EL-2.9

541 89 4
                                    


Tiga tahun berlalu...


Sakura memejamkan matanya sesaat untuk menenangkan diri. Ia menghela nafas panjang lalu kembali menulis tugas kuliah berupa laporan yang harus ia berikan pada dosen. 

Kata demi kata, paragraf demi paragraf, ia kerjakan berhari-hari disela-sela kegiatan yang semakin padat dari hari ke hari. Ia berjuang mempertahankan nilai perkuliahannya, ia juga membagi waktunya untuk kegiatan komunitas yang ia ikuti. Ia begitu senang ketika mendengar informasi tentang kegiatan pelatihan. Semua hal itu ia lakukan untuk meningkatkan pengembangan diri pada bidangnya. Ia membagi waktunya dengan baik dan terkadang melupakan kegiatan bersenang-senang di platform sosial media.

Ia menikmati kehidupannya. Namun, ia resah karena merindukan seseorang. Pria yang ia rindukan sudah menjalani pendidikannya dan pria itu masih tidak bisa dihubungi.

"Aku tidak bisa berkonsentrasi..." bisiknya lalu memilih untuk bangkit dari posisi duduknya. Ia segera mengambil jaket dan bergerak keluar untuk membeli makanan.

Pintu apartemen itu tertutup.

Dan beberapa menit kemudian, layar ponsel putih yang ada di meja bercahaya. Panggilan masuk muncul, menghasilkan getaran beruntun pada ponsel yang tidak ia bawa.

.

.

.

.

.

Kehidupan menuju dewasa tidaklah mudah dan semua hal itu haruslah diperjuangkan. Tenaga, waktu, dan uang. Tiga bahan bakar dalam hidup. Cara memprioritaskan waktu, tenaga, dan uang memainkan peran yang besar. Keputusan untuk memanfaatkan waktu dengan baik ada di tangan setiap individu. Apa yang ingin diinvestasikan hari ini akan menentukan masa depan. 

Dari proses perjalanan dan perjuangan hidup, mereka memahami arti rindu orang terdekat dan kampung halaman ketika mereka berada jauh dari tempat yang mereka cintai. Mereka, pasukan khusus Tim SWAT.

Uchiha Sasuke menjalani pendidikan di ujung pulau Jepang dimana asrama untuk pendidikan dan pelatihan anggota baru ada di sana. Tempat yang cukup jauh dari kota yang ia rindukan. 

Ini adalah kesempatannya untuk menghubungi orang terdekatnya. Namun, gadis itu tidak menerima panggilan telepon darinya. 

Sasuke kembali termenung ketika menyadari bahwa rekan-rekannya selalu melakukan panggilan video saat berbicara bersama orang terdekatnya, sementara ia hanya melakukan panggilan suara untuk menghubungi Sakura dan gadis itu tidak pernah mengeluh dikala ia mendengar beberapa temannya mengejeknya karena gaya menelepon yang menurut mereka membosankan.

Apakah ini sebuah masalah?

Sasuke mematung sangat lama.

Terkadang ia cukup mempertanyakan ketika Sakura juga jarang menghubunginya. Gadis itu hanya mengirim satu pesan lalu menunggu begitu lama hingga ia membalas pesan tersebut. Waktu berbalas pesan pun tak menentu.

Pertanyaan seperti apakah gadis itu merasa bosan padanya, terpaksa menyesuaikan diri dengannya, atau menemukan pria yang lebih menarik darinya selalu muncul berkali-kali. Sayangnya, pertanyaan-pertanyaan itu tidak pernah ia katakan. Ia memilih mempercayai gadis itu sepenuhnya meski berkali-kali menepis rasa curiga. Ia tidak ingin menambah permasalahan hidupnya dan memperkeruh hubungan mereka.

EL-2 [ SasuSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang