HMA:15

18 4 0
                                    

Di kediaman Kyai soffa, sudah ramai banyak kendaraan terparkir di depan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di kediaman Kyai soffa, sudah ramai banyak kendaraan terparkir di depan rumah.

Pasal nya keluarga besar mereka sedang berkumpul untuk menyambut kedatangan calon ziza.

Hari ini, ziza dan calon nya akan bertemu, lebih tepat nya pertemuan keluarga.

"Teh, bisa diem gak, ini alis lo jadi miring" Asya memegang wajah ziza yang sedari tadi tak bisa diam.

Ziza dan asya sudah pulang sekitar dua hari yang lalu, sesuai permintaan orang tua mereka, akhirnya mereka pulang.

"Udah belum sya, jangan tebal-tebal teteh gak suka" Pinta nya.

"Gak tebal kok, tuh liat cantik banget teteh gue" Puji asya melihat wajah ziza yah sudah ia poles dengan make up.

"Teteh gak pede banget sama make up gini sya" Ziza memperhatikan wajah nya yang sudah di poles dengan make up oleh adik nya.

"Kenapa? Lo cantik teh, lagian bunda yang minta gue buat make upin lo" Memang benar ibu nya lah yang menyuruh asya untuk mendandani kakak nya, karna ziza tidak pandai berdandan ia hanya tau skincare.
Kalau kekampus ziza hanya memakai bedak, lalu memakai lipstik.

"Pasti calon lo, klepek-klepek liat lo" Goda asya.

"Udah ih, teteh malu"

"Udah siap?" Tanya imas, ibu mereka.

"Udah nih bun, gimana hasil Make up asya? Cantik kan?"

"Masya allah cantik banget teh" Puji Imas.

Ziza tersipu malu mendegar pujian dari ibu nya.

"Ya sudah, sebentar lagi keluarga calon mu tiba, nanti ambu panggil kamu ya nak" Imas memegang pundak ziza lalu tersenyum tipis.

"Ambu, calon ziza baik gak? Sholeh? Gak perokok kan? Gak mabuk juga? Shalat nya gimana? Ngajinya?" Bertubi-tubi pertanyaan yang di lontar kan oleh ziza pada ibu nya.

"Tenang nak, calon kamu itu sudah di seleksi sama mbah mu, kamu tau kan mbah mu gimana?"

"Kenapa masih di khawatirkan sih teh, kan lo tau dia gimana" Potong asya.

"Dia siapa sya?" Tanya Imas, dia bingung dengan ucapan anak nya itu.

"Eh, engga kok Ambu, gak usah dengerin asya" Ziza melempar tatapan tajam pada asya, memberi kode pada asya untuk tidak banyak bicara.

"Ehehe, bun itu di panggil nini" Samar-samar asya memang mendengar nenek nya memanggil ibunya.

"Ya udah Ambu keluar dulu ya, jangan gemeteran terus" Imas memperhatikan tangan ziza yang gemeteran sejak tadi.

"Akhirnya kakak gue sold out juga" Asya menampilkan senyum yang lebar, ia senang kakaknya sekarang punya pendamping yang bisa menjaga ziza, tapi di satu sisi ia juga sedih, karna mungkin kalau kakak nya sudah berkeluarga nanti akan sulit untuk menghabiskan waktu bersama-sama.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang