HMA:4

18 5 0
                                    

Udara sejuk, matahari yang mulai menampakan diri nya di sambut dengan angin sepoi-sepoi, shaka duduk di balkon kamar nya menatap burung burung berkicau ria, di temani segelas kopi yang ia buat tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udara sejuk, matahari yang mulai menampakan diri nya di sambut dengan angin sepoi-sepoi, shaka duduk di balkon kamar nya menatap burung burung berkicau ria, di temani segelas
kopi yang ia buat tadi.

Hari ini shaka tidak datang ke kantor ia memutuskan untuk beristirahat saja di rumah, ia merasa badan nya pegal-pegal karna semalam baru saja pulang dari perjalanan jauh terlebih lagi ia yang menyetir.

"Mas" Ziya mengetuk pintu kamar shaka.

"Ada apa dek?" Shaka keluar dari dalam kamarr hanya menggunakan sarung dan baju kaos lengan pendek.

"Mas gak ke kantor? "

Shaka menggeleng kan kepala nya.

"Kenapa? Mas sakit ya?" Ziya menempelkan tangan nya pada kening shaka mengecek apa kah kakak nya itu sedang sakit.

"Engga kok dek, mas cuma lagi capek aja, habis pulang dari ponorogo semalam" Shaka tersenyum lesu, mata nya sayu kondisi nya memang seperti orang sakit.

"Ya sudah kalau begitu, nanti mas makan ya, yaya sudah masakan cumi goreng tadi, yaya mau berangkat sekolah dulu" Ziya menyodorkan tangan nya untuk menyalami kakak nya.

"Iya hati-hati, kalau ada apa apa kabarin mas atau abang ya" Shaka menyambut tangan Ziya.

Ziya mengangguk pelan.

Shaka kembali duduk di balkon sambil memainkan ponsel milik nya. Ia membuka beberapa file berisi keuangan toko kue nya.

Usman calling.....

"Hallo, assalamu'alaikum ka"

"Wa'alaikumussalam, man ada apa? "

"Gini ka, hari ini di toko akan kedatangan pelanggan yang ingin bekerja sama dengan toko kita ka"

"Terus, kamu bisa handle sendiri kan? "

"Bisa, tapi aku dapat kabar tadi kalau mereka ingin bertemu langsung dengan mu"

"Ya sudah nanti aku kesana"

"Ya sudah ka, aku tutup dulu telfon nya, assalamu'alaikum"

Shaka beranjak dari duduk nya, ia masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan diri, setelah selesai ia lanjut untuk mengerjakan shalat dhuha, bagaimana pun ia hanya manusia biasa, harta yang ia miliki sekarang itu titipan dari allah, harta yang ia miliki sekarang sangat cukup untuk membiayai diri nya dan kedua adik nya.

Setelah selesai shalat dhuha, shaka turun untuk sarapan. Membuka tudung saji, terlihat ada goreng cumi tepung buatan Ziya tak lupa pula dengan sambal ulek yang di buat kan oleh Ziya juga.

Melahap cumi goreng di temani dengan nasi putih yang hangat membuat shaka tak bisa berhenti untuk mengunyah. Enak, adik nya itu sangat pintar masak.

Setelah selesai sarapan shaka langsung bergerak menuju toko kue milik nya. Tak butuh waktu lama akhirnya ia sampai di toko kue milik nya. ZILA Itu nama toko kue yang ia buat, gabungan nama adik perempuan nya dan nama ibu nya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam man, mereka sudah datang? "

"Belum ka, mungkin sebentar lagi sampai"

Usman adalah temen shaka sewaktu di pondok dulu, ia bekerja dengan shaka sudah cukup lama, ia menjadi karyawan yang paling shaka percayai, sopan dan jujur membuat shaka sangat mempercayai nya.

Beberapa menit kemudian akhirnya datang sebuah mobil berisi dua orang perempuan keluar dari dalam mobil.

"Assalamu'alaikum kang"

"Wa'alaikumussalam teh, itu sudah di tunggu sama pemilik toko kue ini" Usman menujuk ke arah shaka yang duduk di sofa.

Kedua wanita itu mengangguk dan berjalan menuju shaka. "Assalamu'alaikum kang".

" Wa'alaikumussalam " Shaka melirik dua wanita itu.

"Eh, Aa shaka ya cucu Kyai Maulana? "
Ucap wanita itu, ia mengenali shaka.

"Iya teh, ini teh ziza bukan? Cucu Kyai soffa? "

"Muhun A, ternyata Aa yang punya toko ini" Ucap ziza, ia tak menyangka bisa bertemu lagi dengan shaka di tempat yang berbeda.

"Lo kenal dia teh? " Tanya wanita di sebelah nya.

"Perkenalkan ini asya A" Ucap ziza memperkenalkan adik nya itu pada shaka.

"Kenalin nama gue Labiqa Kabsya Abidah" Asya menyodorkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan shaka.

"Nama saya arshaka" Shaka meletak tangan nya di dada.

"Oh Oke" Melihat jabatan tangan nya tak di sambut oleh shaka, asya menarik tangan nya.

"Kalau begitu ayo duduk teh" shaka mengajak mereka duduk.

"Saya mau menawarkan kerja sama dengan toko Aa, kebetulan saya ada usaha mini market di daerah tempat tinggal saya, dulu saya pernah beli kue di sini untuk di jadikan oleh-oleh keluarga dan rasa nya sangat enak, jadi keluarga saya menyarankan untuk memasukkan kue yang Aa buat ke mini market saya" Jelas ziza.

"Oh begitu, bisa teh nanti bicarakan saja dengan karyawan saya, si usman" Ucap shaka.

"Kenapa harus sama karyawan lo, kan lo ada di sini emang gak bisa di bicarakan sama karyawan lo? " Sambung asya.

"Sutss, sya jangan ngomong seperti itu pada A shaka, tidak sopan" Bantah ziza.

"Bukan begitu teh, kalau soal ada kue yang ingin masuk ke minimarket, itu sudah menjadi urusan usman karna ia lah yang menangani nya selama ini" Jelas shaka.

"Hapunten A, adik saya memang seperti itu orang nya" Ziza sangat malu dengan sikap asya adik nya itu.

"Gak apa apa teh" Shaka tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu A, kami mau bicarakan ini ke kang usman, soal nya waktu terbatas saya harus pulang lagi ke bandung" Ucap ziza.

"Iya teh, silahkan"

"Kami pamit, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam " Jawab shaka.

"Lo jauh banget sih kak, nyari kue aja sampe ke sini, emang gak ada di bandung?" Tanya asya.

"Ambu yang minta, karna teman teman Ambu banyak yang suka dengan kue ini, jadi ingin mempermudah untuk membeli kue ini, tidak perlu jauh jauh"

"Toko sekecil ini berkelahi dengan ibu-ibu" Ucap asya.

"Heh jangan salah, toko kue ini ada dua cabang ini cabang kedua memang toko nya masih kecil, kue yang di produksi A shaka sudah terkenal dek" Jelas ziza.

"Benar kah? Kok gue gak tau ya?" Asya melirik kesegala penjuru toko.

"Gimana mau tau, kamu saja jarang pulang ke indo"

Setelah selesai berbincang dengan usman, ziza dan asya kembali pulang ke Bandung.

_____

CUKUP SEKIAN TERIMA VOTE+KOMEN+SHARE🥀

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang