"Tuk tuk tuk, Kathrin... aku pulang," ucap Helisma sembari mengetuk pintu kayu itu.
Banyak yang bertanya-tanya kenapa ada bangsawan yang tidak tinggal di istana. Itu karena sistem kasta masih diterapkan di Kerajaan Valerian. Hanya keluarga utama yang tinggal di istana, sedangkan keluarga cabang atas dan bawah diberi kompleks perumahan di dekat istana.
"Iyaa, Kakak..." teriakan lembut itu keluar dari balik pintu, membelai indra pendengaran Andaress. Tak lama berselang, pintu kayu itu terbuka, memperlihatkan seorang gadis manis dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
"Udah pulang, Kak?" sambungnya.
"Belum, aku masih di kandang ngasih makan kuda," sarkas Helisma sembari melenggang masuk ke dalam rumah. "Omong-omong, lihat tuh, aku bawa siapa."
Kathrina kebingungan, ia menoleh ke kanan dan kiri, tapi tidak melihat siapa pun. "Apasih, Kak? Nggak ada siapa-siapa kok," teriaknya kepada Helisma yang entah terdengar atau tidak.
Kathrina pun menutup pintu dan menguncinya karena merasa tidak ada siapa pun yang dibawa kakaknya. Namun saat ia berbalik, Andaress muncul dengan sedikit teriakan, dia melakukan itu menggunakan sihir tentunya.
"DOR!"
"ASTAGA, ANDARESS!" teriak Kathrina kaget sambil menampar bahu kanan Andaress.
"Aduh, kasar banget sih cewek," rintih Andaress sambil mengelus bekas tamparannya.
"Masa bodoh," ucap Kathrina cepat kemudian mencubit kasar pinggang kanan Andaress.
"A-aduh, iya iya, ampun ampun jangan disitu, Kathrin. Kakakmu tadi nebas aku dua kali di situ," ucap Andaress menahan teriakan, dan tangannya memegang tangan Kathrina, berusaha menahan cubitannya.
"Dasar..." ucap Kathrina malas sambil membuang muka kemudian melepaskan cubitannya.
"Ayolah, seperti inikah sambutanmu setelah sekian lama kita tak bertemu," ucap Andaress memelas.
Kathrina melirik Andaress sinis tanpa melepaskan wajah sebalnya itu.
Andaress pun merentangkan tangan kemudian tersenyum dan berucap pelan kepadanya, "Do you miss me?"
Kathrina menghela napas dan tersenyum. Ia kemudian mendekat dan memeluk Andaress hangat. Andaress pun melingkarkan tangan kiri ke punggungnya, membalas pelukan tersebut, sedangkan tangan kanannya menuju ke belakang kepalanya, mendorong menenggelamkan wajah Kathrina di dadanya.
"Kamu pergi sangat lama. Sesulit itukah menemukan tanaman itu?" bisik Andaress lembut di telinganya.
Kathrina menggeleng pelan, kemudian mengangkat kepalanya menatap ke arah Andaress. "Tidak sulit untuk menemukannya, tapi memang lokasi tanaman itu cukup susah untuk diraih," sambungnya.
Andaress melepas tangannya kemudian menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi Kathrina. "Tidak ada hal buruk yang terjadi padamu kan?"
Kathrina memegang tangan Andaress di pipinya, menutup mata, kemudian tersenyum dan menggeleng pelan.
Tiba-tiba ada handuk yang terbang cukup kencang menghantam wajah Andaress.
"HEI!" seru Andaress ke arah lemparan tersebut. Ternyata, pelakunya adalah Helisma.
"BURUAN MANDI, GA KASIAN APA KATHRIN DISURUH NYIUM BAU KANDANG."
Andaress tertawa kecil sambil melepaskan Kathrina. "Baiklah, baiklah, aku akan mandi," jawabnya, kemudian mengedipkan mata ke arah Kathrina. "Tunggu sebentar, ya."
Kathrina tersenyum malu, lalu mengangguk. "Aku akan menyiapkan sesuatu yang spesial untukmu di meja makan."
Andaress bergegas menuju kamar mandi, meninggalkan Helisma dan Kathrina di ruang tamu. Helisma menghampiri adiknya."Dia memang selalu membuat kejutan, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux Mondes (Gitkathmuth 😁)
Fiksi Penggemar(update tiap akhir pekan) "I can't do it, Helisma. Aku gabisa buat kathrina jatuh cinta lagi." "Maafin aku, Gita. Aku gabisa biarin kamu jatuh di tangan kathrina." "Jangan menangis, cantik. Hal terakhir yang ingin aku lihat adalah senyumanmu."