OLS~2

34 14 0
                                        

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Keluar dari kelas Nara di sambut oleh kedatangan dua sahabatnya yang langsung memperhatikan Nara yang terlihat aneh. Nara memutuskan kontak mata itu kemudian pergi ke arah toilet dan langsung diikuti oleh kedua sahabatnya.

"Na, lo kenapa?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut El membuat Nara mau tidak mau menjawabnya.

"Gue lagi bad mood aja."

"Lo kok kaya sama siapa aja sii na, cerita aja." Renjana yang sedari tadi terdiam akhirnya buka suara.

"Huh, gue itu-" Nara membuat suasana makin menegang. Kepala mereka bahkan sudah mendekat dengan pendengaran yang mereka tajamkan. "Gapapa."

"NARA ANJIR!"

Tawa elena dan Nara meledak begitu saja saat Jana mengumpati temanya tersebut. Wajahnya terlihat kesal dengan bibir yang berkomat Kamit.

"Udah jana, udah," El menepuk-nepuk nepuk punggung Jana dengan sedikit keras.

~~~~~

"Alfan perhatikan" Bu Diva terlihat kesal dengan tingkah Al. Ia tadi bahkan melempar penghapus papan tulis kearah pemuda tersebut. Al kemudian mendongakkan kepalanya, matanya terlihat merah.

"Kamu tidur Al? Ga sopan kamu ya" guru itu benar benar terlihat marah hingga seisi kelas hanya diam menyaksikan.

"Cuci muka sana, Langit anterin dia!"

"Males banget di anterin dia, saya juga tau kamar mandinya di mana Bu."

"Ngejawab terus kamu, yang ada malah bolos nanti. Ibu gamau tau kamu ga boleh sendiri!"

"Oke saya bawa rey-"

"Kecuali Rey dan Janu"

Pemuda itu berdecak kesal. "Fine fine saya bawa Nara" ia menoleh kearah gadis itu.

Merasa namanya disebut ia ingin protes tapi Bu Diva tidak mengizinkan. Akhirnya ia pun harus mau menemani pemuda tersebut.

Alfan berdiri tangannya terulur menggandeng tangan Nara. Ia melihat wajah gadis itu yang seolah bodo amat kepada dirinya.

Seisi kelas memperhatikan keduanya yang terlihat dekat terutama Alfan yang tiba-tiba menggandeng tangan Nara.

~~~~~

"Inget ga boleh bolos!"

"Ck iya bawel."

Tak lama Alfan keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambut yang basah. Hal itu membuatnya terlihat benar-benar manis. Nara bahkan tak mengalihkan pandangannya.

Alfan yang menyadari bahwa Nara sedang memperhatikannya membiarkan saja. Pemuda itu malah menggodanya dengan melonggarkan dasinya dan mengacak rambutnya.

Nara yang sadar segera mengalihkan pandangannya. Bibirnya berkedut menahan senyum.

Memalukan sekali.

Bibir Al terangkat menciptakan senyum yang manis pemuda itu tahu bahwa istrinya itu sedang salah tingkah.

OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang