CHAPTER X

28 3 6
                                    

Halo men-temen, jumpa lagi dengan aku! Udah siap buat baca chapter terbaru ku belum? Di baca sampai habis ya, jangan lupa vote dan komennya

■□■□Darling□■□■

♤Date night♤

"Mau kemana sih, Pas? "

"Ikut aja udah. Gak gue tenggelamin juga kok, tenang aja. "

Irene meraba tangan Junmyeon yang menutup matanya. Ia tak sabar untuk melihat kejutan yang akan diberikan Junmyeon.

Sejak di mobil tadi ia terus bertanya kemana sekira-kiranya mereka akan pergi? Junmyeon terus menutup matanya.

"TADAA! "

"Ya ampun, ini kamu siapin semua? "

"Gimana? Suka, kan? "

"Ya ampun, alay. "

Junmyeon terdiam sejenak. Wajahnya yang awalnya berseri-seri langsung datar seperti disemen.

"Ahahaha, canda. Tapi ini lo beli sendiri?"

"Iya. "

"Besok-besok gak usah banyak banget gini dah. Guenya gak enakan. "

"Udah gak papa. Sekalian dengan hari-hari aniversary tahun lalu, gue kan gak bisa beliin lo hadiah. Sekalian dengan ultah lo yang kelewat kemarin juga. "

"Yaelah, ngasih hadiah mah formalitas doang. Seenggaknya lo udah inget juga gue udah sujud syukur keknya. "

Junmyeon tertawa mendengar ucapan Irene. Memang sesekali ia lupa dengan tanggal anniversary mereka, tapi tidak selalu.

Junmyeon benar-benar menaruh effort-nya. Dua paperbag berisi pakaian, satunya berisi donat, dan yang paling kecil adalah kalung. Tak sampai situ saja, Junmyeon juga memberikan Irene dengan 50 tangkai bunga mawar asli.

Ia benar-benar ingin membuktikan jika ia sangat mencintai Irene.

"Siap makan, lo mau kemana?"

"Eumm... Museum? Gue akhir-akhir ini pengen ke museum, Pas. "

"Museum ya? Bentar, jam segini museum mana yang gak terlalu rame. "

Junmyeon meraih gawai miliknya untuk mencari museum yang tak terlalu jauh dan tak terlalu ramai dari restoran tempat mereka makan siang.

Irene sibuk sendiri dengan menu makanan yang sudah dipesankan Junmyeon.

"Sip, udah dapet nih. Mau makan dulu? "

"Laper."

"Yaudah."

Kedua insang itu menyantap makan malam mereka dengan khitmat, sesekali mereka melontarkan candaan dan tertawa bersama.

"Pas, kira-kira kalo gue tiba-tiba lari terus teriak lo om-om genit, orang-orang percaya gak? "

Junmyeon menatap Irene dengan tatapan aneh, "Waras?" tanyanya. 

Irene justru menunjukkan deretan giginya dan tertawa kecil.

"Udah belum? Lama banget makannya, " omel Irene.

"Yaudah, ayo! "

Junmyeon membayar bill dan meninggalkan restoran bersama Irene.

Dengan mobil berwarna hitam mengkilat itu, ban mobil Junmyeon berguling laju di jalanan.

"Gue nyalain radio ya? " Irene mengangguk sambil memandang keluar jendela.

Alunan musik yang indah ditemani rintik hujan, merupakan suatu candu bagi banyaknya kita. Namun terkadang hujan juga membawa kenangan.

CHILL KILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang