17

196 21 0
                                    

Bianca PoV

Aku menatap Zora dengan putus asa. mungkinkah ini saatnya kisah kami benar-benar berakhir? Tak akan ada lagikah waktu atau kesempatan untuk kami kembali bersama? Apakah aku harus benar-benar menyerah untuk memperjuangkan dia kembali? Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu membuatku merutuki diriku sendiri kalau aku tidak berhak mendapatkan kembali kesempatan itu setelah menyia-nyiakan kesempatan kedua yang dia berikan padaku kemarin dengan ketidakjujuranku padanya. Jadi jangan berharap untuk mendapat kesempatan ketiga darinya!.

Aku berjalan perlahan dan mendudukan diriku disampingnya yang sedang sibuk dengan ponselnya. Kembali ku tatap dirinya. Tak kudapatkan lagi senyuman manis dan sikap hangat yang selalu dia berikan padaku dulu. Sikap lembut penuh perhatian dan kasih sayang pun aku telah kehilangan semua itu. sekarang dia benar-benar dingin dan tak peduli lagi apapun tentangku.

Aku mengerti dan aku menyadari semua karena kesalahanku. Pengkhianatan, ketidakjujuran, dan perlakuan burukku padanya telah sangat menyakitinya. Lantas tadi aku meminta dia menghargai usahaku karena telah memasakan sesuatu untuknya? Sedang aku pernah lebih tak menghargainya dulu saat awal-awal aku menduakannya. Aku pernah menghapus pesannya sebelum kubaca, yang belakangan kutahu itu adalah sebuah puisi cinta yang dia tulis khusus untukku. Aku juga tak pernah membuatkan story wa dari apapun yang dia beri untukku sebagai rasa bangga atau bahagiaku memiliknya, seperti aku selalu membuatnya dari apapun yang orang kedua itu kirim untukku meskipun hanya sebatas foto. Dan parahnya aku tak menghargai semua kerja kerasnya untukku agar aku bisa selalu mendapatkan yang terbaik yang aku inginkan karena merasa terabaikan oleh kesibukannya dan lebih memilih menduakannya untuk hasrat sesaatku.

Aku menatapnya dengan semua kebaikan dari dalam dirinya. Seketika membuatku sadar aku memang tak pantas untuknya, dan dia berhak melakukan apapun yang dia inginkan terhadapku. Perlakuan buruk bahkan makian sangat pantas kudapatkan darinya.

"Ayaa..."

Zora masih saja diam tak merespon panggilanku. Dia baru melirik ke arahku setelah beberapa kali aku memanggilnya. Aku tahu dia bukan tak mendengar tetapi sepertinya memang sudah terlalu malas untuk berbicara denganku.

"Ayaa...aku tahu tidak mudah untukmu melupakan semua rasa sakit yang kutorehkan dihatimu. Aku juga tahu pasti dengan kata maaf saja tidak akan mampu menyembuhkan lukamu. Tetapi tetap saja aku harus mengatakannya padamu kalau aku benar-benar menyesal dan aku benar-benar minta maaf. Kamu sangat pantas dan berhak mengabaikanku seperti ini dan aku sangat pantas menerima hukuman darimu bahkan melebihi ini....." Zora menatapku dengan tatapan dinginnya dan ternyata itu sangat menyakitkan.

"....Aya...terima kasih untuk semua yang pernah kamu beri untukku. Segala cinta, kasih sayang, perhatian, kesetiaan dan kesabaran selama kamu bersamaku. Sepertinya tak akan ada lagi yang mampu sepertimu dalam mengisi hatiku. Namun sekarang aku harus tahu diri kan? Untuk itu, aku...aku tidak akan menggangumu lagi. Aku pergi Aya. Jaga diri kamu baik-baik."

Rasanya badanku terlalu berat bahkan untuk berdiri apalagi pergi dalam situasi seperti ini. aku menatapnya yang masih saja bergeming, diam seribu Bahasa. Ingin sekali rasanya aku memeluk dan menciumnya, setidaknya untuk yang terakhir kalinya. Namun dengan segenap hati aku harus menahanya.

Akhirnya dengan menguatkan diriku sendiri, aku berdiri dan melangkahkan kakiku untuk keluar dari rumahnya.

"Bianca..." dia memanggilku yang serta merta aku menoleh cepat ke arahnya.

"safe drive." Lanjutnya, Aku tersenyum getir mendengarnya, dan itulah kata terakhir yang kudengar dari mulutnya.

***

Zora PoV

Waktu berjalan dengan cepat, entah kenapa dalam beberapa bulan ini aku dan Fanny menjadi lebih dekat seperti sekarang ini. Sifatnya yang ramah dan ceria selalu bisa membuatku tersenyum dan bahkan tertawa. Sikapnya yang hangat dan cenderung agresif karena sikapnya yang memang kerapkali melakukan skinship terhadapku membuat kami merasa tak sungkan satu sama lain. Aku menyukai semua sifatnya itu.

The Butterfly's Secret {GXG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang