Apa yang baru saja terjadi?
Di tengah kebingunan, bawahan Kakek (Sir Heins) muncul dan meminta maaf kepada ayah atas nama kakek. "Saya minta maaf, Tuan Benedict. Sebenarnya, itu karena beberapa waktu yang lalu, Duke Gray mengirimkan potret kepada Yang Mulia (Duke Emblem). Jadi...."
"Potret? Potret apa yang kau biacarakan?"
"Itu adalah potret Enoch Gray, cucu Duke gray yang menjadi calon tunangan dari Nona Cherrya."
"Mengapa dia mengirimkan itu pada Ayah Mertua?"
"Itu...." Sir Heins menghela napas dalam-dalam dan memulai menjelaskan situasinya. "Tuan Jade Gray mengaku telah menyaksikan langkah pertama pewaris Gray dan meninggalkan potret itu sebagai kenang-kenangan. Beliau bilang itu terlalu berharga untuk disimpan sendiri."
"Ah..." Ayahku mengangguk, akhirnya mengerti. "Meski tahu kalau Cherry kita sudah berjalan lebih cepat dari anak-anak lain, beliau (Duke Gray) sengaja mengirimkannya."
"Tepat sekali, Bahkan dalam suratnya, beliau menyebutkan 'Aku yakin kau tidak akan melewatkan langkah pertama cucumu. Ups. Aduh, maaf deh. Aku lupa karena kau tinggal terpisah dari cucumu, jelas saja kau pasti melewatkannya,' dan juga...."
"Jadi begitu...." (Tl nim: si kakek cemburu karena ga bisa liat cucunya berjalan pertama kali, sementara si Duke gray itu bisa)
Aku tidak tahu apa itu, tapi terdengar cukup menjengkelkan. Duke jade Gray tahu betul cara mengganggu orang.
Ayahku tersenyum tipis, menoleh ke arahku dan berkata, "Ngomong-ngomong, Cherry, apa kamu pernah melihat calon tunanganmu? Sepertinya sudah waktunya untuk bertemu Enoch."
APA? TIBA-TIBA? Setelah mendengarnya, aku mengedipkan mata dalam diam. Kenapa tiba-tiba jadi Enoch Gray? Kenapa juga aku harus bertemu calon tunanganku sekarang?
Sadar bahwa aku tidak mengerti, ayahku berbicara dengan ramah, "Mengirimkan potret itu, menandakan Duke Gray menerima Enoch. Karena kedua keluarga sudah mengurangi tekanan, kamu bisa berinteraksi (with Enoch) dengan leluasa sekarang."
"Ah..." Berkat penjelasan Ayahku, akhirnya aku memahami situasi yang sedikit membaik. Dikatakan bahwa Duke Gray sangat menentang pernikahan (Enoch dan Cherry) tersebut dan merampas (hak) putri satu-satunya, untuk menjadi calon penerus Gray.
Artinya, seperti kakek kami memperlakukan ku, Enoch Gray pun berada dalam posisi dianiaya. Tapi, pengakuan Enoch terdengar seolah-olah dia dan aku sudah pasrah pada takdir kami yang saling terikat.
"Ayah harap, kamu dan Enoch bisa rukun tanpa pengaruh (hubungan) keluarga sama seperti kami." Ada sedikit kegembiraan dalam suara ayahku. Melihat wajah ayahku yang sedikit gembira dan cantik itu, aku merenung dalam hati.
Tapi, kamu tahu, kan, Ayah. Apa kita benar-benar harus melakukannya (pertunangan)? Kalau itu bayi yang benar-benar tidak mengerti apa-apa, mungkin bisa. Tapi secara mental, aku sudah dewasa.
Jadi penasaran, katanya jika melihat orang yang akan menjadi calon suamiku sejak masih bayi akan benar-benar membuatku melihatnya sebagai seorang laki-laki nantinya. Apa itu memang benar?
Aku bertanya-tanya apa ayahku akan tahu kalau aku mempunyai pikiran seperti ini? Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu dengan serius.
"Karena beliau (Duke Gray) belum mengembalikan hak sukesi Diana, mungkin dia mempertimbangkan untuk membesarkan Enoch sebagai pewaris pangkat seorang Gray. Ini.... tidak akan mudah." Ayahku menatapku sejenak, lalu tertawa canggung dan menambahkan, "Kamu seharusnya tidak menyetujuinya, Cherry. Aku tidak ingin putriku dikirim ke arah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
|MUSUH KOK MALAH TUNANGAN|
Historical Fiction[NOVEL TERJEMAHAN PENGGEMAR] Karya ini murni bukan milik saya. Saya hanya menerjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia. Seluruh kredit karya ini mutlak milik author. Judul: Enemies Meet at the Engagement Ceremony Author: Lee Seorae Releas...