OLS~1

48 14 0
                                        

~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

"mau di bantuin ga?"

"pake nanya, Lo juga kan di hukum." Jawab Nara sebal, pasalnya remaja di samping pintu itu hanya terus memperhatikannya.

Dua anak muda itu kini berada di perpustakaan, keduanya di hukum karna terlambat. Tadinya Al ingin putar balik tapi ketos sudah melihat keduanya dan melarang mereka untuk pulang.

"Lagian lo dari tadi asik sendiri perasaan."

Pemuda itu kemudian meletakan sapunya dan berjalan kearah rak buku.

"Ini beneran yang atas kosong semua?" Tangan Alfan mengambang, melihat semua rak atas yang sama sekali belum ada isinya.

"Nanya terus," sahut Nara tersebut sambil meletakan buku buku itu ke rak.

"Makanya cil makan yang banyak kek biar tinggi." Pemuda itu kemudian tertawa membuat sang gadis merasa geram. "Harunya bunda sama mama kita itu peka lah, cape banget kemaren, sekarang masij harus dihukum." Ujar Al dengan tangan sibuk menyusun buku-buku itu.

DUUKK

"Ahss"

"Eh Lo kenapa?" Pemuda itu langsung meletakan buku yg ia pegang dan segera memeriksa lengan kecil Nara.

"Gapapa, kepentok dikit doang." Sahutnya sambil terus meringis kecil.

Al memeriksa lengan gadisnya. Dari wajahnya terlihat sekali gadis itu sedang menahan rasa perih.

"Kegores," ucap Alfan ketika melihat darah yang keluar dari tangan istrinya.

"Aw jangan dipegang." Ujar Nara. Tangannya terlihat gemetar.

Kemudian pandangan pemuda itu tertuju ke lemari buku. ia melihat dengan jelas ada paku yang muncul disana.

"Lo tunggu sini gw cari kotak obat dulu bentar,"

"Iya"

Pemuda itu berlari keluar dari perpustakaan.

Nara kemudian berjalan kearah tempat di mana orang orang biasanya membaca buku masih dengan memperhatikan tangannya yang tergores.

Terdengar derap langkah yang terburu buru dan memperlihatkan seorang pemuda yang membawa sebuah kotak putih. Al berjalan kearah di mana istrinya itu berada. Ia kemudian mulai mengikat rambut Nara yang tergerai itu.

Pemuda itu duduk tepat di samping tempat duduk Nara dan memperhatikan wajah gadisnya itu yang terlihat meringis. Al kemudian mulai mengambil kapas dan menuangkan obat di atasnya, menempelkannya pada luka Nara.

"Aw pelan" tangan Nara bergetar dengan wajah yang meringis.

"Sakit banget ya?"

~~~~~

OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang