28

170 22 9
                                    

Zora PoV

Angin berhembus dengan cukup kencang, menggugurkan dedaunan yang tak lagi kokoh menggenggam ranting.

Baur hitam pun menyelimuti hari yang sama mendungnya dengan hatiku. Menanti setiap rintik untuk turun mencurahkan kerinduannya pada bumi. Seperti aku yang ingin sekali menitikkan air mata karena kerinduan sekaligus kekhawatiran akan Marsha yang sekarang entah berada dimana. Sungguh hari Sabtu pagi menuju siang yang kelabu.

Aku tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku tak mengerti kenapa dia harus pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Padahal dua hari yang lalu aku masih menjemputnya untuk pergi ke kantor bersama-sama, setelah sebelumnya dia ijin karena sakitnya. Bahkan kemarin pun aku masih menjemputnya. Kami masih saling bertemu dan saling bicara.

Tapi sejak kemarin siang aku tak melihatnya di kantor, bahkan  sore sepulang kerja aku langsung ke rumahnya namun tak mendapati siapapun disana, rumahnya terkunci.

Sampai saat ini dia tak ada kabar sedikitpun, Bahkan ponselnya saja pun tidak aktif.

Huft...aku menghela nafasku berat.
'Kamu dimana, Sha? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba seperti ini?' Batinku sambil terus mencoba kembali menghubunginya, tetapi nihil, dia masih belum mengaktifkan ponselnya.

Ku lirik jam baru menunjukan jam 9 lebih. Aku bangkit dari kursi, keluar dan mulai menghidupkan mesin mobilku untuk ku lajukan menuju rumahnya.

Sesampainya disana aku masih tak mendapati mereka, aku terus ketuk pintunya namun tak ada sahutan siapapun.

"Mbak nyari penghuni rumah ini ya? Mereka pergi dari kemarin siang mbak. Bawa tas gede. Sepertinya mereka akan pergi dalam waktu lama." Seorang tetangga memberitahuku yang semakin membuatku khawatir. Dia pergi tapi kemana dan kenapa?

"Oh gitu ya Bu. Tapi maaf apa Marsha ada bilang gak mau pergi kemana"

"Oh gak ada Mbak."

"Ya udah kalau begitu. Makasih ya Bu."

"Iya sama-sama."

Aku pergi meninggalkan rumah Marsha dan langsung menuju sekolahan Marisa, karena biasanya di hari Sabtu dan di jam segini Marisa biasanya sedang latihan ekskul.

Aku keluar dari mobil dan menanyakan jadwal kepulangan latihan ekskul yang diikuti Marisa. Dan ku putuskan menunggunya di dekat pos satpam.

Waktu kepulanganpun sudah tiba, namun setelah kutunggu cukup lama Marisa tak nampak. Aku tanya ke siswa yang baru saja akan melewati ku, kupastikan itu adalah teman ekskul Marisa karena dilihat dari kaos club yang dipakainya sama dengan yang biasa dipakai Marisa, dan ternyata Marisa tak hadir ini.

Aku semakin dibuat bingung harus mencari mereka kemana lagi. Aku bermaksud menghubungi Merry untuk meminta bantuannya, tapi dipikir-pikir lagi hari ini adalah hari liburnya, dan waktunya untuk menghabiskan waktu dengan keluarganya. Aku tidak boleh mengganggunya. Akhirnya ku putuskan untuk menelpon Lius.

"Yus...kamu dimana?"

               "Gue di rumah. Kenapa?"

"Aku samperin kamu yaa."

                "Ok. Sekalian bawa makanan yaa."

"Iyaa."

***

Aku memasuki rumah Lius dan menyapa Alex yang sedang duduk dengan serius dengan game yang sedang dimainkannya.

"Hallo Lex."

"Hai...Zo. sendirian?"

"Huum."

"Kusut amat. Kenapa sih?"

The Butterfly's Secret {GXG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang