A/N : Disini ada Asa's POV yay.
***
"Mom, Cassie berangkat dulu ya!" pamitku sambil tergesa-gesa memasang sepatu. Aku telat bangun dikarenakan alarm-ku tidak menyala. Setelah ditelusuri itu dikarenakan ponselku tertindih badanku, jadi suaranya tidak kedengaran."Hati-hati ya sayang!" balas mom.
"Ayo cepat Cassie. Nanti dad terlambat lagi." pinta dad yang sudah berada di dalam mobil.
"Iya iya dad. Tunggu sebentar." jawabku.
Setelah memakai sepatu, aku dengan segera masuk ke dalam mobil. Lalu mobil pun keluar dari teras rumah. Baru melewati 2 rumah, aku menyadari ada yang tertinggal.
"Aduh dad! Aku lupa sesuatu. Stop dulu." pintaku.
"Dasar kamu ini. Yasudah cepat sana ambil dulu." suruh dad.
Aku langsung keluar dari mobil dan berlari ke rumah. Sementara dad memundurkan mobilnya.
"Mom tas alat lukisku dimana?!" teriakku panik.
"Di laci sebelah TV, Cass." balas mom dengan teriak.
Aku pun dengan segera mengobrak-abrik laci dekat TV. Setelah ketemu aku segera berlari ke mobil karena takut dad akan meninggalkanku.
"Lama amat kamu ini Cass." marah dad.
"Ya maaf dad. Tadi aku mesti nyari dulu tasnya." jawabku sepolos mungkin.
"Udah kan gaada yang ketinggalan lagi?" tanya dad memastikan. Aku menggeleng. Lalu mobil pun melaju kencang menuju sekolahku.
Waktu menunjukkan 6.40 dan aku masuk pukul 6.45. Sebenarnya sudah dekat sih, hanya saja aku agak malas untuk jalan hehe. Jangan beritahu dad soal ini!
"Ayolah maju. 5 menit lagi masuk." gerutuku.
"Kau tinggal jalan lewat Flo Cassie sayang." kata dad.
"Ah bentar lagi juga jalan lagi kok dad." kataku meyakinkan dad. Dad menggelengkan kepalanya karena putrinya yang satu ini cukup keras kepala. Padahal kemacetan ini akan lama aku tahu itu.
"Kalau kamu tidak mau terlambat, lebih baik kamu jalan lewat Flo." pesan dad. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala.
"Aduh 3 menit lagi. Jalan atau nunggu ya?" pikirku. "Jalan saja ah!"
Setelah dipikir-pikir lebih baik aku buang waktu diperjalanan daripada menunggu kemacetan.
Aku mengambil tas di jok belakang dan sesegera melepas seatbelt.
"Dad aku turun sini aja deh. Unlock pintunya dong." pintaku.
"Tuhkan. Yasudah hati-hati ya Cass. Belajar yang benar." pesan dad. Aku mengangguk lalu menyalaminya dan setelah itu berlari melewati Jalan Flo.
Aku pun berlari agar tidak terlambat. Aku malas jika terkena detention. Lebih baik pulang, bukan begitu?
Saat aku telah hampir sampai gerbang, aku melihat Aramis sedang membeli sesuatu di Flo. Entahlah apapun itu. Aku pun terus berlari melewati Flo.
"Cassie!" panggil seseorang saat aku sudah sampai di gerbang. Aku menoleh ke belakang, ternyata Aramis yang memanggilku tadi. Aku menunggunya yang sedang menghampiriku.
"Pagi Cass. Kok lari-lari sih?" tanya Aramis. Aku mengelap keringatku dengan tanganku. Lalu berjalan masuk ke sekolah, sementara Aramis mengikutiku.
"Iya tadi tuh di daerah hotel ujung Jalan Flo udah macet. Jadi aku mesti jalan deh kesini. Untung aja belum masuk ya." kataku sambil mengelap keringatku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
April in Fly // a.b
Teen FictionAsa Butterfield. Cowo di sekolah yang identik dengan sifatnya yang sedingin es. Entah apa maksudnya ia selalu memasang tampang dingin kepadaku. Dan itu semualah yang membuatku penasaran akan sosok dirinya. Hingga pada bulan April, bulan yang membuat...