Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote and
Follow
.
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
.Tuhan gak jahat, tapi kamu yang ditakdirkan untuk kuat. Kamu gaakan tau seindah apa yang telah tuhan siapkan didepan sana jika memilih menyerah tanpa perjuangan.
-Abyan Pradipta narendra-
-
Tendangan kakinya berhasil mengenai wajah itu hingga membuatnya terjatuh.
Dengan sigap, ia menghampirinya.
"Gue gaakan segan buat bunuh Lo malam ini!" Ancamnya.
Pria dihadapannya menggeleng.
"Sa-saya gak tau!" Elaknya.
Bugh!
Bugh!
"Permintaan Lo diterima!" Menolak jujur, berarti meminta kematiAn.
Jangan harap bisa selamat dari amarahnya. Ia tetiba saja membuta. Melayangkan ribuan kali pukulan.
Ditambah emosinya yang belum meredam sepenuhnya, membuatnya tak perduli dengan apapun.
Bugh!
Bugh!
BUGH!
"AMPUN!!" Ribuan permohonann tak akan melenyapkan kelabut api dimatanya.
"Maaf, uang, bahkan jasad Lo pun gaakan bisa mengganti penderitaan Kanaya dengan kebahagian!" Ia membabi buta.
Pria itu menyilangkan kedua tangannya untuk melindungi wajah yang menjadi sasaran empuk pukulan itu.
"I- IYA!! SAYA AKAN JUJUR!!"
"Tapi jangan bunuh saya, saya punya anak dan istri!" Bertepatan itu, Abyan terdiam, mana mungkin Abyan bisa menghabisi pria itu. Mendengar dia mempunyai anak saja sudah membuat Abyan tak tega.
Ia beralih meraih kerah kemeja pria itu.
"DIMANA PACAR GUE!!" teriaknya menuntut.
"Di-di-"
"DIMANA!!?" Bentak Abyan.
"dirumah berlantai dua yang gak jauh dari pantai!" Sanggahnya memejamkan mata saat pukulan melayang keudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
12.12
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! _____ "Setelah hujan akan terbit pelangi, aku bakalan jadi pelangi itu buat kamu," Ucapannya dikala itu terdengar begitu meyakinkan. Suaranya yang lembut membuat abyan tenggelam hanyut sangat dalam. Namun, kenyatanya apa? Pel...