Halo men-temen, jumpa lagi dengan aku! Udah siap buat baca chapter terbaruku belum? Dibaca sampai habis ya, jangan lupa vote dan komennya!
■□■□Darling□■□■
♠︎Bertemu sang penawar sakit♠︎
Y/n merasa semua ini sudah cukup baginya.
Rekaman pertengkaran, kuku palsu Joy yang tak sengaja terlepas saat mereka sedang bertengkar, dan juga beberapa bagian tubuh yang yang terluka yang difoto secara diam-diam setelah pertengkaran.
Semuanya adalah barang bukti yang akan menjelaskan pada dunia seberapa gilanya mereka yang sering kali hilang kendali.
Sesungguhnya jika ditanya; apakah ia suka memasak? Jawabannya adalah tidak! Y/n terpaksa harus berada di dalam dapur untuk menaruh obat penenang secara diam-diam ke dalam masakan.
Dan sekarang y/n tengah menangis di bangku taman sambil memeluk tas kecilnya yang berwarna kuning itu. Tas itu sangat berharga. Berisikan bukti-bukti dan juga buku dirinya di sana. Sayangnya ia tak tahu harus dibawa kemana barang-barang ini sekarang.
"Bunda..." panggil y/n dengan isakannya yang pilu.
Isakan itu sudah berlangsung selama 20 menit lamanya.
"Ayah..."
Semua ia tumpahkan di depan aliran sungai itu. Ia telah bersumpah untuk tak mengkhianati amanah ini, tapi hidupnya terlalu berat. Selalu dibebani dengan kata-kata mengalah dan mengorbankan diri. Sampai ia lupa untuk membantu dirinya sendiri.
"Ayah aku harus gimana? Kenapa Ayah pergi gitu aja? Aku masih butuh Ayah di sini! "
Angin pun berhembus dengan lembutnya seakan ia ingin menghapus air mata milik gadis itu.
Tiba-tiba di depan wajahnya terdapat tangan seseorang yang memberikannya selembar tisu.
Hal itu tentu membuat y/n kaget!
"Ambil, anjir! Pegel tangan gue dari tadi."
Y/n mengambil tisu itu dengan ragu-ragu sambil mengucapkan terima kasih.
Laki-laki itu tak mengucapkan apa-apa. Ia langsung mengambil duduk di samping y/n.
Kira-kira siapa gerangan laki-laki tampan ini? Ia tak pernah melihatnya di sekitar komplek rumahnya, tapi sepertinya ia pernah melihat wajah ini.
"Kenapa liat-liat? "
"Enggak. Gue ngerasa kayaknya gue pernah liat lo deh beberapa kali."
"Emang, lo pernah tinggal dengan bu Kim, kan? Itu kost-an punya keluarga gue." Y/n mengangguk mengerti.
"Terus lo kenapa? "
"Apanya yang kenapa? "
"Kenapa nangis sendirian di sini? "
"Masalah pribadi, " jawab y/n secara sederhana.
Laki-laki itu hanya mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya ke alam sekitar.
"Eumm... Gue duluan ya. "
Saat ia mengatakan akan pergi, rasanya y/n sangat tak rela. Entah apa yang di benaknya ia justru menahan tangan kekar milik laki-laki itu.
Dasar bodoh! Apa yang ia lakukan? Mereka bahkan tak berbicara sebelumnya, kenapa ia jadi se-blak-blakan ini?
"J-jangan pergi dulu, " mohon y/n membuat sosok insan di depannya kebingungan.
"Sorry kalo lo mau pergi silakan. " Berapa memalukan kejadian ini. Ditambah otaknya harus memproses beberapa waktu sebelum sadar.
Tapi tampaknya pria itu tak terlalu menghiraukan. Ia mengembuskan napasnya kasar lalu kembali duduk di samping y/n. Jujur saja y/n tak menyangka bahwa laki-laki itu akan menuruti permintaan bodohnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILL KILL
FanfictionMenceritakan tentang pertemanan 6 gadis yang berujung berantakan karena kehilangan salah satu dari mereka. Mereka saling benci,marah,kecewa dan tentunya merasa menyesal juga terhadap kehilangan sahabat mereka itu. (Sudah diremake 1 kali)