Rindu.
Hal yang terjadi ketika merindukan seseorang adalah hati gundah hingga mengganggu aktivitas, tenang dan sabar dalam menunggu orang terkasih, atau bertingkah tidak peduli karena dinginnya hati. Terkadang rasa rindu mendatangkan kepedihan karena kerinduan yang dimiliki tidak diperhatikan. Itu yang terjadi jika rasa yang dimiliki melebihi batas dan tidak memiliki pengendalian diri yang baik.
Hal pertama yang ia lakukan dalam menyikapi rasa rindunya adalah meluapkan emosi. Mengingat luapan perasaannya tidak tersampaikan kepada Uchiha Sasuke secara utuh, ia melanjutkan luapan emosinya di depan cermin dan melampiaskannya pada samsak tinju.
Hal itu cukup melegakan.
Sakura menyadari bahwa rasa yang ia miliki mempengaruhi dirinya. Jika hanya berfokus pada cinta, terkadang ia merasa dirinya mudah dibodohi oleh perasaannya sendiri. Ia menyadari bahwa menjauh adalah pilihan yang tepat untuk mengembalikan akal sehatnya dan mendapatkan kedamaian.
Ia tidak ingin menyakiti diri lebih jauh. Ia juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaannya. Cinta membuatnya bingung. Ini terlalu berlebihan. Sudah cukup, ia tidak ingin peduli lagi.
Tapi, ketika mantan membutuhkannya, dia menghilang.
Apa yang dia lakukan selama ini?
Banyak.
Meski pikiran dan hatinya selalu dipenuhi oleh Uchiha Sasuke, tapi dunianya tidak hanya berpusat pada cinta dan pria.
Haruno Sakura dapat melakukan apapun yang ia inginkan.
Apa itu cinta? Apa itu pria?
Dia tidak peduli.
Haruno Sakura membangun benteng pertahanannya.
Kesedihan yang terjadi karena ia terlalu berlarut-larut dalam perasaan berlebihannya. Proses pendewasaan itu penting, dan ia memilih untuk menyibukkan diri dibanding memikirkan seorang pria.
Lalu, ia mendapatkan kebahagiaannya ketika menyendiri. Ia melakukan perawatan diri yang memberi kenyamanan dan kegembiraan. Ia melakukan hobi favoritnya atau memanjakan diri sendiri. Ia kembali mengurangi kegiatannya bermain ponsel dan melakukan banyak aktivitas menyenangkan. Ia juga bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan menekuni bidang keahliannya untuk mengembangkan diri.
Fokus pada diri sendiri.
Ia pun menemukan jati dirinya kembali.
Namun, hal yang tidak ia perkirakan adalah tindakan Uchiha Sasuke.
Ia tahu Uchiha Sasuke lebih sering meneleponnya lebih dulu, tetapi tidak pernah sekalipun ia melihat pria itu terlihat ketakutan hingga menerornya dengan banyak pesan.
Pria itu menebar rayuannya dalam kondisi pasang surut. Tiba-tiba semangat, tiba-tiba mengeluh, lalu mengomel, tiba-tiba menghilang, muncul kembali, lalu ditelan bumi.
Cinta dapat membuat jiwa terpendammu merangkak keluar dari tempat persembunyiannya.
Pria itu lebih terbuka saat mereka melakukan pesan teks atau panggilan suara. Jika mereka bertemu, pria itu bersikap sesuai jati dirinya. Sakura sudah terbiasa akan hal itu, namun kali ini ia cukup terheran-heran.
Jiwa pantang menyerahnya patut diapresiasi. Entah menghubungi karena bosan atau menghilang karena sibuk. Suasana hati pria itu dalam mengirim pesan pun berubah-ubah. Sakura hanya membaca setiap pesan teks yang dikirimkan untuknya dan mengabaikan ponselnya yang bergetar-getar karena panggilan teror tersebut.
Apa itu cinta? Apa itu pria?
Tentu saja, Uchiha Sasuke.
Sakura mengerucutkan bibirnya kesal saat menyadari hatinya kembali terikat pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-2 [ SasuSaku ]
Fanfiction[ proses revisi ] Cinta memberikan rasa sakit, cinta pula yang menyembuhkan. Cinta membuatku bertahan. © pcyraymel