waaahh!"

(Cherrya be like: 🐵🐶🐱🦒)

Dengan persetujuan ibuku, anak-anak (itu) pun dengan riang menaiki kereta yang telah disiapkan untukku, ayahku, dan ibuku, tanpa rasa ragu.

"......"
"......"
"......"

Mungkin sejak saat itu, dalam perjalanan ke wilayah Condrius aku tidak bisa menatap mata mereka (papa mama) secara langsung karena aku tersiksa oleh anak-anak (itu).

"Ayah sengaja tidak mengucapkan selamat atau memberimu hadiah pagi ini karena ayah ingin memberimu kejutan ini. Ayah tahu kamu pasti kecewa, tapi ayah harap momen ini akan (jadi) lebih istimewa." Ayahku menghampiriku, dengan berdiri kaku (dia) membelai rambutku dengan lembut. Kemudian, ia berlutut dan menatapku lalu memberikan sebuah kotak.

|MUSUH KOK MALAH TUNANGAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang