17. Makan Siang Bersama

876 160 48
                                    

Kini Jennie bersama Rosie dan Sean sudah berada di sebuah restaurant untuk menikmati makan siang mereka gara-gara Sean yang memaksa untuk makan siang bersama.

Sementara menunggu makanan mereka tiba, mereka mengobrol dengan santai bahkan Jennie juga sudah tidak bersikap dingin lagi.

"Lo tidak merasa aneh atau jijik karena Rosie memanggil lo Daddy? Bukannya kalian itu sepupu?" tanya Jennie.

Sean tersenyum tipis "Kenapa aku harus merasa aneh atau jijik? Lagian Rosie masih kecil," santainya "Tapi, ada sesuatu yang kamu tidak tahu,"

"Apa itu?" bingung Jennie.

"Aku bukan anak kandung Alexa,"

"Nde!?"

Sean terkekeh kecil ketika melihat wajah kaget Jennie.

"B-Bagaimana bisa?" tanya Jennie.

"Aku benci Alexa," ujar Sean. Raut wajahnya kelihatan tenang namun kata-katanya dipenuhi oleh dendam "Park Jiyeon. Itu nama Mommy kandung aku. Alexa itu hanya selingkuhan Daddy aku. Mommy aku meninggal waktu aku berusia 5 tahun. Dan Daddy aku akhirnya menikahi Alexa. Alexa tidak pernah menerima kehadiran aku. Dia hanya berpura-pura bersikap baik kepada aku ketika Daddy ada bersama. Dan seperti apa yang aku katakan kepada kamu, Alexa meninggalkan aku dipanti asuhan setelah Daddy aku meninggal," jelasnya.

Jennie mengangguk paham. Sekarang dia tahu kenapa Sean tidak ingin membalas dendam kepada dirinya yang sudah membunuh Alexa.

"Jadi itu artinya lo tidak ada ikatan darah sama Rosie," komentar Jennie.

Sean mengangguk singkat "Tapi tetap saja aku sepupu tiri Rosie karena Daddy aku menikah sama Alexa,"

"My, Chie mau yu," ujar Rosie yang sudah bosan bermain dengan boneka tupainya.

"Rosie makan dulu ya," bujuk Jennie.

"Chie mau yu," pinta Rosie bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

Jennie pula sudah merasa bingung. Tidak mungkin dia menyusui sang anak disana karena dia tidak membawa kain untuk melindungi asetnya.

"Tunggu sebentar," ujar Sean bergegas keluar dari restaurant.

Tidak lama kemudian, dia kembali dengan membawa jas kerja miliknya "Pakai ini saja,"

"Thanks," Jennie akhirnya menyusui sang anak dengan menggunakan jas milik Sean untuk menutupi asetnya.

Sementara Jennie menyusui sang anak, Sean pula memutuskan untuk memainkan ponselnya dan mengabaikan Jennie agar wanita itu merasa nyaman.

"Cudah My," ujar Rosie bergegas bangkit dari pangkuan sang Mommy.

"Sudah kenyang?" tanya Jennie bergegas merapikan bajunya.

"Eung!" sahut Rosie.

"Ayo sama Daddy," panggil Sean.

Dengan segera Rosie merentangkan kedua tangannya sehingga Sean langsung saja menggendongnya.

Bersamaan dengan itu, makanan yang dipesan oleh mereka juga sudah tiba.

"Biar aku saja yang menggendong Rosie. Kamu bisa makan," ujar Jennie.

Namun Sean menggeleng "Tidak apa-apa. Kamu makan saja. Biarkan Rosie bersama aku,"

Dia mendudukkan Rosie diatas pangkuannya.

"Mamam! Chie mau mamam!" pekik Rosie menatap berbagai jenis makanan yang ada diatas meja itu dengan mata yang berbinar-binar.

"Tadi katanya sudah kenyang," kekeh Sean menoel pipi gembul Rosie dengan gemes.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang