Destiny

HMA:3

Selama kurang lebih dua jam di perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah majelis taklim yang ada di daerah ponorogo.

"Kek, bangun kita sudah sampai" Shaka mengoyang tubuh kakek nya.

"Sudah sampai ka?"

"Sudah kek"

"Sebentar kakek hubungi Kyai soffa dulu"

Shaka mengangguk pelan, ia melirik jam tangan nya, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

"Shaka, itu Kyai soffa" Tunjuk Kyai maulana.

Mereka menghampiri seorang lelaki paruh baya yang umur nya hampir sama dengan Kyai maulana.

"Assalamu'alaikum" Ucap mereka serempak.

"Wa'alaikumussalam, alhamdulillah sampai juga di ponorogo ya" Ucap Kyai soffa.

"Alhamdulillah, bagaimana kabar mu? "

"Alhamdulillah kabar ku baik"

"Oh iya, perkenalkan ini cucu ku anak dari almarhum halim, namanya shaka"

Shaka meraih tangan lelaki paru baya yang ada di depan nya, lalu mengecup singkat punggung tangan nya.

"Sudah besar ya"

"Ngeh Kyai" Jawab shaka.

"Berapa umur mu nak? "

"Dua puluh empat Kyai" Jawab nya sambil sedikit menunduk tanda ia sangat menghargai orang yang ada di depan nya.

"Sudah berumur ya, sudah punya istri? "

"Belum Kyai"

"Seperti nya cocok dengan cucu ku ini" Kekeh Kyai soffa.

"Ah itu nanti nanti saja" Jawab Kyai maulana sambil tertawa.

"Ayo ayo masuk" Ajak Kyai soffa.

"Afwan kek, shaka mau ke masjid dulu"

"Oh iya iya"

Shaka berjalan mencari sebuah mesjid.

"Aduh atit" Suara rintisan anak kecil berhasil membuat pandangan shaka mengalih ke sumber suara itu.

"Astaghfirullah dek, kamu gak apa apa? " Tanya shaka ia membantu anak kecil itu untuk berdiri.

"Atu nda apa apa kok Aa" Jawab anak kecil itu.

"Kamu cucu nya Kyai soffa ya? "

"Iya A, atu cucu mbah coffa"

"Nama kamu siapa? "

"Nama atu aclaf A"

"Aclaf, oh ashraf ya? " Shaka membenarkan nama anak kecil itu.

"Iya A, alau nama Aa ciapa? "