17. gadis cantik palestina

590 17 0
                                    

"Cemburu adalah cara hatiku memberitahu dunia bahwa aku ingin menjadi satu-satunya bagimu."

-grace Ahlia-

budayakan vote sebelum baca biar ga lupa!

jangan jadi silent reader guys! jejak dari kalian sangat berharga buat author pemula seperti aku.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Tap!

bunyi langkah makin jelas terdengar mendekat,sejurus kemudian Una merasakan bahu kirinya ditepuk.

"kakak cari apa didapur?"

deg!

"anjir! kunti disini sopan banget ngomongnya" batin una gemetar, kini ia malah menutup kedua telinganya.

"Ampun mba kunti! saya ga niat ganggu mba, sumpah pengen masak indomie doang" una tak ingin menoleh kebelakang semakin menundukan wajahnya takut, namun ia merasakan deruh angin menerpa, nampaknya sang empu merubah posisi berdiri didepanya.

"saya bukan kunti mba hallo, I'm human" Wanita gaun putih itu melambaikan tangan didepan muka una agar una segera membuka mata.

una membuka mata perlahan mengerjab beberapa kali, diluar ekspektasinya kini tengah berdiri seorang gadis cantik bak dewi didepanya, kulit seputih susu, netra mata warna zamrud begitu menyala, rambut hitam tergerai panjang segelap malam.Namun gaun putih dipakai wanita itu terlihat bercak darah wajah cantiknya juga penuh luka lebam

"oh mba orang ya? maaf saya kaget kirain kunti, mba pakek baju putih-putih lagi" ucap una mengelus dadanya lega.

"Assalamualaikum kakak dokter ya?" tanya sang gadis cangung netra zamrudnya menatap intes una yang mengenakan hijab.

"eh iya walaikumsalam, kenalin saya dr.Husnalia, boleh panggil husna, una, maimuna, asal jangan dipanggil hus jatuhnya ngusir hehehe" una mengulurkan tangannya, spontan sang gadis menjabat tangan una sambil tersenyum kecil

"Saya Rania kak, saya orang palestina namun berdarah indonesia, pasukan indonesia menyelamatkan saya dari baku tembak kemarin dan menempatkan saya dibawah perlindungan perbatasan ini sementara waktu" tutur gadis tersebut menatap una sayu

"ouhh..pantes mukanya spek yalili, orang palestine toh" batin una mengerti

"nanti kamu ikut saya ke tenda medis ya, luka kamu harus segera diobati jangan di biarin aja" Rania hanya menganguk mantap seraya tersenyum hangat

"kakak ada perlu apa? biar saya bantu kebetulan saya lagi beres-beres dapur" tawar Rania

"wah..thank you Rania, saya mau masak mie aja si"

final mission(on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang