OLS~11

17 6 1
                                    

Ada yang nungguin ga nih?
Jangan lupa vote + komen, karna satu vote kalian sangat berharga 💜
Sekian, enjoy your reading 💗

~

"Ayah, liat gambar Ara, bagus kan?" Tanya seorang gadis kecil merentangkan sebuah buku gambar dengan kedua tangannya. Kertas itu terlihat di penuhi warna dengan gambar sebuah rumah, langit, matahari dan burung yang beterbangan.

Pria yang merasa di panggil menoleh, senyumnya ikut terbit. Pria itu mulai membungkuk memperhatikan kertas yang di perlihatkan oleh Ara. "Bagus banget," tangan pria itu mulai mengusap kepala gadis yang rambutnya di kuncir dua itu.

Ara tertawa. "Ayah, tau, ini gambar rumah kita."

"Iya, ayah tau." Pria itu kembali tersenyum lantas kembali menegakkan badannya melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. "Ayah buru-buru, princess di rumah baik-baik ya."

"Ayah,"

"Ayah,"

"Nara,"

"Ayah,"

"Nara, bangun hey, sadar,"

Nara membuka matanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Al yang tengah menatapnya dengan khawatir. Tangan pemuda itu berada di pipinya. Nafas gadis itu tersengal-sengal dan tiba-tiba air matanya jatuh membuat Al menatapnya lekat.

"Lo kenapa? Cerita sama gue," tanya Al. Pemuda itu memegang kedua pundak Nara dan membantunya untuk duduk.

Air mata Nara kembali jatuh, sekarang gadis itu bahkan sesenggukan di hadapan Al yang menatapnya bingung. Al menarik Nara dan memeluknya erat ketika gadis itu membalas pelukannya. Tangan Al mengusap lembut kepala Nara yang rambutnya tergerai.

"Lo kenapa hem?" Al masih terus mengusap kepala Nara, dan sekarang pemuda itu merasa kaosnya telah basah.

"Hiks, gu-gue, mimpiin, a-yah"

Al menghembuskan nafas pelan. "Nangisnya ga usah lama-lama, gue ga suka liat Lo nangis."

"Hem,"

Al merenggangkan pelukannya ketika merasa Nara sudah sedikit lebih tenang. Pemuda itu memegang pundak nara kemudian meletakan kedua tangannya di pipi gadisnya itu. "Lo jelek banget kalo nangis," ucap Al, jari-jari tangannya sibuk menyeka air mata gadis itu.

"Sorry, kaos lo jadi basah."

Al tersenyum kemudian mengangguk. "tapi lo udah gapapa kan?"

Nara diam. Pikiran gadis itu kalut, kenangan kelam dulu seolah berputar bagai kaset yang kembali di nyalakan setelah sekian lama.

"Lo kalo ada masalah, cerita aja ke gue. Bikin gue rumah ternyaman lo," ujar Al dengan menatap lekat manik coklat milik Nara.

Nara mendongak menatap Al yang tengah tersenyum. Pandangan teduh itu seolah terus menghipnotisnya.

"Gue ganteng banget ya?"

Mampus!

Nara mengalihkan pandangannya, yang jelas-jelas kepergok tengah memperhatikan pemuda itu. Sebuah kekehan terdengar di telinga gadis yang tengah susah payah menahan senyumnya.

"Lo mau jalan-jalan ga?"

"Kemana?" Tanya Nara yang masih belum menoleh.

"Lo ngomong sama siapa? Ga ada orang lo disitu."

"Gatau, gue cuma denger suara orang doang tapi orangnya ga keliatan. Apa jangan-jangan setan?"

"Kambing."

~

"Nara!!"

"Masuk aja, pintunya ga di kunci!" Seru Nara dari dalam kamar. Gadis itu kini tengah duduk di meja rias sambil memoles sedikit bedak pada wajahnya. Dirinya memilih menggerai rambutnya karna tanda di lehernya belum juga hilang.

"Lama banget elah," Al duduk di bibir ranjang memperhatikan gadisnya yang sedang sibuk menyisir rambut.

"Lo pake Hoodie?" Gerakan tangan Nara berhenti melihat ke arah kaca yang memantulkan bayangan Al. Dirinya juga melihat Al yang mengangguk menanggapi pertanyaannya.

"Diluar gerimis."

"Jadi? Ga jadi jalan?" Nara berbalik menghadap Al yang langsung menatapnya.

Al terkekeh geli. "Lo pengen banget ya jalan sama gue?"

"Ih, yang bener?!"

"Jadi kok, jadi"

"Pake payung gitu?"

Al berdiri menghampiri Nara yang terlihat menautkan alisnya. "Pake Hoodie, biar couplean." Tangan kanan Al mengangkat sebuah Hoodie bewarna hitam persis seperti yang dirinya kenakan.

~

"

Al, foto dulu!"

Al menghembuskan nafas pelan kemudian menghampiri gadisnya di depan meja rias. Tangannya merangkul pinggang Nara membuat gadis itu sedikit tertegun. "Udah,"

"Ah, iya" Nara merasa gugup. Dirinya kembali mengalihkan pandanganya ke arah kaca.

"Ah, Al Lo ngapain nafas di situ si?" Nara berbalik mendorong tubuh Al yang menempel padanya kemudian mematikan ponsel dan menaruhnya di saku Hoodie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, Al Lo ngapain nafas di situ si?" Nara berbalik mendorong tubuh Al yang menempel padanya kemudian mematikan ponsel dan menaruhnya di saku Hoodie. "Udah ayo,"

"Idih iyi, Nara ah sensi banget lo. Tungguin gue, bini macam apa lo?!" Al berlari mengejar Nara yang sudah keluar kamar terlebih dahulu.

~

Update lagi yuhuuu
Gimana bab ini?
Gimana kabarnya kalian? Semoga sehat aja yaa
Jangan lupa vote dan komen ya💜
Love sekebon buat kalian💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜





OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang