OLS~8

30 11 0
                                        

Pesan dari author nih
Yang pasti jangan terlalu banyak berharap
Sekian, enjoy your reading 💗

~

Al tersenyum smirk, memperhatikan Nara dari atas yang terlihat gugup. Pemuda itu kemudian meletakkan tangannya di bibir ranjang, mendekatkan wajahnya dengan sebelah tangan yang dengan tiba-tiba mendorong pundak Nara.

Gadis itu tertidur dengan kaki menjuntai kelantai sedangkan kaki Al mengungkung pergerakan kaki Nara. Tangan kirinya memegang kedua tangan Nara dan diletakkannya di atas kepala gadis itu.

Wajah Nara memerah diperhatikan oleh Al. Pemuda itu kembali menyeringai ketika Nara terlihat benar-benar gugup. Tangan dan kaki gadis itu bahkan tak mau diam.

Posisi mereka kurang lebih gitu, tapi tangan Nara dua-duanya dipegang pake tangan kiri Al terus di taro di atas kepalanya Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Posisi mereka kurang lebih gitu, tapi tangan Nara dua-duanya dipegang pake tangan kiri Al terus di taro di atas kepalanya Nara. Hais bayangin sendiri lah ya.

"Al, gue teriak ni!"

"Teriak aja, siapa juga yang mau nolongin." Manik hitam itu lekat melihat kedua manik gadisnya.

"BUN- hhmpp"

Nara memejamkan matanya merasakan benda kenyal menempel di bibirnya. Gerakannya lembut itu membuat Nara seolah enggan melepaskannya.

Dengan perlahan Al melepaskan cekalan tangannya. Tak ada perlawanan. Tangan pemuda itu menyelinap di tengkuk leher gadisnya menekannya, seolah meminta lebih.

Nara merasakan paru-parunya panas. Gadis itu memukul dada bidang Al membuat pemuda itu melepaskan tautan mereka. Al menegakan badannya, memperhatikan gadisnya yang terlihat menghirup sebanyak-banyaknya oksigen.

Gadis itu kembali duduk, Al terkekeh memperhatikan wajah gadisnya yang terlihat memerah.

Duukk

"ANJING"

"MAMPUS!"

Al memegangi bokongnya yang lagi-lagi mencium lantai. Tatapan pemuda itu langsung tertuju pada gadis yang kembali memegang bantal di tangannya.

Nara berdiri dan menghampiri Alfan, mengangkat tinggi-tinggi bantal di tangannya kemudian memukulkan pada punggung pemuda itu.

Keduanya tertawa bersama dengan Alfan yang berlari dan Nara mengejarnya sambil membawa bantal di tangannya. Kamar mereka menjadi sangat berantakan karna ulah keduanya.

Bruk

"Sshh"

"Ha- Nara, lo kenapa?"

Al kaget ketika berbalik dan menemukan Nara terduduk di lantai sambil meringis kecil. Pemuda itu segera menghampiri gadisnya.

"Lo kenapa?" Al berjongkok dan memperhatikan tubuh Nara yang terduduk itu.

"Kaki gue keseleo deh kayanya sshh"

"Yang mana?"

"Ini" Nara menunjuk kaki sebelah kanannya yang terlihat merah kebiruan. "Aw, Al, jangan di pegang"

Tanpa persetujuan Nara, Al menyelinap tangan di tengkuk dan lutut gadis itu kemudian mengangkatnya dan membawanya ke bibir ranjang.

Al kemudian kembali berjongkok dan memegang kaki kanan Nara. Pemuda itu mulai mengurut pelan kaki gadisnya tersebut.

"Aw,"

"Tahan bentar" pemuda itu kembali melanjutkan kegiatannya. Dan sesekali terdengar ringisan kecil keluar dari bibir gadisnya.

"Udah enakan?"

Nara mengangguk menanggapi pertanyaan pemuda itu.

"Yaudah lo istirahat," Al membantu Nara berbaring dan menyelimuti tubuhnya.

"Al" Al yang hendak beranjak kembali berbalik karna tangannya di tahan, dirinya kembali duduk di samping nara. Manik pemuda itu masih setia memperhatikan gadisnya. "Besok Jana sama El mau ke sini, gue boleh kan ngomong soal hubungan kita?"

"Boleh, besok Rey sama Janu juga sekalian aja di kasih tau nanti gue ngomong sama mereka suruh ke sini."

"Hem, lo tidur di sini aja," Nara menepuk tempat kosong di ranjangnya.

"Lo yakin, serius? Ga bakal nyesel kan?"

Nara menggeleng. Dan dengan senang hati Al melompat ke ranjang kemudian memakai selimut yang sama.

"Good night Al"

"Good night, love you"

Nara berbalik memunggungi pemuda itu. Kemudian memakai selimut hingga sebatas leher. "Love you more" gumam Nara pelan.

~

"Al, ini lo yang bikin kan?!"

"Apa sayang?" Suara pemuda itu terdengar serak yang membuat Nara merinding sendiri.

"Ini apa?" Nara menunjuk lehernya yang terdapat banyak tanda. Pagi tadi ia merasa lehernya pegal. Gadis itu membuka ponsel untuk melihat keadaan lehernya, dan di sana terdapat banyak kiss mark.

"Oh itu, itu hasil karya gue. Bagus kan?"

Buk buk

"Sayang kok jahat banget sih,"

"Lo kok jadi alay banget si, ih" Nara bergidik. "Mending lo mandi nanti keburu yang lain dateng,"

"Morning kissnya dong cantik,"

"Bau Al, ck. Gosok gigi dulu sana, hus hus."

Al kemudian duduk dan ikut bersandar di kepala ranjang. Pemuda itu menyandarkan kepalanya di pundak Nara.

"Nara, liat ni,"

Cup

"AALL!"

~

Belum sesuai ekspektasi?
Makanya pantengin, pasti ada masanya.
Jangan lupa vote, karna satu vote kalian sangat berharga💜
Makasih buat yang udah baca💜💜
Buat yang vote sama komen 💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

OUR LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang