OLS~20

12 3 0
                                    

Enjoy your reading

**
"Ayo naik."

"Gue—"

"Naraa, ayo, jangan gini," desak Langit ketika Nara hanya diam di samping motornya. Sedangkan dirinya sudah duduk manis.

"Maksud lo apa?"

"Maksud gue, ayo naik. Lo nungguin apa? Nungguin Al? Dia ga akan jemput lo."

"Lo kenapa si, Lang?"

"Lo yang kenapa, Naraa. Gue dah ngasih tau jawaban gue dengan syarat lo temenin gue ambil gitar dan gue anter pulang lo cuma ikut. Apa susahnya?"

"Lo kenapa si? Denger ya, gue GA MINTA lo ngasih tau, Lo ngasih tau sediri," tekan Nara. Gadis itu sedikit menjauh dari motor Langit dan berpindah ke depan pemuda itu.

"Oke, gue salah. Sekarang ayo naik."

***

"Mau ikut masuk?" tanya langit ketika keduanya sudah sampai di depan tempat perbaikan alat musik. Pemuda itu memperhatikan Nara yang terlihat melamun. Langit menjentikkan jarinya di depan wajah Nara membuat sang gadis sedikit mengerjap. "Mau ikut masuk?" tanya Langit sekali lagi.

"Engga."

"Masih marah? Gue minta maaf, gue tadi—"

"Engga, gue ke toko buku dulu,"

"Em," Langit mengangguk. "Hati-hati," ujar Langit membuat Nara mengangguk kemudian berbalik dan mulai melangkah ke toko buku di samping tempat perbaikan alat musik.

'kalo marah makin manis'

~~

Nara berjalan memasuki kawasan toko buku tersebut. Gadis itu memutar badan melihat sekelilingnya di penuhi buku-buku yang beragam. Novel, sejarah, pengetahuan, komik—mungkin. Nara berjalan di antara rak-rak buku di sana.

"Beli, engga, beli, engga, beli, engga— ah beli aja." Gadis itu mengangkat salah satu buku novel yang pernah dirinya baca di sebuah aplikasi baca online dengan part yang sudah tidak lengkap. "Gue peluk Lo," celetuk Nara.

Nara berjalan ke arah kasir. "Ada yang lain kak?"

"Maaf banget mas, saya bukan playgirl,"

Kasir laki-laki itu terkekeh di balik maskernya, terlihat dari bahunya yang bergetar dan matanya yang menyipit. "Totalnya Rp. 89.990, satu rupiahnya mau di donasikan?"

"Mas, bilangnya 90 ribu gitu." Nara membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan uang senilai seratus ribu untuk di berikan  kepada laki-laki di depannya.

"Biar aesthetic kak." Laki-laki tersebut memberikan buku dengan kembalian uang Nara. "Terimakasih, datang kembali."

Nara berlalu meninggalkan bangunan seperti surga itu. Gadis itu berjalan ke arah motor Langit yang memperlihatkan pemuda itu di atas motor sambil menggendong tas gitar. Langit tersenyum mendapati Nara yang berjalan ke arahnya.

"Dari tadi?"

"Engga, nih pake helmnya, kita pulang."

"Oke."

***

"Langsung mandi, gak baik mandi terlalu sore," ujar Langit membuat Nara mengangguk. "Gue pulang dulu."

Nara masuk ke dalam rumahnya setelah motor milik Langit menjauh. Gadis itu tertegun ketika melihat Al tengah duduk di kursi ruang tamu bersama ponsel di tangannya.

OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang