Prolog

9 2 0
                                    

Di sebuah kota yang dulu damai dan tentram, kini bayang-bayang kegelapan menguasai setiap sudutnya. Warga yang dulu hidup berdampingan dengan saling menghormati, kini terpecah oleh ketidakpercayaan dan ketakutan. Semua bermula ketika pejabat-pejabat kota yang seharusnya menjadi teladan malah terjerat dalam jaring korupsi. Dana pembangunan yang seharusnya mengalir ke proyek-proyek publik kini menguap begitu saja, meninggalkan embun-embun kekecewaan di mata rakyat. Penculikan dan perampokan merajalela, menghantui setiap rumah tangga. Dan yang lebih mengerikan lagi, pemerkosaan menjadi berita sehari-hari—sebuah luka yang tak kunjung sembuh. Kota yang dulu indah kini terluka, dan warga hanya bisa berharap pada cahaya keadilan yang mungkin masih tersembunyi di balik awan kelam.

Di tengah kota yang semakin terkoyak oleh kotornya pemerintahan, fasilitas umum menjadi korban utama. Sekolah-sekolah, yang seharusnya menjadi tempat bertumbuh bagi generasi muda, kini terluka oleh ketidakpedulian dan kecurangan. Gedung-gedung tua dengan dinding retak dan atap bocor menjadi saksi bisu dari masa kejayaan yang pernah ada. Kelas-kelas penuh sesak, dan fasilitas dasar seperti toilet dan air bersih—mereka hanya ada dalam kenangan.

Para murid, terutama di daerah terpencil, harus berjuang melawan keterbatasan. Jarak jauh antara rumah dan sekolah, transportasi yang buruk, serta infrastruktur jalan yang kurang memadai menghalangi akses mereka pada pendidikan yang layak. Berita penculikan dan pemerkosaan yang beredar membuat orang tua khawatir, dan para murid sering kali harus pulang lebih awal, meninggalkan mimpi-mimpi mereka di lorong-lorong gelap.

Namun, di tengah kekacauan ini, ada satu distrik yang masih menyimpan kedamaian. Distrik Arafuru, sebuah tempat yang hanya dapat diakses oleh kalangan elit, menjadi oase di tengah badai. Di sana, sekolah-sekolah memiliki fasilitas yang memadai, dan para murid dapat belajar tanpa rasa takut. Namun, pertanyaannya adalah: apakah kedamaian ini hanya untuk beberapa orang saja? Atau apakah kita semua berhak merasakannya?

I Lost YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang