15. Musuh Baru?

937 173 66
                                    

Selesai membeli ice cream yang diinginkan oleh sang anak, Jennie berganjak duduk dibangku kosong yang ada sementara Rosie pula diletakkan diatas meja didepannya.

"Mommy suapin ya," ujar Jennie.

Rosie mengangguk patuh. Matanya sudah berbinar-binar menatap ice cream yang dipegang oleh sang Mommy.

Untuk pertama kalinya, Rosie akhirnya bisa mencicipi ice cream.

"Bagaimana rasanya?" tanya Jennie yang terkekeh kecil ketika melihat reaksi sang anak.

"Ninin tapi Chie cuka!" sahut Rosie.

Mata Jennie melotot ketika kedua tangan mungil anaknya itu sudah mengambil ice cream dari tangannya.

"Pelan-pelan Rosie," dengan buru-buru Jennie mengambil tisue dari tasnya lalu dia membersihkan tangan dan mulut sang anak yang sudah kotor itu.

"Tuhkan. Baju kamu juga sudah kotor nih," keluh Jennie.

Rosie hanya tersenyum dengan tidak bersalahnya. Mulutnya masih menjilat ice cream yang berada digenggamannya itu.

"Rosie suka ice cream hurm?"

Jennie mendongak menatap sosok yang berbicara itu "Lim," gumamnya dengan pelan.

Limario tersenyum dan berganjak duduk dibangku didepan Jennie "Kenapa kamu ada disini? Siapa yang sakit?"

"Adiknya Irene," sahut Jennie dengan singkat.

"Irene punya adik? Waktu di kampus dulu, dia tidak pernah ngomong apa-apa soal adiknya," bingung Limario.

"Itu bukan urusan lo," cuek Jennie.

Dahi Limario mengernyit "J, kamu berubah,"

"Karena gue bukan Jennie yang dulu lagi," balas Jennie.

Limario menghela nafasnya dengan kasar "Kamu marah sama aku?"

"Gue tidak ada waktu untuk marah sama orang asing,"

"Orang asing? Hey, aku ini sahabat kamu J"

Jennie menatap Limario dengan tajam "Sahabat? Memangnya sahabat itu pergi disaat sahabatnya membutuhkan sandaran? Ck, lo tidak lebih dari pecundang Lim!" tanpa aba-aba, Jennie langsung menggendong Rosie lalu dia bergegas menghampiri kasir untuk membeli ice cream pesanan dari sahabatnya itu.

Limario pula menatap kepergian Jennie dengan tatapan yang sulit diartikan. Hah~ sepertinya sulit untuk dia meluluhkan kembali hati sang gadis.


"Nih ice cream kalian," ujar Jennie memberikan ice cream kepada Jisoo dan Joy.

"Lama banget lo," dumel Joy.

"Gue menemani Rosie makan ice cream di kantin rumah sakit," jelas Jennie berganjak duduk dibangku dengan sosok Rosie yang duduk dipangkuannya.

"Pantesan saja baju Rosie kotor," sambar Jisoo.

Jennie tersenyum tipis "Rosie antuasis banget pas makan ice cream,"

"Nty, Chie mau," pinta Rosie menatap ice cream yang dimakan oleh Jisoo dan Joy.

"Hey, kamu sudah makan banyak ya," balas Joy.

"Minta dikit," pinta Jennie.

"Heh! Nanti anak lo sakit kalau makan banyak ice cream," balas Jisoo.

"Kalau sakit tinggal ke rumah sakit. Apa gunanya rumah sakit ini kalau tidak bisa menyembuhkan anak gue? Apa perlu gue hancurkan rumah sakit ini?" santai Jennie.

"Fix, ini ciri-ciri manusia yang tolol," ujar Joy.

Jisoo mengangguk setuju "Bucin yang bikin dia menjadi tolol. Bulol,"

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang