HMA:16

19 3 0
                                    

Sesuai dengan kesepakatan, hari ini Asya akan di bawa pergi oleh Shaka, ralat akan pindah ke rumah shaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai dengan kesepakatan, hari ini Asya akan di bawa pergi oleh Shaka, ralat akan pindah ke rumah shaka.

"Asya, bangun" Imas mengetuk pintu kamar nya.

Tak ada jawaban dari asya, lalu Imas membuka pintu kamar, mendapati putri bungsu nya masih tertidur dengan posisi memeluk boneka kesayangan nya yang berbentuk bebek.

"Asya bangun" Imas mengoyang kan tubuh Asya, namun sayang tidak ada reaksi dari Asya.

Imas berjalan ke kamar mandi lalu mengambil segayung air.

Byur....

"Bunda, apa-apaan sih" Teriak Asya, Percikan air yang di buat Imas berhasil membangun kan putri bungsu nya itu.

"Bangun makanya, dari tadi juga di bangunin susah banget" Dumel Imas.

"Kan Asya lagi libur, waktu nya untuk bermalas-malasan lah" Hendak membaring lan tubuh nya kembali, cepat-cepat Imas mencegah nya.

"Kamu lupa?"

Asya menaikan kedua bahu nya.

"Suami kamu bentar lagi sampai, sana mandi terus siap-siap"

"Asya malas banget bun, suruh dia pulang aja"

"Asya, bunda cuma mau kamu berubah" Air mata Imas tiba-tiba saja menetes.

"Eh bun, kenapa nangis?" Asya memegang pundak Imas.

"Bunda minta, kamu nurut ya kata abi dan bunda ya?"

"Tapi, Asya gak cinta sama dia bun, asal bunda tau, teteh itu suka sama dia, Asya pikir teteh yang bakal dia nikahin, eh malah Asya" Jelas nya.

"Bunda sama abi sudah tau, tapi gus hasbi lah yang duluan melamar teteh, gus hasbi itu sudah menyukai teteh semenjak teteh mondok di pesantren milik keluarga beliau" Jelas Imas.

"Bunda tau kan, Asya gimana? Asya takut nyusahin dia bun, pikiran Asya masih labil"

"Bunda yakin gus shaka bisa membimbing kamu dan merubah kamu menjadi lebih baik"

"Lagi pula gus shaka itu lebih dewasa dari kamu, jarak umur kalian kan beda dua tahun, bunda yakin kamu pasti bahagia sama dia" Imas mengelus rambut Asya.

"Dia dingin bun, sedangkan Asya kebalikan nya, Asya takut sama dia gak se frekuensi"

"Ah sudah lah nak, jalani aja dulu, semua yang kamu pikir kan itu tidak benar, udah ayo siap-siap" Imas tersenyum lalu meninggal Asya.

Asya melangkah malas menuju kamar mandi, setelah itu bersiap-siap memakai celana kulot warna cream lalu memakai baju kaos, dan memakai hijab bergo ukuran M.

Ia tak berdandan sama sekali, jangan kan lipstik bedak pun tidak ada yang menempel di wajah nya, ntah kenapa ia sangat berharap suami nya itu ilfil pada nya lalu mencerai kan nya.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang