Enjoy your reading
***
"Aku bisa pastiin kita ga akan udahan, kamu kenapa ngomongnya jadi ngelantur si, Na? Aku gasuka."
"Aku juga ga suka,"
Drrtt
Nara menoleh ke arah nakas dan melihat ponsel miliknya bergetar. Tangan gadis itu terangkat menjangkau ponselnya. Mama, nama yang tertera di sana. Dengan cepat gadis itu mengangkatnya.
"Nara, kamu di mana?"
Nara menoleh ke arah Al, dan langsung mendapat anggukan dari pemudanya. "Nara, di Rs Ma,"
"Loh? Ngapain? Bunda kamu nyariin dari tadi"
"Al, demam"
"Al, demam lagi? Yaudah nanti mama sama bunda kamu nyusul ya"
"Iya, Ma"
"Kalian hati-hati"
Tut
"Mama, mau nyusul ke sini. Besok kamu izin aja ya," tutur Nara yang di tanggapi anggukan oleh pemuda di depannya.
"Kamu harus bisa jaga hati, aku ga mau kita udahan,"
Nara mengangguk membuat seutas senyum terbit di bibir Al. "Good girl"
**
"Bunda!!!" Nara kini tengah berada di kamar, berjalan bolak-balik seperti setrika karna barang yang ingin ia pakai hari ini seolah menghilang dari tempat asalnya. "Bunda!! Kunci motor Nara, di mana?!" Gadis itu berjalan ke depan cermin guna menyisir rambutnya yang berantakan.
"Jangan teriak-teriak Nara,"
Nara kini sudah menggendong tas miliknya yang terasa lebih berat dari biasanya, entah apa yang sudah gadis itu masukkan. "Bunda ..., kan bunda yang habis pake," rengek Nara membuat bundanya menghembuskan nafas pelan.
"Bunda lupa, kamu naik taxi aja dulu, ya." Wanita itu berjalan kembali ke arah kompor yang masih menyala.
"Cariin bentar bundaaa, nanti, Nara telat kalo pake taxi,"
"Nanti makin telat kalo cari kunci motor yang ga tau ketemunya kapan," Risma berbalik, dan menemukan anak gadisnya tengah memasang wajah lesu.
"Yaudah, Nara berangkat. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam," jawab Risma setelah Nara melepaskan tangannya dan pergi berlalu.
**
"Seriusan?!, Gue cuma telat 2 menit gerbangnya udah di tutup?" Nara berjalan mondar-mandir di depan gerbang, melihat ke dalam sekolah yang dimana halamannya sudah sepi. "Bener-bener pak Joko, ini." gadis itu berjongkok di depan-samping gerbang.
"Loh, Nara?"
Nara mendongak menatap pemuda di depannya. Gadis itu mengernyit memastikan sosok di depannya benar-benar Abi. "Abi?"
Pemuda itu terkekeh kemudian ikut berjongkok di depan Nara. "Lo telat?, Sama dong." Pemuda itu kembali tertawa membuat Nara tersenyum simpul.
"Kok lo bisa telat si?, Baru hari kedua loh lo sekolah di sini," tanya Nara kemudian.
"Motor gue, tiba-tiba banget ngambek,"
"Wkwk"
"Lo sendiri? Kenapa bisa telat?"
"Kunci motor gue, tiba-tiba banget menghilang dari line,"
Abi tertawa membuat Nara ikut tertawa juga. "Agak garing," celetuk Abi tiba-tiba membuat tawa Nara berhenti berganti dengan tatapan sengit. "Haha, just kiding, Ara"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE STORY
Teen FictionTetangga menikah? Seorang pemuda yang di beri wasiat oleh kakeknya untuk menikahi gadis sebelah rumahnya. Nara Grizelle, gadis manis yang mau tak mau menerima perjodohan ini dan Alfan Damian yang juga tak bisa menolak wasiat kakeknya. ~~~~~~~~~~~~~ ...