CHAPTER VII

25 4 5
                                    

Halo men-temen, jumpa lagi dengan aku! Udah siap buat baca chapter terbaru ku belum? Di baca sampai habis ya, jangan lupa vote dan komennya

■□■□Darling□■□■

♤Menagis saja♤

Sebentar lagi jam kedua y/n akan dimulai. Ia harus cepat-cepat menunggu di kelas.

"Y/n! "

Panggilan itu menginstrupsi langkah y/n. Ia berbalik mencari orang yang memanggilnya.

"Huft- dari perpus gue kejar lo tau, gak? "

"Sorry, gue gak nyadar. Napa?"

"Soal Wendy. "

Y/n menghela napasnya. Ia bingung. Akhir-akhir ini semuanya berjalan baik. Tak ada hal rumit yang ia jalani.

"Kenapa? Kalian berantem lagi? " Y/n menggeleng.

"Terus? "

Y/n menatap Chanyeol dengan tatapan bingung. Ia tak tahu cara menjelaskannya.

"Intinya nih ya. Akhir-akhir ini kami emang gak ada berantem hebat, cuman adu mulut aja. "

"Ok? Terus? "

"Ya, gitu. Kami have fun aja kok minggu ini. "

"Syukur dah. Entar kalo ada apa-apa kabarin ya. Gue mau balik. "

"Emang kelas dah siap? "

"Udah. Gue balik ya! "

Y/n hanya mengangguk. Y/n menatap punggung Chanyeol yang menjauh.

FLASHBACK

"Lo y/n kan? Maba dari fakultas kesenian? "

"I-iya. Ada apa ya? "

"Gue anak fakultas kesenian juga, jurusan musik. Gue boleh minta tolong gak? "

Y/n mengangguk saja. Takutnya jika ia menolak, bisa-bisa ia dicibir para senior. Namun tiba-tiba Chanyeol menariknya dengan cukup kuat.

"Lo kenal Wendy? Jurusan seni tari. "

"Kak Wendy? Saya tau namanya, tapi orangnya gak tau yang mana. "

"Ok, gak papa. Jadi gue boleh minta tolong kan? "

"Boleh. Kalo boleh tau mau minta tolong apa?"

"Sebenarnya gue lagi suka sama dia. Tapi gue belum berani ungkapin. " Terjadi jeda di percakapan Chanyeol.

"Tapi gue jumpa ada yang aneh dari dia. "

"Aneh? "

Chanyeol mengangguk, "Iya. Kayak dia itu suka emosional tiba-tiba. Gue pengen tau apa yang terjadi dengan dia. Gue curiga ada yang gak beres dari dia. "

"Jadi saya harus bantu apa, Kak? "

"Gausah formal gitu. Sans aja."

"Gak enak, Kak. Saya baru 2 hari disini, saya takut nanti jadi bahan pembicaraan. "

"Yaudah, terserah aja. Tapi gak papa kok kalo lo mau ngomong santai. "

"Baik, terimakasih, kak. Tapi saya bantu apa ya? "

"Oh, iya. Kalo lo deketin Wendy boleh gak? Bantuin gue pantau gerak-gerik dia. "

"Eumm... Gak tau juga. Karena kak Wendy sendiri kan senior. Saya usahakan ya, kak. "

CHILL KILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang