CHAPTER XX

17 2 5
                                    


Halo men-temen, jumpa lagi dengan aku! Udah siap buat baca chapter terbaru ku belum? Di baca sampai habis ya, jangan lupa vote dan komennya

■□■□Darling□■□■

♤Bukankah semuanya sudah cukup? ♤

Y/n masih terus memikirkan kejadian dua hari lalu. Perilaku Yeri saat itu sangat menghantui pikirannya.

"Ck, masa gak ada gitu hal yang jadi alasan kuat si Yeri jadi kayak gitu. "

"Udah gue bilang, kan? Kesurupan itu anak. "

"Gak logis. Zaman sekarang masih percaya begituan. "

"Yaudah, pikir sendiri sana. "

Y/n memutar bola matanya.Tampaknya laki-laki ini memang tidak asik diajak bicara.

Untuk pertama kalinya sejak pertempuran antara Wendy dan y/n, kini Chanyeol kembali duduk di kafe bersama y/n.

Suasana masih sedikit santai, karena y/n masih menerka-nerka tentang perilaku teman-nya itu.

"Tapi masa iya sih kesurupan?"

Chanyeol mengangkat bahunya, "Mana gue tau. Kan gue asal bicara doang. "

"Lo bener-bener kagak bisa serius, ya? Pulang aja lah sana. "

"Lo yang bayar kopi gue? "

"Bayar sendiri, nyet. "

Chanyeol tertawa. Biasanya gadis di depannya itu hanya akan mengomel-ngomel padanya.

"Oh, iya. Nih! "

"Tas apaan nih? "

"Tas branded, buka aja. Hati-hati ya, mahal. "

"Idih."

Chanyeol membuka tas itu. Ada kamera, kotak kecil berwarna biru, obat-obatan, dan ada beberapa foto yang sudah dicuci juga.

Chanyeol melirik kearah y/n, ia membutuhkan penjelasan.

"Ini semua bukti-bukti yang gue dapetin.

Rekaman mereka bertengkar, foto-foto bagian tubuh mereka yang luka, dan kotak ini isinya kalo gak rambut yang copot gara-gara jambakan, ada juga kuku palsu mereka yang lepas waktu berantem. "

Chanyeol membulatkan bibirnya ngilu. Ungkapan terakhir y/n itu agak mengerikan.

"Thats it. "

[Begitulah.]

"Nice, but how do we take them to the psychiatrist? "

[Bagus, tapi bagaimana cara kita membawa mereka ke psikiater? ]

Y/n tampak berpikir sejenak. Hal itu akan sedikit sulit. Bisa saja Wendy memberontak walau jika Chanyeol yang mengajaknya.

"It's impossible if we lie to them. You know, they're smart. Even some of them are cunning. "

[Rasanya tidak mungkin kita membohongi mereka. Kau tahu, mereka itu pintar. Bahkan sebagian dari mereka itu licik.]

Chanyeol setuju dengan itu. Dulu saat ujian, Wendy pernah bercerita bagaimana liciknya ia saat melakukan ujian dulu.

"Ya Tuhan, ini lama-lama saya jadi Titan aja boleh gak sih?! "

"Hahahaha ntar lo larinya begini, " ucap Chanyeol memperagakan postur tubuh yang gemulai.

"Bodo, capek gue. "

Chanyeol terus tertawa. Ayolah, humornya itu benar-benar rusak. Tak ada hal yang selucu itu di sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHILL KILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang