-takdir profesi menyatukan cinta lama kembali dalam misi perdamaian-
ketika dokter magang menyelamatkan tentara yang bersimbah darah di unit gawat darurat, betapa terkejutnya melihat wajah lelaki tampan terbujur kaku di bangsal adalah seseorang yang...
"Kehilanganmu adalah mimpi terburuk dalam hidupku"
-grace Ahlia-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
entah kenapa aku cinta banget soundtrack ritme The k2 cocok banget sama part ini
⚠️guys!! kejadian cerita ini murni adalah fiksi karangan saya semata jadi mohon maaf jika ada kesalahan dan tidak masuk di akal . . . .
2 bulan kemudian...
Seorang tentara berbalut rompi hitam anti peluru berlambangkan militer tengah berjongkok mengendap-ngedap di balik roda Tank tempur, wajah paripurna ditutupi sebilah kain hitam hanya menampilkan kedua pasang mata teduhnya, sebuah senapan SS-2 pindand adalah salah satu senjata Api paling mematikan didunia kini bertenger menyilang didada bidang sang ketua.
Inilah dia dijuluki singa 9 nyawa, tak kenal kata takut, tak ada yang bisa membunuhnya kecuali malaikat pencabut nyawa
-Kapten Alzeidan Perkasa- kapten pasukan perdamaian indonesia di perbatasan lebanon
"Lapor! singa 1 kapal target kini sudah mendekati perbatasan, ganti"
" bersiaplah" balas Zein melalui HT Army digengaman tanganya
Kapal diduga mata-mata pembawa Narkoba kini berlabuh tenang di perbatasan, terlihat beberapa pria berjas hitam memasang muka santai melambaikan tangan dari kejauhan, menggunakan teropong Zein dapat melihat di saku jas mereka begitu menonjol artinya masing-masing mereka mengantongi senjata Api.
"Komandan, Sepertinya mereka sudah tahu kita akan menangkap mereka?" ujar Wira bersiap dengan senapanya, dikuti Aliansi pasukan kapal militer mereka
Zeidan menarik sudut bibirnya seolah merasa tertantang
"jangan terburu-buru biarlah kita ikuti dulu permainan mereka" Zein memberikan kode kepada tim nya menurunkan senapan mereka.
Kapal tersebut semakin mendekat dan berpapasan dengan kapal militer, seorang pria berkepala plontos dengan jas dan kaca mata hitam memberikan senyum hangat kepada pasukan Zein.
"Salam Hormat kepada Aliansi perdamaian" Pria tersebut memberi hormat mengangkat telapak tangan rapat dan ditempatkan pada pelipisnya.
Zein hanya tersenyum simpul didalam kain penutup wajahnya, lalu mengerahkan pasukanya memeriksa seluruh muatan angkutan kapal tersebut.
