Halo men-temen, jumpa lagi dengan aku! Udah siap buat baca chapter terbaru ku belum? Di baca sampai habis ya, jangan lupa vote dan komennya
■□■□Darling□■□■♤Tak lagi sama♤
Hari ini tak seperti biasanya. Atmosfer yang mencengkam menyelimuti tempat kediaman ke-enam gadis itu.
Y/n bangun sedikit telat hari ini. Di dapur sudah ada Irene yang sedang memotong bahan-bahan masakannya.
"Oh, udah bangun? Bangunin yang lain tolong, " ucap Irene dengan nada yang tak enak.
"I-iya."
Berhubung kamar Joy yang paling dekat, y/n membangunkan gadis itu terlebih dahulu. Tak lama kemudian, y/n sudah bersama dengan Joy di ruang tamu. Joy yang masih merasakan kantuk melanjutkan tidurnya di sofa, sementara y/n menyalakan TV.
"Gue bantu gak, Rene? " Suara itu suara milik Wendy yang baru saja turun dari kamarnya."
Gak usah, gak papa. Lagian juga ini udah mau selesai. "
Sungguh kentara dari cara Irene berbicara bahwa Irene bersikap lembut pada Wendy. Irene yang biasanya mengomel saat Wendy kembali ke kamarnya kini sudah tak lagi- ia hanya membiarkannya. Ia bahkan membiarkan dirinya mengerjakan semua pekerjaan dapurnya. Y/n melihat itu semua. Jujur hatinya sakit melihat perbedaan sikap Irene.
"Kak Joy, bangun! "
"Hm? Kenapa sih? Lima menit lagi dah. "
"Kak Wendy ada ngomong apa tentang aku? "
Joy yang membelakangi y/n membuka matanya untuk mendengar apa yang dikatakan y/n. Ia rasa jika dirinya benar-benar bangun y/n tidak akan mencurhatkan isi hatinya, terlebih dari cara berbicaranya yang berbeda.
"Aku bener-bener gak ngelakuin apa-apa, kak. Kalo pun aku ada hubungan dengan kak Chanyeol, aku juga pasti gak akan mau pelukan kayak gitu. Nanti ayahku marah. " Ya, y/n bukan tipe yang begitu menyukai skinship. Ia hanya akan berpelukan dengan teman-teman perempuannya saja.
Y/n kembali bercerita dengan suara kecilnya, "Kalau memang aku salah, kenapa gak langsung bilang aja? Cara kak Wendy itu salah, dia bahkan gak mau dengar apa yang aku bilang. "
Lagi-lagi yang dikatakan y/n itu benar, Wendy sama sekali tidak menerima opini apapun hari itu.
"Kak, aku gak peduli apa opini kakak soal ini. Tapi tolong bersikap sebijak-bijaknya. "
Setelah mengatakannya, Irene datang dengan beberapa mangkuk yang berisikan nasi untuk mereka santap nanti. Sembari menyusun mangkuk-mangkuk itu Irene memerintahkan y/n untuk membangunkan teman-temannya yang lain.
"Panggil yang lain. "
"Iya, kak. "
Y/n langsung bangkit dan menaiki anak-anak tangga itu. Yang paling pertama y/n datangi adalah kamarnya. Karena y/n yakin dua temannya itu belum bangkit dari dunia mimpi mereka.
"Bangunnn! Susah banget sih dibangunin, bangunn! "
Seulgi mau bagaimanapun akan susah dibangunkan. Mungkin jika terjadi gempa pun anak itu akan tetap tertidur.
"Yak, Seulgi Kang! Bangun! Gak bangun gak kebagian makan lhoo... " Ajaibnya mata Seulgi terbuka setelah kata terakhir itu terucapkan.
"Hm? Jam berapa? "
"Jam 12, udah tinggal bangun aja susah amat, sih. "
Setelah mendapatkan omelan dari y/n, akhirnya Seulgi bangun juga. Ia duduk untuk mengumpulkan nyawa-nyawanya yang masih berkeliaran. Kini y/n beralih pada kasur satunya, ia membangun Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILL KILL
FanficMenceritakan tentang pertemanan 6 gadis yang berujung berantakan karena kehilangan salah satu dari mereka. Mereka saling benci,marah,kecewa dan tentunya merasa menyesal juga terhadap kehilangan sahabat mereka itu. (Sudah diremake 1 kali)